Tak Terima Sering Diejek Tua Bangka, Pria Ini Aniaya 2 Korbannya di Lokasi Pernikahan Mantan Istri
Belum lama ini, seorang pria bernama Kaharudin dibekuk Polsek Balikpapan Barat lantaran melakukan tindak pidana penganiyaan pada Minggu (22/11/2020) l
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Belum lama ini, seorang pria bernama Kaharudin dibekuk Polsek Balikpapan Barat lantaran melakukan tindak pidana penganiyaan pada Minggu (22/11/2020) lalu.
Di mana tindak pidana tersebut terjadi di lokasi pernikahan mantan istri siri, yakni kawasan RT 28 Kelurahan Baru Ulu, Kecamatan Balikpapan Barat menggunakan sebilah sajam.
Hanya saja, dalam kejadian yang kemudian menggegerkan warga tersebut, Kaharudin tidak sampai melukai mantan istri sirinya.
Baca juga: Tulipe Bar di Golden Tulip Balikpapan, Sensasi Bersantai Ala Pulau Dewata
Baca juga: Siapkah Sekolah Pembelajaran Tatap Muka? Kadisdikbud Balikpapan Muhaimin Angkat Bicara
Baca juga: Belajar Tatap Muka Januari 2021, Orangtua Siswa di Penajam Sepenuhnya Serahkan ke Pemkab PPU
Melainkan calon suami dari mantan istri dan seorang hadirin.
Meski begitu, pada awak media, pelaku yang biasa dipanggil Acok tersebut melakukannya bukan karena perkara sakit hati.
Tetapi lantaran kerap menerima ejekan yang dianggap menyakiti perasaannya.
"Masalahnya ya mungkin bukan masalah ndak mau pisah kan. Kata-katanya aja sama saya yang jelek. Bukan karena nikahnya," ucap Acok, Rabu (30/12/2020).
Ejekan yang kerap membuatnya sakit hati adalah sapaan tua bangka.
Baca juga: Kasus Penganiayaan Wanita Paru Baya di Pondok Bontang Lestari Terungkap, Begini Modus Kejahatannya
Baca juga: Kritis, Wanita Paruh Baya Jadi Korban Penganiayaan, Polisi Kesulitan Lacak Indentitas Pelaku
Baca juga: Perempuan Terluka Parah Ditemukan di Gubuk di Bontang Lestari, Diduga Korban Penganiayaan
Meski begitu, Acok tak lantas naik pitam sehingga merencanakan tindak pidana penganiyaan tersebut.
Di mana ia sempat mengajak mantan istrinya tersebut untuk bermufakat.
"Cuma saya minta tolong kalau mau baik, bisa aku baik. Ayo bikin surat perjanjian materai 6 ribu, saya siap tanda tangan," ucapnya.
Hanya saja, karena kerap dibohongi, Acok yang merasa kehabisan kesabaran kemudian gelap mata dan berujung tindak pidana tersebut.
Acok yang tidak memiliki pekerjaan selain membantu tetangganya tersebut, lantas melarikan diri ke Gunung Manunggal.
Habis 2 malam berlalu, ia melanjutkan pelariannya ke Samarinda dan berakhir di Berau.
Meski demikian, Acok sendiri menolak jika ia disebut telah melarikan diri.