Pengamat Politik Unmul Nilai Neni Terbuai Hasil Survei di Pilkada Bontang

koalisi raksasa ambruk karena hasil survei tak berpengaruh di Pilkada Bontang

TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD FACHRI
Pasangan Neni Moerniaeni - Joni saat mendaftar Pilkada di KPU Bontang.TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD FACHRI 

"Koalis gemuk, tapi mesin partai tak bekerja. Pak Basri dengan dukungan kecil, tapi mesin partai dan relawan bekerja. Apalagi PDIP sebagai partai pemenang pemilu nasional. Pasti punya agenda besar menangkan pemilihan daerah," ujarnya.

Besarnya perahu politik di Pilkada menurut dosen Fisip Unmul tak lantas memastikan kemenangan kepada paslon Pilkada. Ia tak menjadi faktor utama paslon memenangkan kontestasti politik.

"Faktor utama itu figur pasangan calon. Karena dukungan parpol hanya jadi prasyarat untuk mencalonkan diri. Selebihnya urusan paslon, memanajemen dukungan partai politik itu," ujarnya.

Figur calon wakil walikota nomor 02, Joni dianggap kurang mampu mendongkrak eletabilitas pasangan calon. Sehingga, Neni kesusahan mengatasi elektoral Basri Rase yang merupakan pasangannya di Pilkada 2015 silam.

Terlebih, saat Basri didapuk sebagai calon walikota, usao Adi Darma meninggal di tengah tahapan Pilkada Bontang 2020. Istri mendiang menggantikan posisi Basri di calon wakil walikota.

"Memang ada pengaruh partai politik. Tapi justru publik melihat figur. Artinya bu Neni 5 tahun terakhir, tak memenuhi ekspektasi mereka. Artinya program-program dan pembangunan yang dicanangkan Neni termasuk Basri tak terlalu berpihak kepada kepentingan mereka," jelasnya.

Terbuai Lembaga Survei

Dosen berkacamata ini, menilai Neni-Joni terbuai hasil lembaga survei. Setidaknya ada dua lembaga survei yang merilis hasil risetnya ke publik sebelum Pemilihan 9 Desember 2020.

Berdasarkan hasil survei LSI Neni Moerniaeni - Joni Muslim unggul 57,5 persen dari pesaingnya Basri Rase - Najirah yang hanya mendapat 28 persen. Sedangkan responden yang tidak menjawab sebanyak 14,5 persen.

Sementara hasil survei Indo Barometer, Neni-Joni unggul dengan memperoleh 53.0 persen, dan penantangnya Basri-Najirah memperoleh 28,4 persen.

"Ketika LSI dan Indo Barometer rilis, bisa saja membuat tim (Neni-Joni) terlena dan merasa di atas angin. Merasa publik sudah banyak dukung mereka. Celah ini bisa dimaksimalkan paslon 01, dengan memaksimalkan kerja-kerja di lapangan," tuturnya.

"Saya tak dalam posisi menyalahkan lembaga survei, kami berikan pandangan bahwa lembaga survei terdapat margin eror, lalu ada kemungkinan suara yang tak masuk dalam sample risetnya," tambahnya.

Baca juga: Unggul dalam Pilkada Bontang 2020, Basri Rase Target Program yang Disusun akan Selesai 3,5 Tahun

Baca juga: Perempuan Terluka Parah Ditemukan di Gubuk di Bontang Lestari, Diduga Korban Penganiayaan

Baca juga: Siaga Banjir Rob, BPBD Bontang Prediksi Bakal Terjadi 3 Hari Kedepan

Dari pantauan TribunKaltim.Co di lapangan, Basri-Najirah mengantongi 45.165 suara, sedangkan Neni-Joni hanya 40.792 suara di Pilkada Bontang 2020. Data tersebut dihimpun dari hasil rekapitulasi tingkat kecamatan di Bontang, Kalimantan Timur.

Bontang Utara

Basri Rase - Najirah : 19,552 suara

Neni -Joni :19,693 suara

Bontang Selatan

Basri Rase - Najirah : 18,748 suara

Neni -Joni : 14,576 suara

Bontang Barat

Basri Rase - Najirah : 6,864 suara

Neni -Joni : 6,523 suara.

(TribunKaltim.Co/Fachri)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved