Cover Story

Pandemi Covid-19 Cuma Bisa BDR, Gina Fauziah Kangen Bertemu Guru Idola yang Panggil Muridnya 'Yank'

Pandemi Covid-19 Cuma Bisa BDR, Gina Fauziah Kangen Bertemu Guru Idola yang Panggil Muridnya 'Yank'

Penulis: Heriani AM |
TRIBUN KALTIM/DWI ARDIANTO
Pandemi Covid-19 Cuma Bisa BDR, Gina Fauziah Kangen Bertemu Guru Idola yang Panggil Muridnya 'Yank' 

Mereka dari lahir sudah terbatas kemampuan mendengarnya. Otomatis berimplikasi pada kemampuan bicara. Bahasa minim karena kosa kata terbatas.

"Penting bagi saya mengenalkan itu dulu. Pertama, berbahasa. Kami masifkan komunikasi total. Bisa dari bahasa isyarat atau latihan membaca gerak bibir. Namun butuh proses, kita kenalkan terlebih dahulu kata dan isyarat yang sederhana di awal," tandas Ade Putri Sarwenda.

Hobi Membaca Buku Karya Torey Hayden, Ade Putri Sarwenda Putuskan Jadi Pendidik Sekolah Luar Biasa

Level cinta paling dalam tak butuh alasan pasti. Begitu jawaban Ade Putri Sarwenda saat ditanya alasan memilih 'nyemplung' di pendidikan luar biasa.

Minat mengajar anak-anak dengan kebutuhan khusus ternyata sudah tertanam sejak ia remaja.

Ade Putri Sarwenda yang pada dasarnya gemar membaca, pada saat sekolah menengah atas, acak membaca karya Torey Hayden, yang merupakan seorang guru pendidikan khusus, dosen universitas dan penulis buku-buku nonfiksi berdasarkan pengalaman nyatanya.

Anggapannya kala itu, mengajar anak istimewa adalah tantangan. Sedikit banyak berbeda dengan anak normal lainnya. Ade Putri Sarwenda ingin merasakan sensasi tersebut.

Gairahnya makin menggelora. Setelah lulus SMA, Ade Putri Sarwenda mantap melangkah ke pendidikan tinggi prodi Pendidikan Luar Biasa.

Kedua orangtuanya, yang juga merupakan guru, kala itu sempat bertanya ulang soal keputusan perempuan yang kerap disapa Ibu Ade itu.

"Yakin! Itu jawaban saya saat ditanya orangtua. Mau apa? Pendidikan luar biasa. Jadi apa? Guru SLB (sekolah luar biasa, red). Alhamdulillah mereka support," sebut Ade Putri Sarwenda.

Perempuan berkerudung ini mantap berlayar di prodi Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2007.

Memulai karir sebagai guru SLB pada 2010, ketika masih menjadi mahasiswa.

Di Yogyakarta Ade Putri Sarwenda mengajar di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta, lalu kembali ke tanah kelahiran di Balikpapan. Mulai mengajar sebagai tenaga lepas di SLB Tunas Bangsa Balikpapan.

Niat mulianya, serta tekadnya yang tinggi menghantarkannya lulus CPNS 2015, dan dipercaya mengajar di SLB Negeri Balikpapan hingga hari ini.

Ade Putri Sarwenda
Ade Putri Sarwenda (TRIBUN KALTIM/DWI ARDIANTO)

"Menyenangkan bagi saya berinteraksi dengan anak-anak berkebutuhan khusus setiap harinya. Membuat diri saya bersyukur setiap saat, bahwasanya kita masih diberi keadaan dan kesempatan untuk memberikan manfaat untuk anak luar biasa," tegas Ade Putri Sarwenda.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved