Virus Corona
Tanpa Masker, Camat Berani Gendong Bayi Positif Covid-19, Bibir Sempat Membiru, Puskesmas Terimbas
Tanpa masker, Camat berani gendong bayi positif covid-19, bibir sempat membiru, puskesmas terimbas
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Christoper Desmawangga
TRIBUNKALTIM.CO - Tanpa masker, Camat berani gendong bayi positif covid-19, bibir sempat membiru, puskesmas terimbas.
Aksi Camat di Kecamatan Lumbis, Nunukan Kalimantan Utara viral di media sosial Facebook dan WhatsApp.
Pasalnya, camat tersebut berani menggendong bayi yang dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona atau covid-19.
Tak sekadar menggendong, Camat tersebut sempat melontarkan kalimat yang menyudutkan puskesmas setempat.
Camat dan Sekretaris Camat di Kecamatan Lumbis, Nunukan Kalimantan Utara, mendadak viral pasca mendatangi keluarga bayi 4 bulan yang terkonfirmasi positif covid-19 dan menggendongnya.
Tak hanya itu, kedua aparatur sipil negara ( ASN) tersebut menuding, informasi Puskesmas yang menyatakan bayi 4 bulan tersebut terpapar covid-19 adalah hoaks.
• Ada Kabar Buruk Buat Virgo, Cancer Dapat Hal Romantis, Lengkap, Ramalan Zodiak Kamis 8 Oktober 2020
• Sindir UU Ciptaker, Gedung DPR RI Plus Penghuni Diobral di Shopee & Tokopedia, Berujung di Polisi?
• Bukan Hanya Polisi, Dewan Pers Juga Tolak Laporan Soal Najwa Shihab, Relawan Jokowi Punya 1 Peluang
• Live Streaming Mata Najwa, Mereka-reka Cipta Kerja, Luhut Bocorkan Sosok yang Kenalkan Omnibus Law
Dan berpesan agar puskesmas jangan menebar kebohongan yang meresahkan masyarakat.
Video tersebut cepat menyebar melalui aplikasi chat instan WhatsApp dan langsung menghebohkan masyarakat.
"Kami enggak enak juga karena kata kata di video itu menyudutkan kami pihak Puskesmas.
Akibatnya masyarakat gak percaya dengan kami dan situasi sempat memanas,’’ujar kepala Puskesmas Mansalong, Kecamatan Lumbis drg.Edy Santoso Budi dihubungi, Rabu (7/10/2020).
Imbauan dan pemberitahuan akan adanya warga Mansalong yang terpapar covid -19 yang diunggah Puskesmas Mansalong di Facebook juga ramai dengan komentar masyarakat.
Sebagian besar menyudutkan puskesmas dan memaksa agar pihak puskesmas langsung mengumumkan siapa nama pasien tersebut.
Pihak Puskesmas menyikapinya dengan melampirkan Pasal 32 huruf i Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 57 ayat (1) Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dan pasal 17 huruf h angka 2 Undang Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
"Pihak Puskesmas sempat menggelar rapat dan memutuskan menutupnya sementara waktu dengan catatan pasien IGD ditangani pustu terdekat.
Tapi kami rapatkan kembali, karena dampaknya memang luar biasa video itu,’’kata Edy.
• Kasat Sabhara Akhirnya Peluk Kapolres Blitar, AKP Agus Dimutasi, Dapat Jabatan Penting Polda Jatim
Camat meminta maaf
Camat Lumbis Muhammad Effendy kemudian meminta maaf dan tersadar video yang dia unggah tersebut justru semakin menimbulkan keresahan masyarakat dan terlanjur menyudutkan pihak puskesmas.
"Saya sudah minta maaf, saya share di akun FB saya juga, itu terjadi spontan.
Saya melihat kondisi si bayi sangat sehat, saya gendong gendong dan mengatakan kalimat yang tidak sepantasnya terucap,’’kata Effendy melalui sambungan telepon.
Ia mengaku tidak ingin membuat masyarakat Lumbis ketakutan karena adanya kasus corona di wilayahnya.
Terlebih saat ini pasar menjadi sepi karena ayah si bayi merupakan salah satu pedagang di pasar tersebut.
Effendy juga sudah bertemu langsung dengan kepala Puskesmas Mansalong drg. Edy untuk menyampaikan permohonan maaf.
Sekaligus merapatkan langkah selanjutnya dalam penindakan dan pencegahan penyebaran covid-19 di Mansalong.
"Saya akan menjalani apa yang disarankan tim medis puskesmas, mungkin saya dan sejumlah orang yang datang berkunjung ke rumah bayi akan rapid test,’’katanya.
• Lengkap, 3 Indikator Lulus Asesmen Nasional, Ganti Ujian Nasional yang Dihapus, Penjelasan Nadiem
Kondisi Bayi
Paman bayi, Suharly Lanung mengaku sempat tidak percaya jika keponakannya terpapar Virus Corona.
Kondisi bocah itu terlihat demikian sehat, ceria dan aktif.
Sehingga, saat menerima kunjungan dari camat dan sejumlah orang yang menjenguk bayi, tidak ada yang melarang.
Bahkan mereka membiarkan saja ketika bayinya digendong bergantian.
"Kami dapat kunjungan, mereka melihat si bayi, sehat sekali itu bayi, makanya mereka berani gendong-gendong," katanya.
Saat berkunjung, camat berharap kunjungan tersebut bisa meyakinkan masyarakat bahwa kondisi bayi baik-baik saja.
Sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Tapi jadi ramai memang dan petugas kesehatan juga mengimbau untuk menjaga jarak dan meminta kami isolasi mandiri,"katanya.
• Terjawab Tokoh Ini Kenalkan Omnibus Law ke Luhut, Bukan Sosok Sembarangan, Jadi Menteri SBY & Jokowi
Rapid test
Menanggapi kasus ini, juru bicara Satgas covid-19 Nunukan Aris Suyono mengatakan, sudah menerima kiriman video yang menjadi kehebohan di tengah masyarakat tersebut.
Aris meminta camat, sekcam dan sejumlah orang lain yang berkunjung ke rumah si bayi menjalani isolasi mandiri.
"Sejak Minggu kemarin kita sudah tracing, selain kontak erat ada juga penilaian risiko.
Kalau untuk kasus camat, kita sudah sarankan kepada beliau untuk melakukan isolasi mandiri dulu.
Seminggu kemudian baru kita rapid test,’’jawab Aris.
Menurut Aris, masa inkubasi rata rata terjadi selama 5 sampai 6 hari, dan selama itu pula antibodi kontak erat baru keluar.
Sehingga percuma apabila langsung melakukan rapid test terhadap yang bersangkutan.
"Artinya kalaupun dia terpapar, tujuh hari kemudian antibodinya baru keluar, kalau di-rapid sekarang tetap negatif hasilnya.
Kita sarankan dia jalani isolasi mandiri dulu.’’jelasnya.
Bayi laki laki berusia 4 bulan di Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, dinyatakan positif covid-19.
Hasil penelusuran Satgas Penanganan covid-19 Nunukan, bayi itu merupakan pelaku perjalanan dari Samarinda pada 2 September 2020 dan pulang pada 10 September.
Tidak ada gejala apapun selama sepekan pascapulang dari Samarinda.
Namun, pada 14 September, si bayi mengalami sakit dan bibirnya membiru.
Keluarga membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Kabupaten Malinau.
Dokter menemukan gejala mirip covid-19 dan berinisiatif melakukan rapid test, yang ternyata hasilnya reaktif.
Saat diambil sample swab-nya pada 21 September, hasilnya juga positif.
• Di ILC, Luhut Bocorkan World Bank Apresiasi UU Cipta Kerja dan Jokowi, Jangan Jadi Negara Alien
Sehingga ditindak lanjuti dengan pengiriman notifikasi sample swab ke Balai Besar Laboratorium dan Kesehatan (BBLK) Surabaya.
"Hasil pemeriksaan swabnya positif, kami sudah meminta tim medis puskesmas Mansalong melakukan tracing dan mengawasi keluarga bayi,’’kata Aris.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Video Camat Gendong Bayi Positif Corona, Tuding Puskesmas Sebar Hoaks", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/10/07/20240771/viral-video-camat-gendong-bayi-positif-corona-tuding-puskesmas-sebar-hoaks?page=all#page4.