Berita Nasional Terkini
Bukan Disiksa, Komnas HAM Ungkap Penyebab Kematian Maaher At-Thuwailibi, Tapi Ada yang Dirahasiakan
Penyebab meninggalnya Soni Eranata atau Maaher At-Thuwailibi di Rutan Bareskrim Polri terungkap sudah
TRIBUNKALTIM.CO - Penyebab meninggalnya Soni Eranata atau Maaher At-Thuwailibi di Rutan Bareskrim Polri terungkap sudah.
Hal itu diungkap oleh Komnas HAM yang didasari berdasarkan informasi yang diperoleh melalui keterangan polisi dan tim kedokteran RS Polri, serta dari pihak keluarga.
Komnas HAM menyebut tidak ada perbedaan keterangan dari ketiga pihak tersebut.
"Memang meninggal karena sakit, jadi bukan, kalau di sosmed ada tindakan yang lain, enggak ada," ungkap Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam dalam konferensi pers daring, Kamis.
Komnas HAM disebut mendapat keterangan yang lengkap, termasuk penyakit yang diderita oleh Maaher.
Namun, atas nama hak asasi manusia, Komnas HAM tidak dapat membeberkan informasi menyangkut kondisi badan karena merupakan hak pemilik tubuh dan keluarga.
Baca juga: NEWS VIDEO Wasiat Ustadz Maaher untuk Nikita Mirzani Sebelum Wafat Terungkap
Baca juga: Tersangka Meninggal di Rutan Bareskrim, Jaksa Hentikan Kasus Ujaran Kebencian Maaher At-Thuwailibi
Dari pihak kepolisian, Komnas HAM mendapat penjelasan sejak awal penangkapan Maaher, ketika almarhum sakit, proses perawatan, hingga sejumlah permohonan dalam proses hukum seperti penangguhan penahanan.
Selain memberikan keterangan, Anam menuturkan, polisi juga menunjukkan bukti rekam medis, serta metode dan proses medis Maaher.
Menurutnya, Maaher tidak hanya mendapatkan penanganan medis dari dokter di RS Polri, tetapi juga dimintakan second opinion kepada lembaga medis yang kredibel dan dipilih berdasarkan musyawarah pihak keluarga dan polisi.
Dari keterangan keluarga, polisi, dan dokter, Komnas HAM mengungkapkan, Maaher dirawat dengan baik.
"Bahkan beberapa kali ada treatment khusus, itu kelonggaran, kapanpun bisa mengunjungi, melihat, bahkan beberapa titik juga tidak hanya keluarga tapi juga komunitasnya disuruh melihat langsung dan lain sebagainya, termasuk juga teman-teman yang mendampingi secara hukum itu bisa melihat proses perawatan sakitnya," ujar dia.
Diketahui, Maaher meninggal dunia pada Senin (8/2/2021) malam di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.
Meski meninggal di Rutan Bareskrim Polri, saat itu Maaher yang terjerat kasus dugaan ujaran kebencian berdasarkan SARA berstatus sebagai tahanan jaksa.
Baca juga: Sempat Pegang Kaki Polisi saat Ditangkap, Siapa Sebenarnya Ustaz Maaher At-Thuwailibi
Baca juga: NEWS VIDEO Berseteru dengan Ustaz Maaher At-Thuwailibi Rumah Nikita Mirzani Didatangi 6 Ibu-ibu
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono, Maaher sudah sempat dirawat di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur beberapa waktu lalu dan setelahnya dibawa kembali ke rutan.
Setelah itu, Maaher kembali mengeluh sakit dan sebelum sempat dirawat di rumah sakit ia meninggal dunia.
Namun, Polri enggan membeberkan penyakit yang diderita Maaher karena sensitif sehingga dikhawatirkan dapat mencoreng nama baik keluarga.
Sementara itu, Karo Penmas Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menegaskan, Soni Eranata atau Maaher At-Thuwailibi, meninggal dunia di Rutan Bareskrim Polri karena sakit.
Rusdi meminta masyarakat jangan percaya dengan berita-berita hoaks yang beredar soal penyebab wafatnya Maaher.
"Mengenai meninggalnya yang bersangkutan sudah dijelaskan pihak kepolisian bahwa yang bersangkutan meninggal karena sakit," kata Rusdi saat dihubungi, Rabu (10/2/2021).
Saat Ditahan Ia mengatakan, jika masyarakat ragu dengan informasi yang diterima bisa melakukan konfirmasi ke pihak berwenang.
Rusdi sekaligus mengingatkan agar masyarakat tidak menyebarkan berita-berita hoaks karena ancaman hukumannya serius.
"Jika ada keraguan agar bertanya kepada pihak yang berkompeten. Dan jangan menyebarkan berita bohong, karena merupakan tindak pidana," ucapnya.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono juga sebelumnya menyatakan, Maaher meninggal karena sakit.
Ia mengatakan, Maaher sudah sempat dirawat di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur beberapa waktu lalu dan setelahnya dibawa kembali ke rutan.
Baca juga: Berseteru dengan Ustaz Maaher At-Thuwailibi Rumah Nikita Mirzani Didatangi 6 Ibu-ibu Mana yang 800
Baca juga: Laskar Nikita Mirzani Dikabarkan Turun ke Jalan Bela Nyai, Sosok Maaher At-Thuwailibi Dibongkar
Setelah itu, Maaher kembali mengeluh sakit dan sebelum sempat dirawat di rumah sakit ia meninggal dunia.
Namun, Polri enggan membeberkan soal penyakit yang diderita Maaher.
Argo hanya menyebut penyakit yang diderita Maaher sensitif untuk diungkapkan ke publik.
"Yang terpenting bahwa dari keterangan dokter dan dari perawatan-perawatan yang ada bahwa Saudara Soni Eranata ini sakit. Sakitnya sensitif yang bisa membuat nama baik keluarga juga bisa tercoreng kalau kami sebutkan di sini," katanya.
Pihak keluarga Maheer At-Thuwailibi pun mengatakan, kabar yang beredar terkait kondisi almarhum disiksa saat masa penahanan di Rutan Bareskrim Polri adalah tidak benar.
Hal itu disampaikan langsung oleh kakak ipar Maaher At-Thuwailibi, Jamal, usai proses pemakaman di Pondok Pesantren Darul Quran, Cipondoh, Tangerang, Selasa (9/2/2021).
"Kami ingin meluruskan terkait kabar kalau almarhum disiksa, itu hoaks. Sejauh ini penyidik perlakuannya baik kepada almarhum," kata Jamal dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (9/2/2021).
Baca juga: Musda Golkar PPU Digelar Pekan Depan, Plt Ketua DPD Golkar Minta Andi Yusup Susun Kepengurusan
Baca juga: Kerukunan Keluarga Bugis-Makassar Usung Alimuddin Jadi Ketum KKSS Kaltim
Jamal menduga ada pihak yang hendak memanfaatkan meninggalnya Maaher untuk mengadu domba dengan memunculkan hoaks tersebut.
Kendati demikian, Jamal menyoroti kondisi sel tahanan di Rutam Bareskrim Polri yang kurang layak untuk menahan Maaher.
Ia menduga hal itu menjadi penyebab lain menurunnya kondisi kesehatan Maaher selama menjalani hukuman.
"Iya memang, letaknya di basement, Namanya di basement jadi matahari enggak masuk. Terlebih obat yang harusnya dikonsumsi rutin menjadi terputus," tuturnya. (*)
Editor: Christoper Desmawangga