MENGEJUTKAN! Hidup Makin Berat di Masa Pandemi, Warga Miskin di Myanmar Terpaksa Makan Tikus & Ular
Berbekal senter, para wargan juga berburu hewan malam di semak-semak untuk mengisi perut yang keroncongan.
TRIBUNKALTIM.CO - Kehidupan warga miskin di Myanmar makin sulit saat pandemi covid-19 melanda dunia, termasuk negara tersebut.
Kesulitan itu diketahui dari cerita hidup Ma Suu (36), seorang penjual salad.
Ketika gelombang pertama virus corona melanda Myanmar pada Maret, Ma Suu (36) terpaksa menutup kios saladnya.
Dia lantas menggadaikan perhiasan dan emasnya untuk membeli makanan agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Debat Kandidat Gubernur Kaltara, Irianto- Irwan Dorong Lahirnya Perda Penanganan Covid-19
Baca juga: Berkomitmen Sukseskan Pilgub Kaltara Aman Covid-19, Walikota Tarakan Ingatkan Lakukan 3M
Baca juga: KABAR BAIK, 50 Pasien Corona Sembuh di Balikpapan, Penambahan Kasus Baru Covid-19 Capai 11 Orang
Baca juga: Soal Vaksin Covid-19, Satgas Berpesan kepada Warga untuk Cermat dalam Mendapatkan Informasinya
Saat gelombang kedua covid-19 menghantam Myanmar, dan pemerintah meminta rakyatnya untuk tinggal di rumah pada September, Ma Suu kembali menutup kiosnya.
Dia mulai menjual barang-barang yang tersisa untuk bertahan hidup seperti pakaian, piring, dan panci miliknya sebagaimana dilansir dari New York Post, Jumat (23/10/2020).
Suami Ma Suu, yang biasa bekerja di bidang konstruksi, juga tidak dapat bekerja karena kehilangan pekerjaan.
Karena tidak ada yang tersisa untuk dijual suaminya tersebut terpaksa berburu hewan di saluran air di daerah kumuh tempat mereka tinggal, pinggiran kota terbesar Myanmar, Yangon.
“Orang-orang memakan tikus dan ular. Tanpa penghasilan, mereka harus mengambil itu untuk memberi makan anak-anak mereka,” kata Ma Suu sambil menangis.
Mereka tinggal di Hlaing Thar Yar, salah satu lingkungan termiskin Yangon.
Baca juga: Akhirnya Komite Cipta Kerja Bocorkan Kartu Prakerja Gelombang 11, Siap-siap Daftar di prakerja.go.id