Virus Corona di Balikpapan

Pengendalian Inflasi di Balikpapan Hadapi Tantangan Barat, TPID Intensifkan Strategi 4K

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bimo Epyanto, menyebut pengendalian inflasi di minyak.

Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
bkp.sumbarprov.go.id
Ilustrasi - Inflasi. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bimo Epyanto, menyebut pengendalian inflasi di minyak menghadapi tantangan yang tidak ringan. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bimo Epyanto, menyebut pengendalian inflasi di minyak menghadapi tantangan yang tidak ringan.

Hal ini mengingat adanya kendala yang bersifat struktural.

Seperti terbatasnya lahan pertanian, yang menyebabkan ketergantungan pasokan dari daerah lain.

Di sisi lain tantangan non struktural seperti masih minimnya kuantitas dan kualitas data terkait pangan ditambah wabah pandemi Corona atau covid-19, menyebabkan terjadinya ketidakpastian harga sejumlah komoditas.

"Pada triwulan IV-2020 ini, TPID (tim pengendali inflasi daerah, red) Balikpapan mencermati adanya beberapa risiko," sebut Bimo, Minggu (22/11/2020).

Baca Juga: PKK Digandeng sebagai Duta Perubahan Perilaku, Bersama Melawan Pandemi Covid-19 di Indonesia

Baca Juga: Langkah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional, Butuh Peran Generasi Muda, Berinovasi Kala Pandemi Corona

Pria berkacamata ini menjelaskan, inflasi di Balikpapan yang diperkirakan akan sedikit meningkat. \Seiring era new normal yang akan mendorong peningkatan permintaan.

Risiko lain bersumber dari cuaca yang kurang kondusif yang berpotensi menggangu produksi sejumlah bahan pangan.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Kewaspadaan di 6 Perairan Hari Ini, Ada Gelombang Tinggi Capai 4 Meter

Baca Juga: Klasemen dan Hasil Liga Inggris: Tottenham Hotspurs Ungguli Manchester City, Guardiola Puji Mourinho

Sementara di tahun 2021, juga terdapat berbagai potensi risiko inflasi yang perlu untuk diwaspadai.

Terutama menguatnya permintaan dalam momentum pemulihan ekonomi, normalisasi tarif angkutan udara, dan ketergantungan pangan dengan daerah lain.

Mempertimbangkan risiko dan tantangan inflasi ke depan, pengendalian inflasi di Kota Balikpapan melalui strategi 4K yang perlu diintensifkan.

Yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang efektif.

Lalu sebagai upaya mengantisipasi risiko inflasi ke depan akan ditempuh langkah-langkah.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Ingin Kluster Kerumunan Lakukan Tes Corona Secara Sukarela

Baca Juga: Sudah Ada Pelatihan sebagai Vaksinator Covid-19, Sementara Baru 7 Ribu Tenaga Kesehatan

Pertama, mendorong produksi lokal di Kota Balikpapan dengan terus mengawal keberlanjutan kegiatan urban farming untuk mendorong produksi sayur-sayuran melalui kegiatan GWM, Pagar Mantap, Program BUDE, dan Kampung Tangguh.

Kedua, melakukan pemetaan sentra produksi sebagai dasar Kerjasama Antar Daerah.

Menginisiasi Kerjasama antar Daerah untuk menjamin ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi terutama untuk komoditas pangan strategis, merupakan langkah ketiga.

Baca Juga: Dini Hari, Jasad Pria yang Menghilang di Sungai Mahakam Ditemukan, 100 Meter dari Lokasi Kejadian

Baca Juga: Kronologi Pria Hilang di Sungai Mahakam Samarinda karena Diduga Didorong Orang tak Dikenal

Baca Juga: BREAKING NEWS Ada Pria Menghilang di Perairan Sungai Mahakam Samarinda, Saksi Mengaku Didorong

Lalu berkoordinasi dengan Pemprov Kaltim untuk memfasilitasi Kerjasama antar Daerah terutama antar kabupaten/kota.

Pemanfaatan subsidi biaya distribusi dari Kementerian Pertanian jika terdapat komoditas yang mengalami kelangkaan, serta terakhir, mengelola ekspektasi masyarakat melalui komunikasi yang efektif.

"TPID terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar anggota agar inflasi Kota Balikpapan tahun 2020 tetap terjaga pada level 3 persen ± 1," pungkasnya.

(TribunKaltim.co/Heriani)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved