Berita Nasional Terkini

Satu Soal Duka, Menkes Buka Suara & Ungkap Pesan Jokowi Saat Kasus Corona di Indonesia Tembus 1 Juta

Menkes Budi Gunadi akhirnya buka suara soal kasus covid-19 di Indonesia yang sudah tembus dari 1 juta per Selasa (26/12/2021)

Editor: Doan Pardede
YouTube Sekretariat Presiden
PESAN PRESIDEN JOKOWI - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi akhirnya buka suara soal kasus covid-19 di Indonesia yang sudah tembus dari 1 juta per Selasa (26/12/2021). 

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi akhirnya buka suara soal kasus covid-19 di Indonesia yang sudah tembus dari 1 juta per Selasa (26/12/2021).

Menkes Budi Gunadi mengungkap pesan penting dari Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Hal ini disampaikan Menkes Budi Gunadi lewat siaran langsung di YouTube Sekretariat Presiden.

Dikatakannya, ia mendapat pesan dari Presiden Jokowi saat rapat terbatas digelar.

Pesan tersebut, ujar Budi Gunadi, terkait jumlah kasus covid-19 di Indonesia yang sudah tembus satu juta.

Untuk diketahui, berdasarkan data covid19.go.id, jumlah kasus covid-19 di Indonesia per Selasa hari ini telah menembus angka 1.012.350.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 820.356 orang dinyatakan sembuh, sementara 28.468 lainnya meninggal dunia.

Provinsi dengan jumlah kasus covid-19 terbanyak masih dipegang oleh Jakarta, yakni mencapai 252.266.

Kemudian disusul Jawa Barat dengan 127.398 kasus, Jawa Tengah dengan 116.526 kasus, dan Jawa Timur dengan 107.050 kasus.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Nunukan Bertambah 14 Pasien, Sembuh 44 Orang dan 1 Pasien Probabel Meninggal

Baca juga: Lusa 11 Pejabat Kaltim Dapat Vaksin Sinovac Tahap Kedua, Pangdam dan Kapolda Disuntik di Balikpapan

"Hari ini Pak Presiden melakukan rapat terbatas (dengan) beberapa menteri."

"Saya dititipi pesan oleh Bapak Presiden untuk menyampaikan ke seluruh rekan-rekan, bahwa hari ini adalah hari dimana jumlah orang yang terpapar covid-19 di Indonesia menembus angka satu juta orang," ujar Budi Gunadi, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Ia mengatakan, angka satu juta menandai dua momen penting.

Pertama, Budi Gunadi menilai saat ini merupakan waktu untuk berduka.

Sudah banyak warga Indonesia, termasuk ratusan tenaga kesehatan, meninggal akibat covid-19.

"Momen yang pertama adalah ini saatnya kita untuk berduka, karena ada banyak saudara-saudara kita yang sudah wafat."

"Ada lebih dari 600 tenaga kesehatan yang juga gugur dalam menghadapi pandemi ini."

"Dan mungkin sebagian keluarga dekat dan teman dekat kita juga sudah meninggalkan kita," tuturnya.

Budi Gunadi pun mengatakan, kasus covid-19 di Indonesia yang telah tembus satu juta, meninggalkan duka mendalam bagi pemerintah dan masyarakat.

"Momen pertama yang harus kita lalui, bahwa ada rasa duka yang mendalam dari pemerintah, dari seluruh rakyat Indonesia atas angka ini," katanya.

Baca juga: Klaim Jokowi Indonesia Sukses Kendalikan Covid-19, 5 Indikator Terbaru, Kematian Hingga Kasus Aktif

Baca juga: Transaksi Antar Pulau di Tokopedia Meningkat Lebih Dua Kali Lipat di Tengah Pandemi Covid-19

Karena itu, Budi Gunadi menyebutkan semua pihak harus bekerja keras untuk menekan laju penularan virus.

Hal ini agar pengorbanan tenaga kesehatan tak sia-sia.

"Momen kedua, kita juga harus sadar bahwa kita harus terus bekerja sangat keras."

"Sehingga pengorbanan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan kita, terutama tenaga kesehatan, itu tidak sia-sia," ucapnya.

"Angka satu juta ini memberikan satu indikasi bahwa seluruh rakyat Indonesia bersama pemerintah, bekerja bersama-sama mengatasi pandemi ini dengan lebih keras lagi," lanjutnya.

Lembaga Eijkman Tak Temukan Varian Baru covid-19 di Indonesia

Satgas Penanganan covid-19 membantah bahwa tingginya kasus positif covid-19 belakangan, disebabkan munculnya varian baru virus Sars-Cov2 seperti yang muncul di Inggris.

Juru Bicara Satgas Penanganan covid-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan dari hasil pelacakan genum Sequencing oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman jumlah whole genum sequencing yang telah dikumpulkan kepada GISIAID atau bank data influenza di dunia sebanyak 244, tidak ditemukan mutasi B117 sampai saat ini.

"Tak ada mutasinya sampai saat ini. Namun, jenis mutasinya sudah banyak ditemukan ialah berjenis D614G," tegas Wiku memberi keterangan pers perkembangan penanganan covid-19 di Gedung BNPB, Kamis (21/1/2021).

Oleh karena itu, untuk menekan peluang adanya mutasi virus Sars-Cov2 yang masuk, harus dilakukan menekan replikasi atau infeksi virus dengan menghambat laju penularan.

Baca juga: Tambah 32 Kasus, Kini Positif Covid-19 Malinau Berjumlah 426, Kasus Transmisi Lokal Mendominasi

Baca juga: Melebihi Target, Investasi di Balikpapan Capai 9,9 Triliun Saat Pandemi Covid-19

"Caranya dengan ketat menerapkan disiplin protokol kesehatan bagi masyarakat."

"Sehingga tidak ada ruang bagi virus untuk mereplikasi dirinya," jelas dia.

Wiku mengingatkan masyarakat jangan pernah lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, utamanya 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

"Diharapkan jangan sampai masyarakat menjadi korban terpaparnya kasus covid-19," harapnya.

Masyarakat diminta untuk selalu berhati-hati dan waspada di manapun berada.

Karena kemunculan kasus positif bukan sekedar angka, namun sudah bermunculan di lingkungan terdekat dari masyarakat itu sendiri.

"Jika kita lengah menjalankan disiplin protokol kesehatan, maka cepat atau lambat kita sendirilah yang akan menjadi bagian dari angka penambahan kasus positif maupun berada di ruang perawatan covid-19," pesan Wiku.

(*)

Editor : Doan pardede

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Lembaga Eijkman Tak Temukan Varian Baru Virus covid-19 di Indonesia

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved