Dipolisikan Relawan Jokowi, Azas Tigor Nilai Najwa Shihab Sudah Disanksi Soal Wawancara Kursi Kosong
Dipolisikan relawan Jokowi, Azas Tigor nilai Najwa Shihab sudah disanksi soal wawancara kursi kosong
TRIBUNKALTIM.CO - Dipolisikan relawan Jokowi, Azas Tigor nilai Najwa Shihab sudah disanksi soal wawancara kursi kosong.
Najwa Shihab kembali jadi perbincangan setelah aksinya mewawancara kursi kosong menjadi viral.
Aksi ini dilakukan presenter Mata Najwa itu lantaran Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tak kunjung datang memberi penjelasan soal penanganan Virus Corona.
Bahkan, Najwa Shihab terancam dipolisikan Jokowi.
Pengamat kebijakan publik Azas Tigor Nainggolan menilai jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab tidak perlu sampai dilaporkan.
Hal itu ia sampaikan terkait viralnya tayangan Mata Najwa yang mewawancarai kursi kosong sebagai tanda absennya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Menurut Azas Tigor, terlalu berlebihan jika melaporkan Najwa Shihab karena membuat tayangan tersebut.
• TERKUAK! Motif dan Alasan Relawan Jokowi Laporkan Najwa Shihab ke Polisi Hingga Somasi Trans7
• Alasan Relawan Jokowi akan Laporkan Najwa Shihab ke Polisi Terkait Wawancara Kursi Kosong Terawan
• Gara-gara Wawancara Kursi Kosong, Najwa Shihab Akan Dilaporkan Tim Relawan Jokowi ke Polisi
• Relawan Jokowi Benarkan Akan Laporkan Najwa Shihab ke Polisi, Terkait Wawancara Kursi Kosong Terawan
Selain itu, menurut Tigor, Najwa sudah cukup mendapat sanksi sosial dari publik.
Diketahui Ketua Tim Relawan Jokowi Bersatu berencana melaporkan presenter yang akrab disapa Nana itu ke Polda Metro Jaya.
"Saya rasa enggak perlu dipolisikan.
Toh Najwa sudah mendapatkan hukuman sosial dari publik atas acara wawancara kursi kosong," komentar Azas Tigor, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (6/10/2020).
Diketahui tayangan wawancara kursi kosong itu telah ditoton 2,7 juta kali di kanal YouTube Najwa Shihab.
Menurut Azas Tigor, Najwa Shihab sudah banyak mendapat kritikan karena memilik aksi mewawancarai kursi kosong.
"Najwa sudah dikritik ulang oleh publik dan memang begitulah sanksi sosial yang sesuai diterimanya," jelas advokat tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, Najwa Shihab mengungkapkan alasannya ingin mengundang Menkes Terawan terkait penanganan pandemi covid-19.
Ia menilai Menkes Terawan adalah pejabat publik yang paling tepat berbicara tentang pandemi yang turut melanda Indonesia.
"Tak ada yang lebih otoritatif selain menteri untuk membahasakan kebijakan-kebijakan itu kepada publik, termasuk soal penanganan pandemi," kata Najwa Shihab, Selasa (29/9/2020).
"Selama ini, penanganan pandemi terkesan terfragmentasi, tersebar ke berbagai institusi yang bersifat ad-hoc, sehingga informasinya terasa centang perenang," lanjutnya.
• TRANSFER Liga Italia, Putuskan Gabung Juventus, Buruan Utama AC Milan Diserang, Dianggap Bodoh!
• Kunci Jawaban Belajar Dari Rumah TVRI Kelas 4-6 SD, Selasa 6 Oktober 2020, Jaring-jaring Makanan
Najwa menyebutkan dirinya banyak mendapat titipan pertanyaan dari masyarakat untuk Menkes.
Maka dari itu, baginya tayangan Mata Najwa perlu mengundang Terawan.
Ia menegaskan, undangan yang disampaikan berulang kali tersebut bukan tantangan yang harus dipenuhi Terawan.
Meskipun begitu, Najwa Shihab menilai masyarakat berhak mendapat informasi yang sebenar-benarnya terkait pandemi.
"Meneruskan berbagai permintaan itu, undangan ini kami sampaikan. Undangan ini bukanlah tantangan atau sejenisnya," terang Najwa.
"Tapi, benar-benar harapan agar info dan kebijakan penanganan pandemi ini bisa diperoleh langsung dari pemegang kewenangan," tambah jurnalis tersebut.
Tanggapan Pakar Komunikasi
Dosen Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Wisnu Prasetya Utomo turut menanggapi absennya Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan dari undangan jurnalis Najwa Shihab.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam cuitan di akun Twitter @wisnu_prasetya, diunggah Senin (28/9/2020).
Diketahui Najwa Shihab sudah berulang kali mengundang Menkes Terawan dalam tayangan Mata Najwa.
Meskipun begitu, Terawan selalu menolak hadir.
Setelah berulang kali mengundang, Najwa Shihab memutuskan mewawancarai kursi kosong sebagai ganti absennya Terawan.
Tayangan tersebut kemudian menuai sorotan publik, termasuk peneliti media sekaligus dosen Wisnu Prasetya.
Ia bahkan menyebutnya sebagai 'momen terbaik' selama pandemi.
"Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong yang mestinya diduduki Terawan adalah salah satu momen terbaik dalam jurnalisme televisi di Indonesia selama pandemi," cuit Wisnu Prasetya.
• Skema Total Football Juventus Jadi Lebih Sempurna, Pirlo Ganti Formasi Lama, Duet Chiesa Dybala
• AC Milan Tutup Bursa Transfer Dengan Nasib Tragis, Stefano Pioli Dibuat Pusing Soal Lini Pertahanan
Ia membandingkan dengan stasiun televisi dari negara lain yang pernah menggunakan cara sama untuk menyindir pejabat publik.
"Di negara lain mewawancarai kursi kosong bukan hal baru. Di Indonesia, yang saya tahu ini baru pertama kali," ungkap Wisnu.
"Dan ia menjadi ilustrasi yg baik dalam menggambarkan bagaimana pihak yg bertanggung jawab terhadap kondisi krisis enggan bersikap transparan."
Ia menyertakan tautan video wawancara di stasiun televisi Inggris Sky News.
Awalnya pihak Sky News hendak mengundang seorang menteri dari Partai Konservatif, tetapi undangan itu tidak dipenuhi meskipun sudah ada janji.
Contoh lain yang ia sertakan adalah saat stasiun berita BBC mengundang Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
"Ini contoh lain: presenter senior BBC mewancarai kursi kosong yang mestinya diduduki Perdana Menteri Inggris Boris Johnson," tulis Wisnu.
Ia turut menyertakan tautan video yang menampilkan momen itu.
Wisnu menilai banyak pertanyaan yang perlu dijawab Terawan terkait penanganan covid-19 dan hal itu disampaikan oleh Najwa.
"Pertanyaan-pertanyaan Najwa adalah pertanyaan-pertanyaan dan kejengkelan kita selama ini," komentar pegiat media ini.
"Pelajarannya: pejabat-pejabat yang bertanggung jawab dalam situasi krisis tapi tidak mau bersikap transparan layak dikursikosongkan di televisi. Biar transparan beneran," tutup Wisnu.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Soroti Wawancara Kursi Kosong, Azas Tigor Sebut Najwa Shihab Tak Perlu Dipolisikan: Hukuman Sosial, https://wow.tribunnews.com/2020/10/06/soroti-wawancara-kursi-kosong-azas-tigor-sebut-najwa-shihab-tak-perlu-dipolisikan-hukuman-sosial?page=all.