Sriwijaya Air Hilang Kontak

Pilot Pesawat Sriwijaya Air Tak Punya Pilihan, Hanya Tersisa Dua Menit Sebelum Menghantam Pulau Laki

Pengamat Penerbangan Andi Isdar Yusuf mencoba mengungkap puzzle yang menyebabkan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

TribunPontianak/Grafis TribunNetwork
Kapten Afwan pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang mengalami insiden di Kepulauan Seribu. 

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap kondisi terkini mesin pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebelum jatuh di pulau Laki.

Pesawat yang membawa 62 orang termasuk kru kabin ini hilang setelah empat menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

KNKT mengantongi sejumlah barang bukti yang menguatkan bahwa mesin pesawat masih hidup sebelum menyentuh permukaan air.

Berdasarkan data Radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI (AirNav Indonesia) mencatat pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terbang pada 14.36 WIB. Setelah itu pesawat terbang ke arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, melalui pernyataan tertulisnya pada Selasa (12/1/2021), mengatakan bahwa pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki. Setelah itu, pesawat mulai terlihat turun.

Data terakhir dari pesawat Sriwijaya Air berada pada ketinggian 250 kaki. Data inilah yang membuat KNKT yakin bila mesin pesawat masih dalam kondisi hidup.

"Dari data ini kami curiga bahwa mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat menabrak air," kata dia.

Selain itu, ada juga data dari KRI Rigel yang membantu memperkuat dugaan tersebut. Yaitu soal sebaran reruntuhan atau serpihan pesawat yang memiliki lebar 100 meter dan panjang 300 - 400 meter.

"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," papar Soerjanto.

Data lain pun diperoleh. Soerjanto juga menyebutkan, dari kerusakan pada bagian-bagian mesin turbin atau cakram turbin dan bilah kipas yang ditemukan oleh petugas yang menunjukkan bahwa mesin masih bekerja sebelum jatuh.

"Kerusakan pada fan blade menunjukan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," katanya.

Untuk diketahui, Kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182 telah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada hari Selasa sore, sekitar pukul 16.00 WIB.

Kotak hitam ditemukan antara Pulau Laki dan Lancang, Seribu Kepulauan, Jakarta. Berdasarkan berita berita terbaru Kompas TV, kotak hitam tampak dibawa oleh kapal sea rider milik Kopaskal.

Kotak hitam dikirim ke JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk ditindaklanjuti. Selanjutnya setelah tiba di JICT, kotak hitam akan diserahkan kepada KNKT untuk diteliti lebih lanjut.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved