Berita Kaltim Terkini
RSI Samarinda akan Dibuka, Komisi IV DPRD Kaltim Minta Pemerintah Lengkapi Fasilitas Penunjang
Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda direncanakan akan beroperasi mulai Senin (1/3/2021) hari ini. Rumah sakit yang sempat berhenti beroperasi selama em
Penulis: Jino Prayudi Kartono |
Agar meningkatkan dan memperbaiki rumah sakit lebih baik lagi, ia meminta agar perusahaan yang berada di kawasan Samarinda dan sekitarnya untuk menggunakan dana CSR sebagai perbaikan rumah sakit.
"Memanfaatkan dana CSR dari perusahaan untuk membantu pembangunan rumah sakit ini. Intinya pelayanan kepada masyarakat bisa kembali bisa dilayani Rumah Sakit Islam," ucap Hadi Mulyadi.
Untuk bantuan dari pemerintah provinsi tidak bisa dilakukan saat ini.
Sebab pemerintah dapat memberikan bantuan setelah rumah sakit tersebut beroperasi.
Disinggung alasan diperbolehkan untuk beroperasi kembali rumah sakit ini, Hadi Mulyadi tidak banyak komentar.
Sebab ia menilai sebaiknya jangan dipikirkan terkait permasalahan RSI di masa lalu.
Ini juga sekaligus pelunasan janji kampanye Isran Noor-Hadi Mulyadi ketika kampanye di Pilgub 2018 silam.
"Jangan tanya saya itu dulu diberhentikan. Kan dibuka start dari awal lagi perlu waktu bisa diperincikan. Tapi itu sudah lewat yang penting kita bicara ke depan, kalau ke belakang kita masuk parit," ujar Hadi Mulyadi.
Dihentikan operasional RSI Samarinda terjadi pada tahun 2016 silam.
Hal tersebut bermula ketika pemerintah provinsi saat dipimpin Gubernur Awang Faroek Ishak itu mengambil alih aset RSI yang berlokasi di Jl. Gurami No.18, Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir tersebut.
Penghentian dan tidak diperpanjangnya izin operasional waktu itu merupakan buntut konflik pengambilalihan manajemen operasional pengelolaan RSI oleh Gubernur Awang Faroek Ishak lewat RSUD AW Syahranie dari tangan Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi) Kaltim.
Pada waktu itu dukungan terhadap RSI terus mengalir dari sejumlah kalangan, antara lain datang dari DPRD Kaltim, DPRD Samarinda, Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Samarinda, ormas-ormas Islam, majelis-majelis taklim, Rabithah Alawiyah Samarinda, Gerakan Pemuda Kabah Kaltim, MUI Kaltim, dan puluhan organisasi masyarakat lainnya.
Dukungan umumnya dinyatakan secara tertulis.
Ada pula yang langsung melalui berbagai forum dan silaturahmi antar umat.
Mereka menyesalkan konflik yang berujung ke penghentian operasional itu.