Profil Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Keluarkan Perintah Copot Baliho Habib Rizieq
Berikut profil Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 19 November 1965.
Menurut Pangdam Jaya, tindakan pasukan TNI di Petamburan itu memang kegiatan patroli rutin untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Dudung lalu mengingatkan Rizieq Shihab dan FPI bahwa akan ada konsekuensi jika mencoba mengganggu persatuan di wilayah Kodam Jaya.
"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba, akan saya hajar nanti," kata Dudung.
Mendengar pernyataan Dudung itu, prajurit TNI yang berada di Monas langsung bertepuk tangan.
Dudung kemudian merespons itu.
"Semua prajurit mendukung. Siap kalian, ya?" kata Dudung.
"Siaaap," jawab para prajurit TNI kompak.
Mayjen TNI Dudung Abdurachman ketika dikonfirmasi wartawan tentang video viral prajurit TNI mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum. Kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
Pangdam Jaya beber alasan TNI copot baliho Habib Rizieq Shihab, anak buah Anies Baswedan beri penjelasan.
Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin angkat bicara mengenai penurunan baliho Imam Besar FPI.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menegaskan penurunan baliho Habib Rizieq Shihab oleh TNI merupakan perintahnya.
Diketahui, video pencopotan berbagai baliho bergambar Rizieq Shihab oleh TNI menuai polemik.
Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan, pemasangan baliho di ruang publik punya aturan khusus.
"Untuk memasang sesuatu (baliho) ada aturannya di ruang-ruang publik....," ucap Arifin, Jumat (20/11/2020).