Hari Sumpah Pemuda
Panggung Rakyat Jilid 2 di Balikpapan Digelar, Korlap Sebut Menjaga Semangat
Melanjutkan penyampaian aspirasi, komunitas Balikpapan Bergerak kembali menggelar Panggung Rakyat Jilid 2.
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Catat 17 Kasus Baru Covid-19, Ada Dua WNA dan Balita 2 Tahun
Baca Juga: Tanggapi Kebakaran di Kantor DPRD Kaltim, Wagub Hadi Mulyadi Ingatkan Selalu Ada Apar di Lokasi
Baca Juga: Jawaban Jack Brown Soal Posisinya Diganti jadi Striker oleh Shin Tae-yong dan Jadwal Berikutnya
"Bisa dilihat disana, kawan-kawan masih semangat. Memang sebagian ada yang sibuk dengan pekerjaan dan kuliahnya. Tapi paling tidak kawan-kawan yang hadir bisa mewakili," tutupnya.
Kemudian acara panggung rakyat dipending sekitar pukul 18.00 Wita lantaran adzan maghrib berkumandang.
Di saat bersamaan, aparat menyerukan untuk membubarkan diri karena menganggap jam demonstrasi telah usai.
"Kegiatan kita pending sebentar. Kita lanjut habis Maghrib," sebut Alfahri pada massa aksi melalui pengeras suara.
Lahirnya Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda baru lahir dua tahun kemudian.
Pada 1928 Moh. Yamin menerbitkan sebuah kumpulan sajak yang baru berjudul Indonesia, Tumpah Darahku.
Itu menunjukkan perubahan kesadaran para pemuda.
Ketika Kongres Indonesia Muda kedua (Kongres Pemuda II) diselenggarakan pada 1928, bahasa Melayu sudah lama menjadi bahasa pergaulan yang dipakai secara luas di seluruh kepulauan Nusantara.
Namun saat itu kedudukan bahasa Melayu belum kuat.
Sebagian ahli Belanda menganjurkan agar bahasa Belanda menjadi bahasa resmi di seluruh Indonesia (dipakai seluruh penduduk Bumiputera).
Tapi ada juga ahli Belanda yang menganggap bahasa Belanda itu begitu tinggi sehingga tidak pantas dipakai oleh kaum inlander (Indonesia).
