Cover Story
Pandemi Covid-19 Cuma Bisa BDR, Gina Fauziah Kangen Bertemu Guru Idola yang Panggil Muridnya 'Yank'
Pandemi Covid-19 Cuma Bisa BDR, Gina Fauziah Kangen Bertemu Guru Idola yang Panggil Muridnya 'Yank'
Penulis: Heriani AM |
Biofile Model
Nama: Gina Fauziah
TTL: Bandung, 20 Oktober 2002
Hobi: Traveling, Bersepeda
Pekerjaan: Pelajar
Instagram: @ginafauziah20
Prestasi: Wakil 3 Duta Wisata Manuntung Balikpapan 2020
Fotografer: Dwi Ardianto
Lokasi Pemotretan: Taman 3 Generasi
Kreatif Bikin Aplikasi Gembira untuk ABK, Ade Putri Sarwenda Terima Penghargaan dari Kemendikbud
Beberapa waktu lalu, Ade Putri Sarwenda baru saja bertandang di Jakarta.
Perempuan kelahiran Balikpapan 30 tahun lalu ini menerima penghargaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus sebagai Peserta Terbaik II Kategori Guru SLB Dedikatif dan Inovatif pada Masa Pandemi Covid-19 dalam Rangka Hari Guru Nasional 2020.
Ade Putri Sarwenda tidak menampik, di masa pandemi Covid-19, tantangan dihadapannya lebih berat dua kali lipat.
Penting baginya membuat pembelajaran daring dapat berjalan. Tidak sekadar jalan, namun juga menyenangkan dan memandirikan.
Kegiatan selama daring, terintegrasi dengan kurikulum dan aktivitas alamiah anak selama di rumah. Ada latihan kemandirian, serta latihan program kebutuhan khusus.
"Aplikasi Gembira untuk membantu mereka dalam latihan program kebutuhan khusus, yakni pengembangan komunikasi persepsi bunyi dan irama," ungkap Ade Putri Sarwenda.
Diketahui, Ade Putri Sarwenda merancang aplikasi yang ia namai Gembira. Isi aplikasi untuk anak berkebutuhan khusus, berisi beragam suara, seperti suara binatang dan suasana alam.
Gunanya untuk melatih anak mengenali sumber bunyi.

Saat aplikasi ini dibuka, ada beberapa pilihan bunyi yang ketika ditekan akan mengeluarkan suara. Sebagai contoh ketika memilih ayam, suara berkokok akan muncul.
Begitupun ketika memilih gambar hujan, yang akan terdengar seperti rintik air yang menyentuh atap atau permukaan tanah.
"Saya sadar anak-anak berkebutuhan khusus tidak hanya butuh memperoleh informasi baca, tulis, hitung. Itu penting bagi mereka untuk mengakses informasi dan bekal saat kembali ke masyarakat," terang Ade Putri Sarwenda.
Namun sebagai guru dia juga memberikan bekal keterampilan. Salah satunya kemandirian. Bagaimana mereka bisa melakukan activity daily sendiri. Akhirnya ketika lulus, bekal itu akan sangat berguna.
Ade Putri Sarwenda mengajar di kelas 1 SD LB sehingga PR-nya dobel. Ia khusus mengajar pada anak dengan keterbatasan pendengaran atau tunarungu.