Warga Binaan Lapas Klas IIA Samarinda Meninggal Dunia, Kalapas Ilham: tak Ada Unsur Kekerasan
Penyelidikan internal terkait Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berinisial IK alias AC yang meninggal dunia di Blok Rehabilitasi.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Penyelidikan internal terkait Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berinisial IK alias AC yang meninggal dunia di Blok Rehabilitasi, Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas Klas II A Samarinda, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota, Provinsi Kalimantan Timur.
WBP berusia 41 tahun telah dilakukan diketahui meninggal dunia di dalam blok rehabilitasi pada Minggu (18/10/2020) sekitar pukul 06.30 Wita.
Penyelidikan internal dilakukan, hasilnya, Kepala Lapas Klas II A Samarinda, Mohammad Ilham Agung Setyawan menyatakan, tidak menemukan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh napi lainnya maupun bawahannya, terhadap almarhum IK.
Meninggalnya mendadak, tidak ada yang tahu. Karena sebelumnya, WBP tersebut masih terlihat menonton televisi.
Baca Juga: Kabar Vaksin Corona akan Diberikan Secara Gratis? Bio Farma Angkat Bicara
Baca Juga: BREAKING NEWS Tambang Emas Sekatak Kaltara Telan Korban, 5 Penambang Dilaporkan Tertimbun
"Diketahui tidak sadarkan diri, ketika dibangunkan pada pagi harinya," jelas Ilham, Selasa (20/10/2020) hari ini dikonfirmasi lewat telepon.
Ilham juga menjelaskan, kondisi dalam Lapas tidaklah seperti dahulu. Kekerasan antar WBP masih kerap ditemukan.
Terkait almarhum (WBP) yang berasal dari Lapas Klas II B Tenggarong, Kukar, kemudian dipindahkan ke Lapas Klas II A Samarinda, Ilham menjelaskan.
Dia merupakan warga binaan yang dipindahkan dari Lapas Klas II B Tenggarong ke Lapas Samarinda sejak September 2020 lalu.
Baca Juga: Wapres Maruf Amin Beber Sejak Zaman Nabi Ada Pandemi, Ada Pola Pentingnya Cuci Tangan
Baca Juga: Bukan Teori Semata, Kemendikbud Meminta Mahasiswa Sosialisasikan Protokol 3M Tangkal Corona
"Dari sana (Lapas Tenggarong) tidak ada penjelasan mengenai riwayat kesehatannya, dan di klinik Lapas pun dia tidak pernah mendapati WBP mengeluh sakit," ungkap Ilham.
Lantaran hal tersebut, Ilham menegaskan, dirinya juga tidak bisa memastikan apa yang sebenarnya, menyebabkan WBP meninggal dunia.
"Kami tidak tahu persis mengenai medis. Lebih pastinya dan untuk mengetahuinya, ya dilakukan autopsi. Namun dari pihak keluarga menolaknya," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, WBP Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Samarinda, ditemukan tak bernyawa di dalam blok rehabilitasi pada Minggu (18/10/2020) sekitar pukul 06.30 WITA.
Baca Juga: Biaya Vaksinasi Corona Ditanggung APBN, Tahap Awal Diperuntukan Buat 9,1 Juta Orang
Baca Juga: Tidak Berlibur ke Luar Rumah Kala Akhir Oktober, Mendagri Tito Karnavian: Kita Menahan Diri
Dari keterangan rekannya (satu blok) tidak ada keluhan sakit, pada sebelumnya almarhum masih terlihat sehat hingga malamnya. Dan subuh sekitar pukul 03.30 WITA dia juga masih sempat menonton televisi dan salat.
Hingga akhirnya, almarhum IK, dibangunkan oleh rekannya. Disitulah ia (almarhum) tak lagi bergerak. Rekannya pun memberitahu petugas Lapas terkait hal ini.
Baca Juga: Andai Vaksin Corona Sudah Tersedia, Ketua MPR Bamsoet: Disiplin Protokol 3M Harus Tetap Diterapkan
Saat akan dibangunkan, tepat pukul 06.30 Wita, oleh rekannya, tidak bangun dan sudah tidak gerak. Pihak Lapas langsung membawa ke rumah sakit.
Ternyata mendapat informasi sudah meninggal dunia
Penyebab tewasnya IK pun menjadi tanda tanya, pasalnya tidak diketahui sebab pastinya.
Saran Polisi untuk dilakukan autopsi pada jasad Ikhsan itupun ditolak keluarganya yang menyatakan Ikhsan memiliki riwayat penyakit jantung.
(Tribunkaltim.co/ Mohammad Fairoussaniy)