Berita Balikpapan Terkini
Efek Pandemi Volume Sampah Naik 7 Ton di Balikpapan, Paling Banyak dari Sisa Makanan
Jumlah produksi sampah di Kota Balikpapan meningkat 7 ton per hari selama masa pandemi Covid-19. Sehingga produksi sampah di Kota
Penulis: Miftah Aulia Anggraini |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Jumlah produksi sampah di Kota Balikpapan meningkat 7 ton per hari selama masa pandemi Covid-19.
Sehingga produksi sampah di Kota Balikpapan yang masuk ke TPA Manggar saat ini mencapai 467 ton per harinya.
"Tujuh ton itu karena kita banyak WFH yang membuat kita ini banyak di rumah," ujar Walikota Balikpapan Rizal Effendi.
Baca juga: Istri Gubernur Kaltim Isran Noor Sempat Menangis Saat Pelantikan Pengurus PKK, Ini Alasannya
Baca juga: Puluhan Mahasiswa Unmul Demo, Minta Kepala Daerah yang Dilantik untuk Penuhi Janjinya
Baca juga: Aset PT Hotel Bahtera Jaya Abadi Dilelang Bankaltimtara, Pengacara Owner Minta Masyarakat tak Ikut
Masalah yang dihadapi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) saat ini, rupanya juga berkaitan dengan kebiasaan masyarakat.
Dengan menyisakan makanan, jumlah sampah yang berasal dari sampah rumah tangga pun meningkat.
"Kalau dipersentasekan dari sampah yang terbuang itu, terbesar adalah sisa makanan. Hampir 37 persen sisa makanan," tuturnya.
Rizal Effendi mengatakan, sebenarnya pengelolaan sampah di Kota Minyak sudah berjalan baik.
Hal itu dibuktikan dengan sejumlah capaian.
Kota Balikpapan sering diminta menjadi pembicara terkait pengelolaan sampah oleh lembaga kelas dunia yang konsen terhadap lingkungan.
"Saya pernah dilatih di Kyosu, Jepang. Di negara maju persentase sampah yang terbuang di TPA kira-kira 25 persen," ungkapnya.
Namun saat ini, secara nasional keadaan itu terbalik, hanya 25 persen sampah yang bisa diolah.
Sementara 75 persen sampah sampai di TPA.
"Jadi biar kecil TPA-nya, sampah tersisa juga kecil. Kalau sekarang ini kita tambah terus untuk lahan TPA," jelasnya.
Kondisi ini membuat TPA memerlukan lahan yang luas.
Setiap periode bisa menambah lahan sampai sekitar 10 hektare.
Sehingga upaya mengubah sudut pandang dan pengelolaan sampah yang benar sangat dibutuhkan, mencontoh negara-negara maju.
"Saya mohon nanti masyarakat diedukasi tentang pengelolaan sampahnya," imbuhnya.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Rahmad Taufiq