Virus Corona di Kaltim
Ketua IDI Kaltim Sebut Vaksin Covid tak Selesaikan Persoalan, Protokol Kesehatan yang Paling Utama
Sebanyak 25.520 dosis vaksin sinovac telah tiba di Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (5/1/2021). Beranjak dari pusat, dan menjajakan di Bumi Etam tep
Penulis: Muhammad Riduan |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Sebanyak 25.520 dosis vaksin sinovac telah tiba di Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (5/1/2021).
Beranjak dari pusat, dan menjajakan di Bumi Etam tepatnya di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan pada pagi hari.
Lalu dipindahkan ke Ibu Kota Kaltim, sekira pukul 11.30 Wita sudah sampai di Gudang Dinkes Kaltim, yang terletak di Jalan Anggur, Kota Samarinda.
Baca juga: Kepolisian Beber Pria yang Terjatuh di Parkiran Big Mall Samarinda Sebelum Ditemukan Terkapar
Baca juga: Gubernur Kaltim Ditanya Jatah Vaksin, Isran Noor: Aku Ini Masih Muda, Umur 36 Tahun jadi Tidak Perlu
Baca juga: Tagihan Kontraktor Belum Dibayar Rp 305 M, Pemkab Kukar Jamin Tetap Bayar
Menyikapi kedatangan vaksin sinovac tersebut, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Timur (Kaltim), dr Nataniel Tandirogang mengungkapkan rasa syukur dengan kedatangan vaksin tersebut.
Kendati demikian, ia mengharapkan bahwa vaksim tersebut sudah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Sehingga mereka juga bisa menerima dengan baik.
"Alhamdulillah kita bersyukur Kaltim sudah mendapatkan vaksin, jadi tinggal penerapannya saja," ujarnya saat diwawancarai awak media melalui sambungan telepon, Selasa (5/1/2021).
Dikemukakannya, dengan jumlah vaksin pertama yang ditujukan kepada para Tenaga Kesehatan (Nakes) dirasakan cukup saja.
Pasalnya, jumlah dokternya di Kaltim hanya sekitar 2.500 orang.
Baca juga: Tiba di Gudang Samarinda, Vaksin Covid-19 Dijaga Personel Gabungan Selama 24 Jam Penuh
Baca juga: Vaksin Corona Tiba di Kaltim, Kepala Kemenag Kutim Berharap Jemaah Haji Dapat Berhaji Tahun 2021
Baca juga: Pemberian Vaksin Covid-19 Tahap Pertama, Bontang Hanya Dijatah 1.600 Untuk 800 Nakes
"Saya kira dengan jumlah sekian, saya kira cukup kalau untuk nakes. Tetapi kalau ditambah untuk para guru dan juga para birokrat dan para pelaku ekonomi saya kira kurang," ungkapnya.
Saat disinggung terkait vaksin sinovak tersebut, ia menjelaskan bahwa vaksin tersebut merupakan berbahan protein virus atau protein rekombinan, sehingga itu dikatakan aman.
Dia menambahkan vaksin tersebut, secara ilmiah jauh lebih aman dibandingkan vaksin lainnya, tetapi memang kelemahannya dari protein rekombinan itu adalah efekasinya yang rendah atau dalam artian kemampuan untuk merangsang sistem imun yang rendah.
"Sinovac ini disebut paling rendah efekasi, tapi jauh lebih aman," ujarnya.
Baca juga: Sebagai Penerima Vaksin, Sejumlah Tenaga Kesehatan di Berau Terima Pemberitahuan Lewat SMS
Baca juga: Vaksin Sinovac di Kaltim Belum Didistribusikan, Dinkes Kaltim Menunggu Rekomendasi BPOM
Jadi walaupun orang tersebut sudah divaksin, masih mempunyai kemungkinan akan tertular covid-19, karena atas dasar efekasi yang rendah tersebut.
"Makanya sekali lagi saya menyampaikan, bahwa vaksin tidak menyelesaikan persoalan. Tetapi salah satu cara untuk membantu persoalan, protokol kesehatanlah yang paling utama," ucapnya.
(TribunKaltim.co/Muhammad Riduan)