Virus Corona
Jokowi Kembali Sorot Kinerja Menteri, Isyarat Reshuffle Kabinet? Tak Puas Program yang Digulirkan
Jokowi kembali sorot kinerja Menteri, isyarat reshuffle Kabinet Indonesia Maju? Tak puas program yang digulirkan
TRIBUNKALTIM.CO - Jokowi kembali sorot kinerja Menteri, isyarat reshuffle Kabinet Indonesia Maju? Tak puas program yang digulirkan.
Di pandemi Virus Corona yang makin meningkat di Indonesia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyorot kinerja para menterinya.
Jokowi mengaku belum puas dengan program yang digulirkan menteri di Kabinet Indonesia Maju selama pandemi covid-19.
Sebelumnya, Jokowi juga pernah memberikan sorotan, bahkan ancaman reshuffle melihat kinerja para Menteri.
Presiden Joko Widodo lewat sebuah pernyataannya, mengaku belum cukup puas terhadap upaya dan sejumlah program yang telah digulirkan.
Termasuk kinerja para menterinya yang ia nilai masih bisa ditingkatkan dengan upaya-upaya tersebut.
• Positif Covid-19, Donald Trump Ajukan Pertanyaan Soal Kematian, Kondisi Tanda Vital Presiden Bocor
• Terjawab, Abdul Rozak Gadaikan SK PNS, Ayah Ayu Ting Ting Tak Ambil Gaji 9 Tahun, Jumlah Fantastis
• Siap-Siap Cek Rekening, BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 Hanya 618 Ribu Karyawan, Cek kemnaker.go.id
• Terjawab di Instagram, Anies Baswedan Punya Cara Unik Tepis Isu Terpapar Covid-19 Bareng Wagub DKI
"Saya ingin menteri-menteri lebih baik lagi bekerja mencari program yang lebih tepat sasaran.
Semua harus terus kita perbaiki."
Presiden Joko Widodo lewat sebuah pernyataannya, mengaku belum cukup puas terhadap upaya dan sejumlah program yang telah digulirkan.
Termasuk kinerja para menterinya yang ia nilai masih bisa ditingkatkan dengan upaya-upaya tersebut.
"Saya ingin menteri-menteri lebih baik lagi bekerja mencari program yang lebih tepat sasaran. Semua harus terus kita perbaiki."
Berkenaan dengan hal tersebut, Mantan Wali Kota Solo ini mengajak masyarakat untuk tidak ragu dalam memberikan usulan-usulan terhadap perbaikan kebijakan ke depan.
Dirinya juga telah memerintahkan Menteri Dalam Negeri untuk membuka keran masukan terhadap kebijakan-kebijakan.
Tujuh bulan penanganan pandemi memberikan banyak hal yang dapat dipelajari dan disesuaikan dari waktu ke waktu.
covid-19 penyebab pandemi yang hingga kini terus dipelajari dan berkembang dalam ranah keilmuan, menuntut penanganan dan kebijakan yang adaptif mengikuti perkembangan tersebut dengan disertai penyesuaian terhadap karakteristik masyarakat.
• Bukan 32 Kali, Pesangon PHK di Omnibus Law RUU Cipta Kerja Hanya 25 Kali Gaji, Sudah Ketuk Palu
"Misalnya, pembatasan sosial.
Saya kira harus kita sesuaikan.
Untuk itu, saya menekankan pentingnya Pembatasan Sosial Berskala Mikro."
"Kita buat lebih terarah, spesifik, tajam, dan fokus mengatasi masalah covid-19 tapi tidak membunuh ekonomi dan kehidupan masyarakat," kata Jokowi.
Menurutnya solusi terbaik untuk menangani pandemi ini harus terus dikembangkan dan dicari.
Apa yang dinilai sebagai solusi terbaik yang sudah diterapkan di suatu negara belum tentu dapat diterapkan persis di negara-negara lain oleh karena perbedaan kondisi di tiap-tiap negara.
"Jadi kita pun harus terus menyesuaikan diri mencari cara terbaik yang paling cocok dengan situasi kita," ucapnya.
Kepala Negara turut menyampaikan apresiasinya kepada para dokter, tenaga medis, TNI, Polri, hingga ASN yang hingga kini masih berjibaku bersama untuk membantu penanganan pandemi ini sekaligus mengingatkan masyarakat akan pentingnya berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Tidak kalah pentingnya adalah peran serta masyarakat untuk berubah. Menyesuaikan diri untuk menaati protokol kesehatan. Lakukan dengan disiplin 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," tuturnya.
Terakhir, Jokowi memanjatkan doa dan berharap agar bangsa Indonesia dapat segera melalui ujian dan tantangan ini.
"Saya percaya, jika kita saling melindungi, saling membantu, dan saling megingatkan satu sama lain, kita akan mampu melalui masa sulit ini," tandasnya.
• Kabar Gembira untuk Jutaan Guru Honor, Ada BLT dari Pemerintah, Menaker Berikan Sisa BSU ke Menkeu
Strategi Jokowi
Jokowi kembali menegaskan bahwa sejak awal aspek kesehatan masyarakat merupakan prioritas utama pemerintah.
"Kesehatan masyarakat, kesehatan publik, tetap nomor satu, tetap yang harus diutamakan. Ini prioritas," ujarnya.
Beriringan dengan prioritas tersebut, pemerintah juga mengeluarkan tindakan untuk meminimalkan dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi.
Menjadikan kesehatan masyarakat sebagai prioritas bukanlah berarti harus mengorbankan aspek ekonomi, apalagi bila hal itu berkaitan dengan kehidupan masyarakat luas.
"Jika kita mengorbankan ekonomi, itu sama saja dengan mengorbankan kehidupan puluhan juta orang. Ini bukan opsi yang bisa kita ambil. Sekali lagi, kita harus mencari keseimbangan yang pas," tuturnya.
Selama berbulan-bulan tersebut, pemerintah selalu berupaya memperoleh dan menjaga keseimbangan itu melalui langkah-langkah dan kebijakan yang diambil.
Presiden menilai, penanganan pandemi di Indonesia tidaklah buruk. Tentunya perbandingan yang digunakan untuk menilai hal itu haruslah tepat.
"Kalau Indonesia dibandingkan dengan negara kecil yang penduduknya sedikit, tentu perbandingan seperti itu tidak menggambarkan keadaan sebenarnya," ucap Jokowi.
• Jelang Penutupan Bursa Transfer, AC Milan Bakal Beri Kejutan, 2 pemain Baru Merapat
Bila dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk besar, kasus penyebaran dan tingkat kematian akibat covid-19 di Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara-negara dalam kategori yang sama tersebut.
Berdasarkan data terakhir per 2 Oktober misalnya, Indonesia berada pada posisi 23 di tingkat kasus positif covid-19 dari semua negara-negara di dunia dengan jumlah sebanyak 295.499 kasus.
Di atas Indonesia, terdapat sejumlah negara yang juga berpenduduk besar dengan jumlah kasus yang terpaut jauh bila dibandingkan negara Indonesia.
Misalnya Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 7.495.136 kasus, disusul India dengan 6.397.896 kasus, Brazil dengan 4.849.229, dan Rusia dengan 1.194.643 kasus.
• CITRA Positif Mata Najwa Bisa Rusak, Aksi Najwa Shihab Wawancarai Kursi Kosong Terawan Disesalkan
"Dalam hal ekonomi, pencapaian kita juga tidak jelek. Ekonomi kita menurun, betul. Ini fakta."
"Tapi mana ada negara yang tidak menurun ekonominya (dalam situasi ini). Bahkan, ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi lebih parah," urai Jokowi.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Belum Puas dengan Kinerja Bawahan, Jokowi: Saya Ingin Menteri-menteri Lebih Baik Lagi, https://www.tribunnews.com/corona/2020/10/04/belum-puas-dengan-kinerja-bawahan-jokowi-saya-ingin-menteri-menteri-lebih-baik-lagi?page=all.