Tujuh Guru Terpapar Covid-19, Walikota Balikpapan Bakal Evaluasi Rencana Buka Sekolah Tatap Muka
Kasus covid-19 terus melonjak di Kota Balikpapan. Selain tenaga kesehatan (nakes), tujuh guru tingkat SD dan SMP ikut terpapar covid-19. Bahkan tuju
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Kasus covid-19 terus melonjak di Kota Balikpapan.
Selain tenaga kesehatan (nakes), tujuh guru tingkat SD dan SMP ikut terpapar covid-19.
Bahkan tujuh orang guru tersebut saat ini sedang menjalani isolasi.
Dengan terpaparnya tujuh guru tersebut, Walikota Balikpapan Rizal Effendi akan mengevaluasi rencana untuk menentukan sekolah tatap muka bisa buka atau tidak.
Kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kota Balikpapan, Selasa (15/12/20) kembali melonjak, yakni bertambah sebanyak 63 kasus baru.
Penambahan tersebut disampaikan oleh Satgas Penanganan Covid-19 kota Balikpapan dalam pers rilis perkembangan kasus covid-19.
"Hari ini penambahannya cukup banyak, 63 kasus positif baru. Kemudian 31 pasien sembuh dan satu pasien positif meninggal dunia," kata Ketua Satgas Covid-19 Balikpapan Rizal Effendi.
Satgas covid-19, katanya, tengah memusatkan perhatian pada sejumlah klaster yang kini kembali bermunculan, di antaranya, klaster keluarga yang cukup besar.
Baca juga: Pasca Pilkada di Samarinda, Sekkot Sebut Belum Ada Kenaikan Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19
Baca juga: Waspada Kasus Covid-19 Naik, Balikpapan Kembali Wacanakan Swab Test Bagi Pelaku Perjalanan
Dari jumlah penambahan kasus positif, ada 11 orang berasal dari klaster keluarga.
Selain itu, ada juga penambahan dari tiga tenaga kesehatan atau nakes.
Dua diantaranya berprofesi sebagai dokter dan satu lagi perawat.
"Yang jadi perhatian juga ada tujuh guru terpapar, baik dari SD dan SMP. Ini akan menjadi catatan kita. Akan evaluasi lagi menentukan sekolah bisa buka atau tidak," ucap Rizal Effendi.
Baca juga: Update Covid-19 di PPU, Hari Ini Ada tambahan 5 Kasus Covid-19
Baca juga: UPDATE Tambah 34, Jumlah Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Malinau Jadi 207, 11 Pasien Sembuh
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan itu menyebutkan, tujuh guru yang terpapar tersebut sudah melakukan isolasi sejak awal dinyatakan reaktif rapid test.
Hal ini merupakan kesepakatan sejak awal sehingga masyarakat tak perlu resah.
"Mereka tidak ke sekolah, karena sudah isolasi sejak dinyatakan reaktif. Kami memang sepakat sejak awal kalau reaktif, langsung isolasi," ucapnya.
Kasus Melonjak, Walikota Kaji Pembatasan Aktivitas Masyarakat
Pemerintah Kota Balikpapan tengah mengkaji kembali pemberlakuan sejumlah pembatasan aktivitas masyarakat.
Salah satunya aktivitas di sejumlah kedai kopi atau cafe yang menjadi sorotan perhatian Pemerintah Kota Balikpapan.
Pasalnya, tempat itu dianggap menimbulkan kerumunan.
Sulit untuk mematuhi protokol kesehatan seperti pembatasan kapasitas tempat.
Walikota Balikpapan Rizal Effendi mengaku tengah mengkaji atau menyusun aksi pencegahan kasus tersebut.
"Kalau semuanya melakukan pelonggaran protokol kesehatan dan tidak terkontrol maka berakibat kepada kita semua,” ujar Rizal Effendi.
Kegiatan masyarakat yang turut disoroti adalah berbagai acara, salah satunya pernikahan yang sempat ramai menjadi pro kontra.
“Ini juga menjadi perhatian kita dalam hal pembatasan–pembatasan,” katanya.
Ia juga meminta masyarakat untuk benar-benar menyadari karena kenaikan kasus cukup tinggi.
Sehingga angka R0 atau rasio penularan kasus tiba-tiba melonjak sampai 1,26 atau di atas angka standar, yakni satu.
“Saya mohon kepada masyarakat benar-benar memperhatikan hal ini, karena bisa merugikan dan membahayakan kita semua," ujar Walikota dua periode itu.
Angka kasus, lanjut Rizal Effendi, harus diturunkan.
Mengingat pada awal tahun 2021 nanti, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai dilaksanakan.
“Saya ingatkan kembali kita perlu menurunkan kasus ini, karena pada awal tahun kita berencana membuka sekolah untuk anak-anak kita,” ucapnya.
Sering Langgar Protokol Kesehatan, 2 Kafe di Balikpapan Jadi Sorotan
Mengenai pendisiplinan di tengah naiknya kasus covid-19 di Balikpapan, Satpol PP mulai menambah intensitas razia.
Di mana dalam penelusuran oleh anggota Satpol PP di Balikpapan, setidaknya ada dua kafe yang kerap melanggar protokol kesehatan, terutama dalam hal menjaga jarak.
"Sebenarnya yang sudah masuk dari penyidik itu persisnya 2 kafe. Satu kafe di kota, satu selatan," papar Kepala Satpol PP Balikpapan, Zulkifli.
Menanggapi laporan tersebut, dia mengaku akan mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai sanksi yang akan diberikan.
Dia pun menyebut dua sanksi yang kemudian dapat diberikan, yakni penutupan sementara atau denda.
Di mana kedua kafe tersebut sejatinya telah dua kali dikenakan denda.
"Karena sudah terulang. Itu kita udah kenakan dendanya dua kali. Dan ini menginjak ketiga kali. Nah nanti kita pertimbangkan," ujarnya lebih lanjut, Selasa (15/12/2020).
Hanya saja, lanjut Zulkifli, ia kerap menerima rekomendasi dari anggotanya untuk dilakukan penutupan saja.
Baca juga: Satpol PP Balikpapan akan Tutup Kafe dan Restoran di Libur Natal dan Pergantian Tahun
Baca juga: Rutin Patroli Protokol Kesehatan, Satpol PP Bontang Mengaku Kesadaran Masyarakat Meningkat
Namun begitu, ia mengaku belum mengambil keputusan.
Sehingga dia akan mempertimbangkannya lebih lanjut, khususnya setelah dia melakukan pemanggilan terhadap dua pengelola kafe tersebut.
"Jadinya kita bukan mengejar penutupannya, tapi mengejar kedisiplinnya. Kalau disiplinnya sudah tercapai, ngapain kita menutup," ucapnya.
(TribunKaltim.co/Miftah Aulia dan Mohammad Zein Rahmatullah)