Virus Corona
China Jaga Goa Wanling, Tempat Kelelawar Pembawa Virus Corona, Yang Coba Dokumentasi Bernasib Begini
China jaga Goa Wanling, tempat kelelawar pembawa Virus Corona, yang coba dokumentasi bernasib begini
Baca juga: Terjawab, 3 Hal Pada Diri Gisel Ini Buat Wijin Luluh, Rela Bertahan Meski Ada Kasus Video Syur Nobu
Aparat membuntuti tim AP di tiga lokasi di seluruh Yunnan, dan melarang jurnalis mengunjungi Goa tempat para peneliti pada 2017 mengidentifikasi spesies kelelawar yang memicu SARS.
Lalu yang paling sensitif adalah Goa tambang tempat kerabat terdekat covid-19, RaTG13, ditemukan.
RaTG13 ditemukan setelah wabah tahun 2012 saat enam pria yang membersihkan batang penuh kelelawar jatuh sakit dengan gejala pneumonia serius. Tiga orang di antaranya meninggal.
Institut Virologi Wuhan dan CDC China sama-sama mempelajari Virus Corona kelelawar dari Goa ini.
Meski sebagian besar ilmuwan percaya covid-19 berasal dari alam, beberapa orang meyakini penyakit itu atau kerabat dekatnya mungkin dibawa ke Wuhan dan bocor secara tidak sengaja.
Pakar kelelawar Institut Virologi Wuhan, Shi Zhengli, berulang kali membantah teori itu tetapi pihak berwenang China belum mengizinkan ilmuwan asing untuk menyelidiki, termasuk di Goa Wanling.
Belajar Hidup Berdampingan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan meskipun pandemi covid-19 lebih parah, tapi belum tentu besar sehingga dunia harus belajar hidup berdampingan.
Profesor David Heymann, ketua penasihat strategis dan teknis WHO untuk penyakit menular, mengatakan takdir virus adalah menjadi endemik bahkan saat vaksin sudah beredar di AS dan Inggris.
"Dunia mengharapkan kekebalan kawanan, yang entah bagaimana penularannya akan menurun jika cukup banyak orang yang kebal," katanya pada konferensi pers terakhir WHO untuk tahun 2020, dilansir The Guardian.
Tetapi Heymann, yang juga seorang ahli epidemiologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan konsep kekebalan kawanan telah disalahpahami.
"Tampaknya takdir SARS-CoV-2 (covid-19) menjadi endemik, seperti halnya empat virus corona manusia lainnya, dan akan terus bermutasi saat berkembang biak dalam sel manusia, terutama di area yang lebih intens masuk."
"Untungnya, kami memiliki alat untuk menyelamatkan nyawa dan ini dikombinasikan dengan kesehatan masyarakat yang baik akan memungkinkan kami untuk belajar hidup dengan covid-19."
Hal senada diungkapkan Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO.