Pohon Tumbang Sampai Jalan Amblas, Wakil Ketua DPRD Kaltim Sorot Jalan Poros Samarinda-Balikpapan

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur Muhammad Samsun menyoroti kondisi jalan poros Samarinda-Balikpapan, Senin (4/1/2021) pagi.

Ia melihat ada beberapa titik jalan yang dapat membahayakan bagi pengendara kendaraan bermotor.

Ia menilai beberapa titik yang menjadi faktor penyebab kecelakaan.

Salah satunya kawasan taman hutan raya (Tahura) Bukit Soeharto.

Baca juga: Vaksin Covid Tiba di Kaltim, Pendistribusian Dikawal Brimob dan Polres, Hari Ini Disebar ke Kaltara

Baca juga: Vaksin Covid Tiba di Kaltim, Pendistribusian Dikawal Brimob dan Polres, Hari Ini Disebar ke Kaltara

Baca juga: Ratusan Karyawan Positif Covid-19, Pelayanan RSUD Tarakan Tutup Sepekan, Cek Jadwal Bukanya!

Baca juga: Jadwal Vaksinasi di Kota Balikpapan, Pemkot Siapkan 1.084 Vaksinator dari Rumah Sakit dan Puskesmas

Ia melihat beberapa pohon yang berada di pinggir jalan tersebut telah berusia sangat tua dan rentan tumbang.

Bahkan hal tersebut dibuktikan dengan adanya peristiwa tumbangnya pohon yang membuat salah satu Mobil minibus ringsek.

"Tadi lewat sana mau ngecek Ada laporan masyarakat terkait itu. Biasanya lewat tol Karena Ada kejadian juga taksi ketimpa pohon," ucap Muhammad Samsun.

Usai kunjungannya tersebut ia telah berkordinasi dengan pengelola Tahura agar membersihkan atau merapikan pohon-pohon tersebut.

Namun pihak Tahura saat ini berkordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Ia berharap perapihan pohon dilakukan segera.

Mengingat Kalimantan Timur berada dalam kondisi cuaca ekstrem badai la Nina.

Baca juga: INFO BMKG Prakiraan Cuaca Selasa 5 Januari 2021, Yogyakarta Hujan Ringan dan Surabaya Hujan Petir

Baca juga: Update Liga Italia, Kemenangan Spesial AC Milan, Junior Ronaldo Kembali Buat Stefano Pioli Pusing

Selain itu untuk jalan amblas di kilometer 7 dan 12 Kecamatan Loa Janan Kutai Kartanegara, ia meminta Komisi III DPRD Kaltim untuk bersama Balai Pengerjaan Jalan Negara untuk segera mencari solusi terkait perbaikan jalan tersebut.

Sehingga masyarakat pun dapat aman ketika melintas kawasan tersebut.

"Untuk (jalan) amblas Kita Kordinasi dengan Balai (BPJN) saya baru tadi mendapatkan laporan dan cek ke lapangan belum Siang atau besok Kita Kordinasi lagi.

Nanti Komisi III lebih intens lagi dengan pihak BPJN," pungkas Muhammad Samsun.

Sebelumnya para pengendara kendaraan merasa tidak nyaman saat melintasi Jalan poros Loa Janan-Balikpapan.

Hal ini dikarenakan beberapa titik jalan mengalami amblas.

Dari pantauan Tribunkaltim.co, Senin (4/1/2021) pukul 10.30 wita para pengendara bergantian melewati jalan poros Loa Janan-Balikpapan kilometer 11.

Jalan yang panjangnya kurang lebih 100 meter itu mengalami penurunan tanah.

Bahkan salah satu sisinya itu pun mengalami patah yang cukup dalam.

Sehingga beberapa petugas mengatur jalan agar pengendara bisa melintasi jalan tersebut.

Diah salah satu pengendara kendaraan roda dua mengatakan harus berhati-hati saat melewati jalan tersebut.

Ia pun harus mengurangi kecepatannya agar bisa melewati jalan tersebut.

"Hati-hati banget pas lewat sini. Sering licin kalau jalannya pas becek," ucapnya.

Sementara itu Yanto supir travel yang melintas berharap pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut.

Baca juga: UPDATE Harga Emas Antam Senin 4 Januari 2021, Mengalami Kenaikan Rp 6.000 per Gram, Ini Rinciannya

Baca juga: Puncak Arus Balik Natal dan Tahun Baru 2021 di Samarinda, Pelabuhan Padat, Tengok Kondisinya

Selain itu ia juga meminta pemerintah untuk membereskan atau menebang pohon-pohon yang ada di kawasan Bukit Soeharto.

"Kalau bisa itu pohon besar di pinggir jalan (Bukit Soeharto) juga dirapikan atau dipotong. Soalnya kemarin katanya ada mobil yang ketimpa pohon," ucapnya.

Dari informasi yang didapat jalan tersebut sudah amblas hampir satu bulan lebih.

Bahkan di kilometer 7 pun jalan mengalami keretakan dan sedikit amblas.

Sementara itu belum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah provinsi Kalimantan Timur maupun Dinas yang bersangkutan.

Ketika dikonfirmasi belum ada direspon oleh pihak yang bersangkutan. (Tribunkaltim.co/Jino Prayudi Kartono)