Berita Nasional Terkini
Jokowi Minta Dikritik, Sudjiwo Tedjo Beber Fakta Soal Buzzer, Beda Berpendapat, Curhat dengan Baper
Jokowi minta dikritik, Sudjiwo Tedjo beber fakta soal buzzer, beda berpendapat, curhat dengan baper
"Saya tidak menuduh siapa pun, tapi goverment harus ikut bertanggungjawab," ujar Sudjiwo.
"Karena goverment juga mewadahi bahasa, pusat pengembangan bahasa."
Ia menambahkan, saat ini, kritik sudah disalahartikan oleh sebagian masyarakat.
Sudjiwo menyebut, hal itu menyebabkan masyarakat semakin malas mengutarakan pendapat.
"Artinya kalau curhat, mengeluh dan berpendapat sama aja disebut baper," ucapnya.
• Tak Terima Diputuskan Pacar, Pelaku Ancam Sebar Foto dan Video Pribadi Pasangannya
• Kabar Gembira, Harga Mobil & Sepeda Motor Baru Lebih Murah, Pemerintah Diskon PPnBM, Cek Detailnya
"Begitu ada orang berpendapat 'Ah lo baper', makin lama orang makin males berpendapat."
"Dan ini kayaknya upaya sistematis. Sekarang ada upaya sistematis lagi bahwa kritik sama dengan hujatan."
"Dianggap Sudjiwo Tedjo membela hujatan," sambungnya.
Sudjiwo lantas membahas perbedaan antara kritik dan hujatan.
Di akhir pernyataannya, Sudjiwo sempat memutus kalimatnya dan hanya terbahak.
"Enggak, yang aku sebut kritik itu tidak menyerang pribadi."
"Artinya siapa pun, mau dari kubu mana pun kalau pribadi itu namanya bukan kritik, hujatan yang harus ditertibkan," tukasnya.
Ulasan Ade Armando
Sementara itu menurut Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, selama ini justru sudah banyak kritik yang datang dan ditujukkan kepada pemerintah, termasuk kepada Jokowi.