Pilkada Kukar
Pendukung Edi Damansyah-Rendi Solihin Targetkan Kemenangan 80 Persen Pilkada Kukar di Anggana
Calon Wakil Bupati Kutai Kartanegara Rendi Solihin mendapat sambutan sejumlah tokoh masyarakat dan Forum RT Sungai Meriam.
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG – Calon Wakil Bupati Kutai Kartanegara Rendi Solihin mendapat sambutan sejumlah tokoh masyarakat dan Forum RT Sungai Meriam, saat berkunjung ke Anggana belum lama ini.
Di antaranya adalah Haji Rustam, serta Ketua Forum RT Desa Sungai Meriam Amir Aras.
Berbagai program unggulan yang diisiapkan Edi-Rendi, mendapat antusias masyarakat.
Tidak hanya sebagai inovasi kemajuan masyarakat pesisir, tetapi juga keberlangsungan serta peningkatan ekonomi masyarakat Kukar.
Baca Juga: Kecewa Terhadap UU Cipta Kerja Disahkan, Serikat Pekerja di Balikpapan Desak untuk Direvisi
Baca Juga: Piatur Pangaribuan Akademisi Hukum: UU Cipta Kerja Dinilai Banyak Memberikan Manfaat
Baca Juga: Pandangan Piatur Pangaribuan Atas UU Cipta Kerja: Terlalu Lama Cuti, Orang akan Tidak Produktif
Amir Aras yang juga Ketua RT 16 di Desa Sungai Meriam mengatakan, pihaknya akan berupaya memenangkan Edi - Rendi dalam Pilkada Kukar ini dengan presentasi kemenangan 80 persen.
Kemenangan tersebut kata Amir, layak diperoleh Edi - Rendi yang selama ini telah memperjuangkan masyarakat Kukar.
Baik saat Edi Damansyah menjabat sebagai Bupati Kukar, maupun Rendi Solihin saat menjabat anggota DPRD Kukar.
"Kami bersyukur diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada Cawabup kita. Semoga aspirasi yang kami sampaikan ini, bisa terealisasi saat kepemimpinan beliau," ujar Amir Aras.
Tak hanya terkait pengembangan infrastruktur, warga Anggana juga berharap dorongan pemerintah untuk meningkatkan pemasukan ekonomi kerakyatan. Baik di bidang UMKM, maupun sektor perikanan.
Baca Juga: Serikat Buruh Bersama DPR Bentuk Tim Perumus RUU Cipta Kerja
Baca Juga: Buruh Menolak Keras Sistem Kejar Tayang RUU Cipta Kerja yang Dipaksakan Pemerintah dan DPR
Apalagi, Anggana juga menjadi salah satu daerah yang dengan basis ekspor komoditi hasil perikanan dan kelautan.
Salah satunya udang ekspor yang saat ini cukup terimbas akibat wabah Corona atau covid-19.
"Untuk program Rp 50 juta untuk satu RT menurut kami sangat bagus sekali. Selain bisa cepat penyerapannya, juga tepat sasaran," ujar Amir.
Salah satu tokoh yang turut memberikan restu kepada pencalonan Edi Damansyah - Rendi adalah Haji Mangkana dan Haji Idris. Rendi Solihin meminta restu secara langsung di rumah Haji Idris di RT 2 no 86, Desa Kutai Lama.
Ia juga menggelar makan siang sambil beristirahat di rumah tokoh sekaligus pengusaha asal Anggana itu.
Haji Idris pun tak segan memberikan nasihat dan harapan terhadap kepemimpinan Edi - Rendi. Di antaranya, tetap sering turun kemasyarakat jika sudah mendapat amanah sebagai kepala daerah.
"Kami mendoakan yang terbaik buat Pak Edi Damansyah dan Ananda Rendi. Dikabulkan hajat mereka," ujar Idris.
Rendi Solihin juga sempat melakukan ziarah di makam ulama penyebar Islam di tanah Kutai, yakni Syaikh Tuan Tunggang Parangan.
Tuanku diketahui Tunggang Parangan yang diketahui bernama Habib Hasyim bin Musaiyah, berkelana dari negeri Yaman untuk mengajarkan agama Islam di Nusantara.
Didukung Partai Solidaritas Indonesia
DPW Partai Solidaritas Indonesia Kalimantan Timur ( PSI Kaltim ) menyatakan sikap politiknya dengan mendukung pasangan calon atau Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah - Rendi Solihin dalam Pilkada Kukar.
Paslon tersebut dinilai berpihak pada generasi milenial. Pada Minggu, (27/9/2020) kemarin, Ketua DPW PSI Kaltim Novita Rosalina dan Ketua Bapilu PSI Kaltim Tino Rindengan menggelar silaturahmi dengan Edi Damansyah -Rendi Solihin.
Pertemuan digelar di markas pemenangan Edi-Rendi, di Jalan Arwana, Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.
Para pimpinan PSI Kaltim tak sekedar menyampaikan saran, melainkan juga apresiasi terhadap kepemimpinan Edi Damansyah saat menjabat Bupati Kukar.
Novita pun mengaku siap, jika kedepannya turut dilibatkan dalam berbagai kegiatan untuk membangun Kukar. Terutama dalam hal keterlibatan generasi milenial yang menurutnya sangat potensial.
Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur Ditunda, Garap Masterplan dan Infrastruktur Dasar Saja
Sementara itu, Tino menyebut, selama ini figur Edi Damansyah sudah menjadi contoh pemimpin yang tidak mendiskriminasi kaum milenial saat menjabat sebagai kepala daerah.
Hal itu sudah diamati PSI Kaltim jauh-jauh hari. Bahkan ketika Edi Damansyah menjabat sebagai Sekkab Kukar.
Termasuk pilihannya menentukan Rendi Solihin sebagai Cawabup Kukar. Kepemimpinan Rendi Solihin diharapkan bisa menjadi salah satu penyemangat bagi kaum milenial untuk bisa berkontribusi untuk Kutai Kartanegara.
"Kami melihat itu jauh-jauh hari, banyak kegiatan-kegiatan anak muda tidak cuma seremonial tapi yang sifatnya sangat nyata. Pak Edi dan Rendi menunjukkan keberpihakannya kepada generasi milenial di Kukar," tambah Tino.
Dirinya pun merasa senang dan bangga atas dilaksanakannya keterbukaan Informasi publik yang bisa diakses dengan bebas. Maka wajar kata dia, jika Pemkab Kukar di bawah kepemimpinan Edi Damansyah bertabur banyak penghargaan.
Tak hanya potensi sumber daya alam, ia pun menegaskan jika selama ini Kabupaten Kukar kaya akan sumber daya manusia. Untuk memaksimalkan banyak potensi di Kukar, menurutnya menjadi alasan bagi Kukar untuk mengembangkan Kukar.
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pemakaman Bupati Berau Muharram di TPU Km 15 Balikpapan
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pelepasan Sampai Penguburan Almarhum Bupati Berau Muharram di Balikpapan
"Negara yang ingin maju pesat potensi potensi sumber daya manusianya, justru bukan tergantung pada sumber daya alam saja. Nah, pasangan ini sudah jelas berpihak pada generasi millenial bukan dalam konteks selebrasi atau acara-acara seremonial saja, tapi juga yang lainnya," lanjutnya.
Terkait menyatunya dukungan partai kepada Edi-Rendi dalam Pilkada Kukar, Tino berpendapat hal tersebut sangatlah wajar. Ia pun ingin menyampaikan narasi yang objektif kepada publik, bahwa hal tersebut bukan karena faktor dikotomi, tetapi karena faktor kinerja yang sudah teruji dan terbukti.
"Semoga tidak lagi milenial itu dianggap sebagai penghibur atau sebagai kosmetik bagi para sebagian pihak. Sehingga keberadaanya benar-benar bisa dilibatkan," tutup Tino.
(TribunKaltim.co/Sapri)