Bencana Longsor Tarakan

Pjs Gubernur Kaltara Teguh Setyabudi Sambangi Lokasi Longsor di Tarakan, Ingatkan Persoalan IMB

Kali ini Pjs Gubernur Kaltara, Teguh Setyabudi, kunjungi lokasi bencana tanah longsor yang ada di Kota Tarakan Kalimantan Utara.

Editor: Budi Susilo
DOK TRIBUNKALTIM.CO
Walikota Tarakan, dr Khairul saat berkunjung kedua kali di lokasi tanah longsor bersama Pjs Gubernur Kalimantan Utara, Teguh Setyabudi, Selasa (29/9/20). (DOK TRIBUNKALTIM.CO) 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Kali ini Pjs Gubernur Kaltara, Teguh Setyabudi, kunjungi lokasi bencana tanah longsor yang ada di Kota Tarakan Kalimantan Utara. Ingatkan permasalahan IMB.

Pejabat sementara atau Pjs Gubernur Kaltara, Teguh Setyabudi mengatakan yang lebih diutamakan saat ini adalah penanganan korban bencana tanah longsor di sejumlah wilayah yang ada di Kota Tarakan.

Antara Pemprov Kaltara dan Pemkot Tarakan, kata dia, sudah bekerja sama karena ini menyangkut dua urusan, ada urusan Pemprov dan urusan Pemkot.

Reboisasi dan sebagainya, ia katakan perlu dikaji dahulu, sehingga tindakan yang diambil sekarang adalah langkah-langkah sementara agar kejadian tanah longsor tidak terulang lagi.

Baca juga; Antisipasi Curah Hujan Tinggi, Walikota Tarakan Minta Warga Korban Tanah Longsor Dievakuasi

Baca juga; Hutan Lindung Mulai Gundul, Walikota Tarakan Harap Bisa Reboisasi Cegah Longsor

Baca juga; Proses Evakuasi Korban Longsor Memakan Waktu 6 Jam, PMK Tarakan Akui Semua Medan Sulit

Baca juga; G30S/PKI - Kesaksian Putri DI Panjaitan, Kejamnya PKI Membunuh sang Ayah, Ditembak hingga Diseret

"Misalnya seperti membuat saluran air, masalah tindak lanjut yang sifatnya permanen masih kita akan kaji, apakah reboisasi dulu atau kah mungkin relokasi warga. Kita belum ambil keputusan yang buru-buru," sebutnya.

Ia juga menyampaikan masalah izin mendirikan bangunan (IMB) perlu diperhatiakan

"Tapi pastinya Pemerintah Kota Tarakan jauh lebih memahami terkait masalah IMB yang ada di Kota Tarakan ini," tutur Teguh.

Evakuasi Korban Butuh 6 Jam

Berita sebelumnya. Kasi Ops Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tarakan (PMK Tarakan), Irwan mengakui kesulitan saat melakukan evakuasi terhadap korban karena medan tanah longsor yang juga sulit.

"Kendala dan kesulitan pasti ada karena cuaca hujan dan gelap," ujar Irwan kepada Tribunkaltara.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (29/9/2020).

Meski begitu, ia selalu mengutamakan keselamatan petugas. "Sebelum mengevakuasi korban, kita pelajari dahulu situasi sekitarnya," tuturnya.

Diketahui, PMK Tarakan sudah berada di lokasi longsor sejak Senin (28/9/2020)  pukul 01.45 Wita.

Kebetulan lokasi longsor tak jauh dari lokasi laporan banjir dari seorang warga sehingga tak perlu waktu lama menuju lokasi tanah longsor di Kelurahan Karang Anyar.

Musibah tanah longsor tak hanya satu lokasi sehingga PMK Tarakan pun membagi kelompok agar semua lokasi tanah longsor dapat terjamah. "Jam 05.30, kita balik ke markas," ujarnya.

Tak berhenti di situ, sesampai di markas, pihaknya kembali menerima laporan kejadian kebakaran.

Seusai tugas memadamkan kebakaran, PMK Tarakan langsung kembali ke lokasi longsor untuk melaksanakan pembersihan sisa-sisa lumpur.

"Sudah selesai. Semua personel dikerahkan, kecuali yang piket di markas, sektor barat, dan sektor utara," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 14 warga menjadi korban tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah di Kota Tarakan, Senin (28/9/20) kemarin.

Dari 14 korban tersebut, 11 diantaranya meninggal dunia dan 3 korban lainnya selamat dari maut.

Amiruddin, Kepala Basarnas Tarakan mengatakan, 11 korban jiwa yang meninggal dunia terdiri dari 4 lokasi yang berbeda.

Lokasi pertama yakni di Kelurahan Juata Permai dengan jumlah korban 7 orang, 4 di antaranya meninggal dunia.

"Tiga korban selamat, satu korban yang selamat ini masih menjalani perawatan di RSUD Tarakan," ucapnya.

Selanjutnya, lokasi kedua yakni Kelurahan Kampung 1 Skip, terdapat 3 korban yang dievakuasi, namun tak terselamatkan.

Baca juga: Di Mata Najwa, Najwa Shihab Jadi Halu, Bicara dengan Kursi Kosong, Terawan Menkes Paling Low Profile

Baca juga: Ibu dan Anak di Pontianak Tewas Terkapar di Lantai Rumah, Korban Terima Ancaman Dibakar dan Dibunuh

Lokasi ketiga di daerah Gunung Selatan, di mana terdapat 3 korban meninggal dunia yang merupakan 1 keluarga.

Lokasi keempat berada di Kelurahan Karang Anyar Pantai. Di lokasi ini ada satu korban yang dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia.

"Kami memang sudah dapat warning dari BMKG, menginfokan bahwa tanggal 27 sampai 29 September itu akan terjadi anomali cuaca yang sangat ekstrem," jelasnya.

Amiruddin menuturkan, struktur tanah di lokasi kejadian longsor ini rawan sekali untuk terjadinya longsor.

"Pada pukul 02.00 dini hari terjadi pergeseran dan menimpa rumah-rumah warga yang berada di 4 kampung ini," ucapnya.

Antisipasi Curah Hujan Tinggi

Hujan lebat diperkirakan masih akan terjadi di wilayah Kalimantan Utara beberapa hari kedepan.

Guna mengantisipasi hal itu, Walikota Tarakan dr Khairul meminta warga korban tanah longsor di sejumlah wilayah yang ada di Kota Tarakan untuk dievakuasi.

"Langkah pertama dalam situasi kondisi begini, hujan deras, curah hujan tinggi, daerah-daerah yang rawan (longsor) kita minta dievakuasi dulu. Jadi jangan dulu ditempati rumahnya," ujar dr Khairul, Selasa (29/9/2020)

Langkah kedua, pihaknya berencana untuk membuat turap-turap sederhana di lokasi rawan longsor.

Baca Juga:UPDATE Musibah Tanah Longsor di Kota Tarakan, Sampai Saat Ini Sudah 13 Korban Jiwa

Baca Juga:Tanah Longsor di Tarakan, 6 Korban Meninggal Dunia Termasuk Pasangan Suami Istri

"Itu sudah pernah dilakukan dibeberapa tempat dulu dan katanya cukup berhasil. Itu yang saya minta tolong direncanakan secara sistematis, terstruktur dan masif, " Jelasnya.

Alumni Universitas Hasanuddin Makassar ini juga mengimbau warga, untuk tidak membangun bangunan di daerah-daerah yang memiliki kemiringan di atas 30 drajat.

"Kondisi cuacanya begini, kita sarankan untuk mengungsi dulu sampai nanti betul-betul kondisinya membaik lagi," terangnya.

Pria kelahiran 1964 ini juga mengatakan, penghijauan lahan mesti dilakukan kembali terutama hutan-hutan di daerah miring.

"Tadi malam sudah kita diskusikan bagaimana planingnya untuk mencegah longsor berikutnya. Tapi kan kalau dipakai lagi untuk membangun ya nanti akan kejadian (tanah longsor) lagi," tutupnya. 

(Tribunkaltara.com/Risnawati)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved