50 Warga Ikuti Pelatihan Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan BPBD Kutai Timur, Ini yang Diutamakan
BPBD Kutai Timur menggelar Pelatihan Antisipasi Karhutla bagi 50 perwakilan warga dari berbagai kecamatan se Kutai Timur.
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kutai Timur menggelar Pelatihan Antisipasi Karhutla bagi 50 perwakilan warga dari berbagai kecamatan se Kutai Timur.
Pelatihan yang digelar selama tiga hari, tak hanya diberikan berupa teori tentang pencegahan dan penanggulangan, tetapi juga praktik langsung di lapangan,
bagaimana mencari titik api di hutan, menggunakan aplikasi serta tindakan pemadaman yang dilakukan.
Koordinator Manggala Agni Kaltim Kaltara, Zulkarnain dalam arahannya di area Polder Sangatta, meminta agar para personel mengutamakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di daerah masing-masing.
Karena kebanyakan yang terjadi adalah gagal cegah.
Baca juga: Ngaku Menyesal Sempat Dukung Massa Demo UU Cipta Kerja, Nikita Mirzani: Perih Mata Gue Nontonnya
Baca juga: Blak-Blakan, Luhut Pandjaitan Bongkar Penunggang Demo UU Cipta Kerja, Terlihat Ngebet Jadi Presiden
“Cegah masyarakat membakar lahan untuk alasan ekonomi. Ini yang kerap terjadi. Harapan kami, tentu pencegahan adalah hal yang diutamakan," ujarnya.
"Kalau tetap terjadi, upayakan pemadaman dini. Semua dilakukan oleh masyarakat setempat,” ungkap Zulkarnain.
Tahapan antisipasi kebakaran hutan dan lahan, dimulai dari pencegahan, peringatan dini, pemadaman dini hingga ke pemadaman lanjutan yang melibatkan lebih banyak orang serta jajaran BPBD di kabupaten.
“Kutim sempat terjadi darurat kebakaran hutan dan lahan beberapa waktu lalu. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan hal itu tak terjadi lagi,” ujarnya.
Sebelumnya, pada pembukaan kegiatan, Plt Kepala BPBD Kutim, Syafruddin MAP mengatakan dari perkiraan cuaca, Karhutla diperkirakan tiba di penghujung musim kemarau, yakni sekitar bulan Oktober.
Namun, saat ini sudah banyak turun hujan. Semoga tidak terjadi Karhutla.
“Kutai Timur pernah memiliki 192 titik api. Tepatnya di Kecamatan Muara Ancalong, Desa Senyiur.
Saat itu, seluruh personel lintas instansi ikut bergabung menangani Karhutla di desa tersebut. Hanya saja, armada dan peralatan yang minim, sehingga penanganan berlarut,” Syafruddin MAP.
Saat ini, armada sudah lengkap. Terutama di kecamatan-kecamatan dengan titik api yang banyak. Sehingga personel tidak terlalu kewalahan. “Tahun ini, semua kecamatan mendapatkan kendaraan operasional. Mobil pemadam dan water supply diberikan ke beberapa kecamatan, mulai dari kecamatan pesisir, pedalaman serta kecamatan lainnya,” ujar Syafruddin.
Baca juga: Songsong Ibu Kota Negara, 30 Desa di Penajam Paser Utara Diberi Program P2KPM Tingkatkan Kapasitas
Baca juga: Hendak Ikut Aksi Tolak Omnibus Law, Puluhan Pelajar SMP dan SMA Digelandang ke Polresta Balikpapan
Senada, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Dr Suko Buono mengatakan pencegahan dan penanganan Karhutla merupakan pekerjaan penting, selain covid -19 dan Pilkada serentak di akhir 2020.
Minimal, peserta pelatihan bisa mengajak masyarakat agar tidak membakar hutan untuk membuka lahan. Bukan soal bagaimana memadamkannya. Tapi, bagaimana mencegahnya.
“Kutai Timur, masih dalam daftar kawasan berpotensi karhutla. Perlu kerja cerdas dan kerja tuntas dalam menghadapi karhutla. Pelatihan, bukan untuk kita saja, tapi harus bisa mentransfer ilmu yang diperoleh agar seluruh warga paham dan mau bahu membahu mengatasi karhutla di daerahnya,” ungkap Suko Buono.
(TribunKaltim.co/Margaret Sarita)