Pjs Gubernur Kaltara Teguh Setyabudi Tegaskan Terus Serius Tangani Covid-19
Sebanyak 787 orang telah sembuh covid-19 di Kalimantan Utara dan 96 dalam perawatan, dan 10 orang meninggal dunia.
Penulis: Amiruddin | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Teguh Setyabudi mengatakan, sesuai data Dinas Kesehatan (Dinkes), jumlah kasus positif Covid-19 sepanjang September hingga November se-Kaltara mencapai 893 jiwa.
Sebanyak 787 orang telah sembuh, 96 dalam perawatan, dan 10 orang meninggal dunia.
Dari data tersebut kata dia, tingkat kesembuhan mencapai 87,3 persen, dan angka kematian 1,1 persen.
Hal itu disampaikan Teguh Setyabudi, di sela kunjungan kerja Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Munardo, di Kota Tarakan, Kaltara.
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, 11 Penambahan Kasus Baru Covid-19, Satu Orang Meninggal Dunia
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Kubar, 6 Orang Positif, Ada Status Asimtomatik, Kini Jalani Isolasi Mandiri
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Meningkat jadi 34 Positif Baru, Disumbang Warga KTP Luar Daerah
"Klaster paling dominan, adalah kontak erat lain sekitar 41 persen. Kaltara akan terus serius tangani Covid-19," kata Teguh Setyabudi, dalam keterangan tertulisnya kepada TribunKaltim.Co, Senin (9/11/2020) petang.
Teguh Setyabudi menambahkan, angka reproduksi efektif (Rt) Kaltara per 3 November 2020, 0,96 atau dibawah 1,0.
Di Kaltara, 3 kabupaten berisiko rendah (kuning) yakni Nunukan, Malinau dan Tana Tidung.
Sementara 2 daerah berisiko sedang, yakni Bulungan dan Kota Tarakan.
Dalam penanganan pandemi Covid-19, 3 strategi dilakukan optimal oleh Pemprov Kaltara.
Yakni, preventif melalui pembatasan pergerakan masyarakat, menggalakkan gaya hidup sehat dan mengikuti arahan pemerintah.
"Kita juga melakukan testing, tracing dan treatment. Selain itu, juga dilakukan peningkatan fasilitas kesehatan," tambahnya.
Mantan Pjs Gubernur Sultra itu menambahkan, pemprov juga telah mendirikan 17 pos terpadu untuk mengawasi pergerakan orang dari daerah satu ke daerah lain.