Kapan Sekolah Dibuka Kembali? Nadiem Makarim Akhirnya Beri Kepastian, Sudah Ada yang Boleh Buka

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud ) Nadiem Makarim akhirnya buka suara kapan sekolah dibuka kembali.

TRIBUNKALTIM.CO/DIAN MULIA SARI
Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) di SMKN 1 Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Nadiem Makarim akhirnya buka suara soal kapan kegiatan belajar tatap muka kembali dimulai. 

"Bagaimana kita bisa membantu anak-anak kita yang paling sulit melakukan pembelajaran jarak jauh, bisa lebih banyak lagi yang masuk sekolah," terang Nadiem.

Nadiem Makariem juga meminta Komisi X DPR untuk membantu mencari tahu penyebab soal sekolah di daerah zona hijau yang belum menerapkan kembali tatap muka.

"Mohon dukungan Komisi X DPR agar di dapil-dapilnya yang zona hijau dan kuning mengapa ada yang belum membuka sekolah."

"Banyak sekali zona hijau dan kuning walaupun sudah 2 bulan sudah diperbolehkan tatap muka tapi masih belum melakukan [tatap muka]," ujar Mendikbud.

Seperti yang diketahui, ternyata belum semua sekolah di zona hijau membuka tatap muka.

Informasi tersebut didapat Nadiem ketika kunjungan ke daerah dan mendengar aspirasi terkait dibukanya kembali sekolah tatap muka di zona hijau.

Seperti yang sudah diketahui, pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi swasta maupun negeri dilakukan secara jarak jauh atau secara online sejak awal pandemi Covid-19 melanda Tanah Air.

Tiga Dampak Negatif Akibat Terlalu Lama Pembelajaran Jarak Jauh menurut Nadiem

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyebutkan sejumlah dampak yang dapat terjadi apabila Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilakukan dalam waktu yang lama.

"Dari semua riset yang telah dilakukan di situasi bencana lainnya, di mana sekolah tidak bisa melakukan pembelajaran atau muka, bahwa efek daripada pembelajaran jarak jauh secara berkepanjangan itu bagi siswa adalah efek yang bisa sangat negatif dan permanen," jelas Nadiem dalam konferensi video Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (7/8/2020), dilansir oleh Kompas.com.

Nadiem menyebut, ada tiga dampak utama yang dapat terjadi.

Dilansir oleh Kompas.com, dampak pertama ialah ancaman putus sekolah.

Risiko putus sekolah, lanjutnya, dikarenakan anak terpaksa bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi Covid-19.

Termasuk dipicu oleh banyaknya orangtua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.

Kemudian dampak kedua, menurut Nadiem, ialah penurunan pencapaian belajar.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved