Virus Corona
Kabar Gembira! Terungkap 4 Negara Sebentar Lagi Mulai Vaksinasi Warga, Satu di Pekan Kedua Desember
Dikabarkan ada 4 negara yang akan mulai vaksinasi warga dalam waktu dekat ini, negara mana saja?
TRIBUNKALTIM.CO - Ada kabar gembira seputar penanganan virus Corona atau covid-19 di dunia, dikabarkan ada 4 negara yang akan mulai vaksinasi warga dalam waktu dekat ini.
Sejumlah kandidat vaksin untuk mengatasi virus Corona belakangan ini dilaporkan telah menunjukkan efektivitas tinggi.
Misalnya, vaksin covid-19 yang diproduksi Pfizer dan BioNTech serta vaksin yang dibuat oleh Moderna.
Kedua vaksin tersebut diklaim memiliki tingkat efektivitas sekitar 95 persen dan tidak memiliki efek samping.
Baca juga: Ada Dokter Puskesmas di Balikpapan Terpapar covid-19 dan Kasus Positif Corona Menurun
Baca juga: Update Kondisi Terkini Ketum Nasdem Surya Paloh Usai Terinfeksi Virus Corona, Sudah Sepekan di RSPAD
Baca juga: NEWS VIDEO Disebut Jadi Klaster Baru, 77 Orang Positif Corona Buntut Kerumunan di Acara Habib Rizieq
Baca juga: Jangan Sepelekan Makanan-makanan ini, Ternyata Bisa Bantu Cegah Tubuh Terinfeksi Virus Corona
Dengan kabar ini, sejumlah negara pun mulai mempersiapkan proses vaksinasi untuk kelompok-kelompok tertentu.
Tercatat sudah ada empat negara yang akan melakukan vaksinasi dalam waktu dekat, berikut daftarnya:
Amerika Serikat
Dikutip dari CNN, Minggu (22/11/2020), Kepala Program Vaksin Amerika Serikat (AS) Moncef Slaoui mengatakan orang AS pertama bisa mendapatkan vaksin virus Corona pada pekan kedua Desember 2020, jika semuanya berjalan sesuai rencana.
Menurutnya, vaksin covid-19 akan dikirimkan ke lokasi imunisasi dalam waktu 24 jam sejak disetujui.
"Jadi saya pikir mungkin pada hari kedua setelah disetujui, yaitu pada 11 atau 12 Desember 2020, semoga orang pertama akan diimunisasi," kata Slaoui.
Baca juga: Swab Test covid-19 di Siloam Hospitals, Dalam Hitungan Menit Diketahui Hasilnya
Baca juga: Meski Dilanda Pandemi covid-19, Pemprov Kaltim Tetap Berikan Beasiswa Kaltim Tuntas Tahun Depan
Berdasarkan rencana, jelas dia, penduduk perlu divaksinasi agar kehidupan kembali normal, yang kemungkinan terjadi pada Mei 2020.
Slaoui berharap tingkat persepsi negatif terhadap vaksin menurun dan penerimaan masyarakat meningkat.
"Kebanyakan orang perlu divaksin sebelum kami dapat kembali ke kehidupan normal," kata dia.
Jerman
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menyebut dapat mulai memberikan suntikan vaksin virus Corona kepada warganya paling cepat bulan depan.
"Ada alasan untuk optimistis bahwa akan ada persetujuan untuk vaksin di Eropa tahun ini," kata Spahn dikutip dari The Guardian, Senin (23/11/2020).
Baca juga: Presiden Jokowi Tegaskan Hukum Tertinggi Kala Pandemi Corona Adalah Keselamatan Rakyat
Baca juga: UPDATE Virus Corona, Uji Klinis Vaksin covid-19 Sinovac, 1.620 Relawan Tidak Ada yang Sakit Berat
Spahn juga telah meminta negara bagian federal Jerman untuk menyiapkan pusat vaksinasi pada pertengahan Desember.
Jerman telah mengamankan lebih dari 300 juta dosis vaksin melalui Komisi Eropa, kontrak dan opsi bilateral.
Spanyol
Spanyol akan memulai program vaksinasi komprehensif pada Januari 2021, dan diharapkan dapat mencakup segian besar populasi dalam tiga bulan.
"Program akan dimulai pada Januari 2021. Sebagian besar populasi akan dapat divaksinasi pada kuartal pertama tahun itu," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez.
Selain itu, Negeri Matador juga telah membentuk komite untuk menetapkan siapa yang lebih dulu menerima vaksin.
Inggris
Pemerintah Inggris akan memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech minggu ini.
Bahkan, izin tersebut keluar sebelum Amerika Serikat, menurut laporan dari kantor berita Telegraph, Minggu (22/11/2020).
Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris juga telah diberitahu agar mempersiapkan diri mengelolanya pada 1 Desember 2020.
Namun, Departemen Kesehatan Inggris tidak berkomentar tentang waktu vaksinasi pertama akan diberikan.
Seorang juru bicara mengatakan, proses otorisasi oleh regulator medis Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) tak bergantung pada pemerintah.
Inggris secara resmi meminta regulator medisnya, MHRA, pekan lalu untuk menilai kesesuaian vaksin Pfizer-BioNTech.
Jika regulator setuju, jutaan dosis vaksin itu akan tersedia pada akhir tahun.
Indonesia kapan?
Pemerintah Indonesia masih terus berupaya menangani pandemi covid-19.
Sejumlah langkah ditempuh, mulai dari pendisiplinan protokol kesehatan, tes terkait virus Corona, hingga pengadaan vaksin.
Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menekan laju penularan covid-19 yang hingga kini masih terus meluas di Tanah Air.
Terkait dengan pengadaan vaksin, misalnya, Presiden Joko Widodo memastikan bahwa vaksin akan tiba di Indonesia pada akhir November 2020.
"Vaksin datang itu kurang lebih nanti di akhir November," kata Jokowi dalam wawancara eksklusif Rosi dengan Presiden RI di Kompas TV, Senin (16/11/2020).
Namun, dia menyebutkan pemberian vaksin harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak bisa langsung didistribusikan ke masyarakat.
"Tetap kita hati-hati, tetap harus melewati tahapan-tahapan di BPOM. Jumlahnya saya tidak berbicara. Setelah datang harus melalui lagi tahapan di BPOM. Waktunya kurang lebih tiga pekan hingga sebulan," ujar Jokowi.
Jokowi pun memperkirakan vaksin covid-19 siap disuntikkan kepada masyarakat sekitar akhir 2020 atau awal 2021.
Pernyataan Jokowi ini ternyata berbeda dari apa yang disampaikan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Saat rapat paripurna bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (17/11/2020), Terawan menyebut belum dapat memastikan kapan vaksin covid-19 tersedia dan bisa didistribusikan untuk masyarakat.
Menurut Terawan, hingga saat ini pemerintah masih menunggu kedatangan vaksin setelah seluruh tahap uji klinis selesai.
"Kalau ada kami informasikan dan pimpinan negara pasti akan memberitahukan. Kami memang dalam posisi wait and see kapan datangnya," kata Terawan.
Ia mengatakan, jika vaksin sudah tersedia, pemerintah segera memberitahukan kepada DPR.
Terawan mengatakan, BPOM masih terus melakukan pemantauan terhadap pengadaan produksi vaksin covid-19 yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi dalam negeri.
Kandidat vaksin covid-19 yang akan dipesan pemerintah di antaranya Sinovac dan G42/Sinopharm dari China.
"Green light (izin) bendera itu Badan POM sebagai otoritas yang punya wewenang untuk itu. Kemenkes berjuang agar berjalan lancar," ucap dia.
Terawan berharap, vaksin covid-19 tersedia secepatnya pada akhir tahun ini.
Namun, dia menegaskan, soal keamanan vaksin tetap menjadi prioritas.
"Kami doanya makin cepat makin baik, tapi harus juga aman," ujar dia.
Perbedaan pernyataan terkait penanganan covid-19 tak hanya terjadi antara Jokowi dan Terawan.
Mengenai negara yang dijadikan contoh pengendalian pandemi, Jokowi juga melontarkan pernyataan yang berbeda dengan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan covid-19 Wiku Adisasmito.
Wiku menyebutkan, penanganan pandemi virus Corona yang dilakukan Pemerintah Thailand dapat dijadikan contoh oleh Indonesia.
Menurut dia, Thailand merupakan negara pertama di luar China yang melaporkan adanya kasus positif covid-19, tetapi kini berhasil mengendalikan pandemi.
"Saat ini Thailand hanya memiliki 4.000 kasus dan hanya 60 korban jiwa walaupun jumlah penduduknya mencapai 70 juta," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (17/11/2020).
Wiku mengatakan, Thailand sudah berkomitmen untuk melakukan investasi di bidang kesehatan selama 40 tahun.
"Negeri Gajah Putih" itu telah membangun lebih dari jutaan jaringan tenaga kesehatan di desa yang berperan sebagai mata dan telinga dari sistem kesehatan di masyarakat.
Upaya itu dinilai menunjukkan koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan.
Pencapaian Thailand itu, kata Wiku, telah mendapat apresiasi dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sehingga patut dijadikan contoh.
"Berbagai hal yang sudah dilakukan Thailand serta negara lain dapat menjadi pelajaran bagi upaya penanganan covid-19 di Indonesia," ujarnya.
Meskipun penanganan pandemi covid-19 di Indonesia sudah cukup baik selama delapan bulan ini, lanjut Wiku, upaya tersebut masih bisa ditingkatkan.
"Upaya ini dapat terus ditingkatkan apabila ada kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan juga pemangku kepentingan lainnya dalam mengampanyekan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan memasifkan program 3T (testing, tracing, treatment)," kata dia.
Sementara itu, Jokowi mengatakan, tidak ada satu pun negara yang dapat dijadikan model dalam penanganan covid-19.
Menurut Jokowi, semua negara sama-sama tidak siap menghadapi mewabahnya virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19.
"Tidak ada satu negara pun yang bisa kita jadikan model yang paling baik. Jadi kalau boleh saya katakan, semua negara tidak siap menghadapi, termasuk negara-negara besar dan maju," kata Jokowi dalam wawancara eksklusif Rosi dan Presiden RI di Kompas TV, Senin (16/11/2020).
Ia pun mengatakan, pemerintah terus bergerak menyesuaikan diri dalam penanganan covid-19.
Menurut Jokowi, perubahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 menjadi Satuan Tugas Penanganan covid-19 di bawah Komite Penanganan covid-19 dan Percepatan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan salah satu contoh penyesuaian itu.
"Kita ini menyesuaikan dari pengalaman sebelumnya yang kita miliki. Dari bulan pertama, kedua, ketiga, selalu kita evaluasi. Tiap minggu kita evaluasi, sehingga kita menyesuaikan. Strategi tiap minggu dievaluasi," paparnya.
Begitu pula saat ada kenaikan kasus covid-19 di sembilan provinsi.
Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk menangani provinsi-provinsi tersebut.
Sementara itu, Komite Penanganan covid-19 dan PEN mengurus sisanya.
"(Hasilnya) efektif. Nyatanya kasus turun, kasus aktif turun, angka kesembuhan lebih baik," ujar Jokowi.
Adapun hingga Selasa (17/11/2020), pemerintah memperlihatkan bahwa penularan virus Corona masih terjadi di masyarakat.
Hal ini terlihat dengan masih bertambahnya kasus covid-19, berdasarkan data yang masuk hingga Selasa pukul 12.00 WIB.
Data pemerintah memperlihatkan bahwa ada 3.807 kasus baru covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan jumlah kasus covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 474.455 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Informasi ini diungkap Satuan Tugas Penanganan covid-19 melalui data yang diterima wartawan pada Selasa sore.
Data juga bisa diakses publik melalui situs covid19.go.id dan Kemkes.go.id, dengan update yang diberikan setiap sore.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Negara Ini Akan Mulai Vaksinasi covid-19 dalam Waktu Dekat, Mana Saja?" dan "Pernyataan Jokowi, Terawan, dan Satgas soal Vaksin hingga Penanganan covid-19..."