Berita Nasional Terkini
Respon Aziz Yanuar 19 Anggota FPI Terafiliasi JAD-ISIS, Bandingkan dengan Korupsi Bansos Covid-19
Respon Aziz Yanuar 19 anggota FPI terafiliasi JAD - ISIS, bandingkan dengan korupsi bansos covid-19
TRIBUNKALTIM.CO - Kuasa Hukum Front Persatuan Islam Aziz Yanuar merespon penangkapan teroris di Makassar dan Gorontalo.
Diketahui, 19 dari 26 tersangka teroris yang dibekuk tersebut merupakan anggota Front Pembela Islam ( FPI).
Para anggota FPI ini disebut teroris Jaringan Ansharut Daulah yang berafiliasi dengan ISIS.
Para teroris ini dibekuk Densus 88 dan dibawa ke Bogor, Jawa Barat.
Aziz Yanuar merespon kasus ini dan membandingkannya dengan organisasi yang terlibat korupsi bansos covid-19
Meski demikian, diketahui Front Pembela Islam sudah dibubarkan pemerintah.
• Abu Janda Bocorkan Honor Jadi Influencer Jokowi, Refly Harun Sorot Asal Uang Bayar Buzzer di Pilpres
• Akhirnya Polisi Bongkar Aliran Rekening FPI ke Istri Teroris Grup Al Qaeda, Suami Tewas di Suriah
Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam mengatakan, ada 19 terduga teroris Jaringan Ansharut Daulah ( JAD) Sulsel yang diterbangkan ke Jakarta, Kamis (4/2/2020).
Menurutnya, sebagian dari mereka juga merupakan anggota dan simpatisan pendukung Front Pembela Islam (FPI).
Terkait hal itu, kuasa hukum FPI Aziz Yanuar mengaku bingung menanggapi berita tersebut.
Apalagi, menurutnya FPI sudah dibubarkan.
"Tidak tahu (ya mau menanggapi seperti apa)."
"Karena tidak ada FPI lagi."
"Jadi kita bingung, sudah bubar masih saja dibawa repot dan ribet," ujar Aziz Yanuar ketika dihubungi Tribunnews, Kamis (4/2/2021).
Aziz lantas mengatakan mengapa organisasi yang di dalamnya terdapat banyak koruptor, hingga saat ini masih aman sentosa dan tidak dibubarkan.
"Yang masih eksis organisasinya dan banyak koruptor dihasilkan, bahwa sampai-sampai terkait bantuan kemanusiaan (bansos) juga digarong, tapi aman sentosa saja tuh."
"Tidak dibubarkan, tidak diblokir sekelilingnya dan diteror. Aman deh pokoknya," ucap Aziz.
Dia menambahkan, seharusnya saat ini kasus korupsi menjadi fokus perhatian di Tanah Air. Sebab, efek yang dihasilkan dari kasus korupsi nyata adanya.
"Padahal korupsi ini nyata dan efek yang dihasilkan juga nyata."
"Merusak dari semua lini kerusakannya dan akut kerusakannya. Ini harusnya jadi fokus," paparnya.
• Densus 88 Bongkar 19 Teroris JAD Berafiliasi ke ISIS Ternyata Anggota FPI, Punya Kemampuan Tempur
Dipindahkan ke Cikeas
Tim Densus 88 Antiteror memindahkan 26 tersangka teroris dari Gorontalo dan Makassar, ke Rutan Khusus Teroris di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/2/2021).
Puluhan tersangka teroris itu masuk melewati Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menggunakan pesawat komersial.
Mereka dipindahkan dengan pengawalan ketat oleh tim gabungan Polri.
"Hari ini Densus 88 antiteror Polri memindahkan 26 tersangka aksi terorisme di Indonesia."
"7 dari Gorontalo dan 19 dari Makassar," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021).
Rusdi lantas menjelaskan peran puluhan teroris itu dalam aksi terorisme di Indonesia maupun di negara tetangga.
Khusus 7 tersangka teroris di Gorontalo, mereka terlibat dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Mereka diketahui pernah melakukan kegiatan militer teroris.
Menurut Rusdi, kegiatan itu mulai dari bela diri hingga latihan melempar pisau.
"Untuk di Gorontalo kelompok ini dikenal dengan Ikhwan Pahuwato."
"Ini merupakan kelompok JAD berafiliasi kepada ISIS."
"Mereka telah mempersiapkan diri melakukan latihan fisik, latihan bela diri."
"Kemudian juga latihan memanah, latihan melempar pisau, dan latihan menembak dengan senapan angin," ungkap Rusdi.
Kelompok itu juga memiliki kemampuan merakit bom.
Dengan kemampuannya tersebut, mereka sempat merencanakan sejumlah aksi teror di sejumlah titik di Gorontalo.
"Kelompok ini merencanakan kegiatan penyerangan Mako Polri, rumah dinas anggota Polri."
"Dan rumah pejabat di Gorontalo, dan juga berencana melakukan aksi perampokan pada beberapa toko di sekitar Gorontalo," bebernya.
Sedangkan yang dibawa dari Makassar, Rusdi menyatakan kelompok ini juga merupakan kelompok JAD yang diketahui berafiliasi dengan ISIS.
Kelompok ini juga merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI) Makassar.
• Andi Mallarangeng Bongkar Modus Undang Ketua DPC DPD Temui Moeldoko di Hotel, Ada Kode Pak Lurah
"Dari 19 anggota yang tertangkap semua terlibat atau menjadi anggota Front Pembela Islam (FPI) di Makassar."
"Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar."
"Tentunya kelompok ini akan ditindaklanjuti oleh Densus 88 untuk menyelesaikan permasalahan aksi terorisme di Indonesia," tuturnya.
Kelompok ini memang sempat merencanakan dan terlibat dalam sejumlah aksi terorisme, di dalam maupun luar negeri.
"Kelompok ini tentunya memiliki rencana kegiatan yang akan menggangu kamtibmas di negeri ini."
"Karena kelompok ini mempunyai kemental untuk melakukan kegiatan bom bunuh diri," ungkapnya.
Rusdi memaparkan, kelompok teroris di Makassar yang ditangkap ada yang masih hubungan keluarga.
Baik ayah, istri hingga anak turut ditangkap tim Densus 88 karena terlibat aksi teror.
Sang ayah dan istrinya bernama Ruli Lian Zeke dan Ulfa Handayani.
Mereka merupakan pelaku pengboman gereja katedral di Zulu Filipina pada tahun 2019. Keduanya diketahui memiliki 5 anak.
Rusdi bilang, seluruh anaknya ternyata juga diketahui terlibat aksi terorisme.
1 dari 5 anaknya pun turut ditangkap tim Densus 88 di Makassar.
"Ruli Lian Zeke dan Ulfa Handayani memiliki lima anak."
"Satu anak sekarang ditahan pihak keamanan Filipina karena terlibat aksi terorisme atas nama Cici."
"Kemudian dua bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan, satu masih ada di Suriah, satu tertangkap dari 19 orang di Makassar," paparnya.
"Kemudian punya menenatu Andi Baso yang terlibat kasus pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda 2016."
"Artinya dari kelompok ini adalah terdapat bapak, ibu, anak, dan menantu terlibat dalam aksi terorisme," urainya.
Sebelumnya, Polri akan menjemput belasan terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang dipindahkan dari Makassar menuju DKI Jakarta, Kamis (4/2/2021).
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyampaikan, belasan terduga teroris itu akan dijemput di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Nantinya, sejumlah pejabat utama Mabes Polri dan tim Densus 88 Antiteror Polri akan turut mengawal proses penjemputan tersebut.
"Iya, ada penjemputan teroris Jamaah Ansharut Daulah dari Makassar di Bandara Soetta," kata Ahmad di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Rencananya, kata Ahmad, belasan terduga teroris JAD itu akan tiba di Bandara Soetta pada pukul 12.00 WIB.
Namun, dia masih enggan memastikan jumlah terduga teroris yang dijemput Polri besok.
Dia juga masih enggan menyebutkan lokasi tujuan pemindahan belasan terduga teroris dari Makassar tersebut.
"Waktu penangkapan kemarin kan 20 orang, kemudian dilakukan tindakan."
"2 orang sudah meninggal, 1 orang luka, ada 1 (kena) Covid-19."
"Jadi belum tahu jumlahnya berapa."
"Yang jelas dari tindakan yang bulan lalu itu, ya antara 16 atau 15 orang kira-kira," paparnya.
( TribunKaltim.co / Rafan Arif Dwinanto )
Artikel ini telah tayang dengan judul 19 Teroris dari Makassar Anggota FPI, Aziz Yanuar: Bingung, Sudah Bubar Masih Saja Dibawa Ribet, https://wartakota.tribunnews.com/2021/02/04/19-teroris-dari-makassar-anggota-fpi-aziz-yanuar-bingung-sudah-bubar-masih-saja-dibawa-ribet?page=all.