Nenek Sebatang Kara 40 Tahun Tinggal di Gubuk Beralas Tanah Penuh Sampah, Bersyukur Dibuatkan Rumah

Ruangan berukuran 4x2 itu nampak bersih. Wangi pewarna ruangan yang baru diaplikasikan sedikit menyengat.

Penulis: Heriani AM | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, DWI ARDIANTO
Penampakan rumah Mbah Sarni setelah direnovasi. Mbah Sarni mengaku bersyukur dengan kebaikan yang ia terima. (Tribunkaltim/Dwi Ardianto) 

Kronologinya ketika Anggiat, melihat postingan kawannya di Facebook, yang membantu nenek sebatang kara menjual 7 anjing dan beberapa kucing peliharaannya. Ia lalu membicarakan hal itu kepada Hanny.

"Ada orang yang membantu si nenek menjual anjing dan kucingnya, karena tidak mampu lagi merawatnya. Namun kita fokusnya, ini nenek sebatang kara," ujar Anggiat.

Saat bertandang, dengan bekal bahan pokok ditangan waktu itu. Anggit dan Hanny melihat kediaman Sarni tidak layak untuk lansia.

 Bahkan dihuni manusia. Bau menyengat mendominasi, dari sampah-sampah yang ditumpuk di sana.

"Hanny waktu itu bilang, bukan sembako. Yang dia butuhkan tempat layak menghabiskan masa tua. Bersih dan jauh dari penyakit," lanjutnya.

Keduanya lalu menggalang dana. Terkumpul lebih kurang Rp4 juta untuk merombak gubuk. Dana berasal dari sumbangan kolektif teman sekantor Anggit, Fruits Cafe dan Coolfogg Balikpapan.

"Kami galang dana lewat media sosial. Instagram dan Facebook Hanny Salon, media sosial pribadi juga. Terkumpul Rp4 juta, sisanya dari Hanny Salon," ujar Hanny, owner rumah kecantikan tersebut.

Baca juga: Diduga Sakit Hati Karena Dipecat, Pria di Mojokerto Tega Bunuh Lansia Tetangganya Sendiri

Baca juga: Bukan Hanya Bela Veronica Tan, Alasan Lansia Ini Hina Ahok Terkuak, Sikap Warganet Bikin Ketagihan

Membutuhkan waktu seminggu untuk mengerjakan perbaikan rumah, dilakukan bersama tim Hanny Salon. Anggiat bahkan menyewa truk pengangkut sampah, karena volume barang bekas itu mendominasi.

"Kendalanya bukan membersihkan sih. Nenek sendiri tidak mau rumahnya direnovasi. Dibujuk-bujuk terus, dari awal datang, selang 3 hari kita baru benar-benar memperbaiki rumahnya," tambah perempuan berambut panjang ini.

Menurut Hanny, Mbah Sarni memiliki ketakutan, jika rumahnya bagus, akan diambil alih oleh kerabat pemilik tanah. Namun dengan berbagai pengertian, Mbah asli Jombang inipun mengerti dan ingin.

"Semoga nenek bisa hidup layak karena disini sebatang kara. Dan mungkin jika ada yang memiliki rezeki berlebih, bisa menyalurkan pada orang yang tepat.

Di luaran mungkin banyak yang menyalurkan dana, tapi pada orang yang tidak tepat," tutup Hanny.

(Tribunkaltim.co/Heriani)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved