Anak Tenggelam di SKM

Ketua RT Sering Tegur Anak-Anak yang Bermain di Sekitar Jamban di SKM Samarinda

Dari informasi yang didapat dari keluarga korban, bahwa Aldifin Syahreza (13) dibawa ke rumah keluarga ibunya saat libur akhir pekan.

TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Lokasi Aldifin Syahreza (13) terseret arus lalu hilang tenggelam di Sungai Karang Mumus, pada Minggu (10/1/2021) siang hari ini. TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Nur Betiy (54) Ketua RT 31, Jalan Kesehatan Dalam, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, membenarkan korban yang terseret arus lalu hilang tenggelam bukanlah warganya.

Dari informasi yang didapat dari keluarga korban, bahwa Aldifin Syahreza (13) dibawa ke rumah keluarga ibunya saat libur akhir pekan.

"Jadi tidur sini memang, tinggalnya di Sambutan. Ke sini datang ke rumah keluarga (ibu korban)," sebut Nur Betiy, Minggu (10/1/2021) ditemui di lokasi kejadian.

Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Grafik Kasus Mulai Meroket, 6 Balita Ikut Terpapar Covid-19

Baca juga: Jalan Km 11 Balikpapan-Samarinda Kaltim Sudah Selesai, Masuk Rencana Beautifikasi

Baca juga: Pelaku Pembacokan Pria Paruh Baya Idap Skizofrenia, Merasa Dikucilkan Hingga Picu Aksi Brutal

Kalau untuk kepastian korban tenggelam, Ketua RT 31 didapat dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, Basarnas dan Relawan.

Sembari mengucap duka, Nur Betiy mencoba menangkan keluarga korban agar terus bersabar.

"Saya dari pasar, dapat informasi dari relawan, lalu saya telpon ke Bhabinkamtibmas dan Babinsa, lalu diteruskan ke Basarnas dan unsur SAR ganungan lain," jelasnya.

Baca juga: Harga Sembako di Balikpapan, Komoditi Cabai Rawit Naik, Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram

Baca juga: Syarat Antigen Berlaku 2 Hari, Fasilitas Tes Rapid Antigen Diharapkan Ada Juga di Pelabuhan

Ditanya kondisi lingkungannya yang cenderung berbahaya bagi warga sekitar khusunya anak-anak, ia tak menampik.

Bahkan ia sendiri yang sering menegur agar tidak bermain dialiran sungai karang mumus ini. Terlebih kelengahan keluarga dalam mengawasi bisa saja terjadi, dan menimbulkan hal yang tak diinginkan seperti peristiwa hari ini.

"Saya sering menegur sendiri, tak hanya saya. Warga sekitar juga sering menegur anak-anak jangan berenangan atau main disekitar jamban," sebutnya.

Baca juga: Bibi Korban Sempat Minta Tolong Warga Sekitar, Sebut Sungai Karang Mumus Samarinda Angker

Baca juga: NEWS VIDEO Pria Yang Dikabarkan Meloncat Ke Sungai Karang mumus, Ditemukan Meninggal Dunia

Baca juga: BREAKING NEWS Seorang Anak Hilang Terbawa Arus di Sungai Karang Mumus Samarinda Saat Bermain

Terkait peristiwa ini, ia sudah sering melapor ke pihak Kelurahan agar di sosialisasi kan, tentunya supaya warga tak lagi membuat jamban atau mandi disekitar pinggir Sungai Karang Mumus Samarinda.

Peristiwa yang menimpa korban berusia 13 tahun ini diharapkannya yang terakhir kali, setelah dua tahun lalu juga pernah terjadi hal serupa menimpa seorang pemuda.

"Kejadian persis, dua tahun apa tiga tahun lalu. Sama seperti ini, terbawa arus dan tenggelam. Beberapa tahun sungai memang seperti minta sesuatu (tumbal). Selebihnya saya laporkan ke kelurahan lagi, agar tak lagi warga mandi atau menggunakan jamban," pungkasnya.

Baca juga: Bocah 10 Tahun di Samarinda Tenggelam Saat Berenang di Arus Deras Bendungan Benanga, Begini Nasibnya

Baca juga: Kisah Motoris Tenggelam di Sungai Mahakam Samarinda, Baru Menikah, Kini Istrinya Sedang Hamil

Baca juga: Kecelakaan di Sungai Mahakam Samarinda, Basarnas Buat Posko di Sekitar Lokasi Tenggelamnya Motoris

Hal mistis dan keangkeran sungai yang diyakini warga serta Ketua RT 31 sendiri tentu tak bisa menjadi patokan.

Faktor pengawasan tentu penting agar tak ada lagi korban.

(TribunKaltim.Co/ Mohammad Fairoussaniy)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved