Bencana Tanah Longsor di Tarakan
Proses Evakuasi Korban Longsor Memakan Waktu 6 Jam, PMK Tarakan Akui Semua Medan Sulit
Kasi Ops Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tarakan (PMK Tarakan), Irwan mengakui kesulitan saat melaksanakan evakuasi karena medan tanah longsor
Penulis: Risnawati |
TRIBUNKALTIM.COM, TARAKAN- Kasi Ops Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tarakan (PMK Tarakan), Irwan mengakui kesulitan saat melakukan evakuasi terhadap korban karena medan tanah longsor yang juga sulit.
"Kendala dan kesulitan pasti ada karena cuaca hujan dan gelap," ujar Irwan kepada Tribunkaltara.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (29/9/2020).
Meski begitu, ia selalu mengutamakan keselamatan petugas.
"Sebelum mengevakuasi korban, kita pelajari dahulu situasi sekitarnya," tuturnya.
Diketahui, PMK Tarakan sudah berada di lokasi longsor sejak Senin (28/9/2020) pukul 01.45 Wita.
Kebetulan lokasi longsor tak jauh dari lokasi laporan banjir dari seorang warga sehingga tak perlu waktu lama menuju lokasi tanah longsor di Kelurahan Karang Anyar.
Musibah tanah longsor tak hanya satu lokasi sehingga PMK Tarakan pun membagi kelompok agar semua lokasi tanah longsor dapat terjamah.
"Jam 05.30, kita balik ke markas," ujarnya.
Tak berhenti di situ, sesampai di markas, pihaknya kembali menerima laporan kejadian kebakaran.
Seusai tugas memadamkan kebakaran, PMK Tarakan langsung kembali ke lokasi longsor untuk melaksanakan pembersihan sisa-sisa lumpur.
"Sudah selesai. Semua personel dikerahkan, kecuali yang piket di markas, sektor barat, dan sektor utara," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 14 warga menjadi korban tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah di Kota Tarakan, Senin (28/9/20) kemarin.
Dari 14 korban tersebut, 11 diantaranya meninggal dunia dan 3 korban lainnya selamat dari maut.
Amiruddin, Kepala Basarnas Tarakan mengatakan, 11 korban jiwa yang meninggal dunia terdiri dari 4 lokasi yang berbeda.
Lokasi pertama yakni di Kelurahan Juata Permai dengan jumlah korban 7 orang, 4 di antaranya meninggal dunia.