Perkembangan Inflasi di Kaltara, Tarakan Alami Deflasi di Oktober 2020
Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar -0,28% (mtm) pada Oktober 2020. Sementara Kota Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm).
Penulis: Risnawati | Editor: Samir Paturusi
Secara tahunan, kelompok tersebut mencatat inflasi sebesar 1,33% (yoy).
Penurunan tersebut didorong oleh penurunan tarif listrik sehubungan adanya subsidi pada pelanggan 450 dan 900 VA dengan andil -0,04% (mtm) ditambah dengan turunnya harga batu bata seiring dengan over supply salah satu perusahaan di Tarakan.
Berbeda dengan kedua kelompok di atas, kelompok transportasi masih mengalami inflasi namun relatif rendah.
Inflasi pada kelompok tersebut didorong adanya sedikit peningkatan pada tarif angkutan udara yang sudah mematok seharga Tarif Batas Atas (TBA) pada bulan Oktober 2020 memasuki banyaknya libur panjang di akhir bulan.
Baca Juga: Upaya Tekan Resesi dan Inflasi di Balikpapan Bisa Melalui Program UMRT
Baca Juga: Perkembangan Inflasi, Bank Indonesia Ungkap Kaltara Alami Inflasi 0,54 Persen
Baca Juga: Rhenald Kasali Sebut Inflasi Jadi Hal Paling Ditakuti Masyarakat, karena Harga Barang Terus Naik
Angkutan udara mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,01% (mtm). Ke depan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2020, yaitu 3,0±1%.
"Untuk itu, koordinasi antara Pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga, termasuk memitigasi dampak penyebaran Covid-19 terhadap inflasi di wilayah Kaltara," tuturnya.
(TribunKaltim.Co/Risnawati)