Berita Nasional Terkini
Alasan Pengamat Yakin KLB Demokrat Terwujud, Singgung SBY Playing Victim & Sorot Pangkat Mayor AHY
Alasan Pengamat yakin KLB Partai Demokrat terwujud, singgung SBY playing victim & sorot pangkat Mayor AHY
TRIBUNKALTIM.CO - Isu kudeta Partai Demokrat bukan mereda dan justru makin meruncing.
Hal ini ditandai dengan turun gunungnya Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Diketahui, SBY merupakan ayah dari Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) yang kini menjabat sebagai Ketum Partai Demokrat.
Belakangan, kabar tentang Kongres Luar Biasa ( KLB) untuk melengserkan AHY makin santer terdengar.
Pengamat politik Ninoy Karundeng memprediksi kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat akan terlaksana, cepat atau lambat.
Ninoy mengemukakan prediksinya, melihat sejumlah faktor yang memicu kisruh internal partai berlambang mercy itu makin meruncing.
Baca juga: Kisruh Partai Demokrat, Bareskrim Polri Tolak Laporan Marzuki Alie Terhadap AHY Cs, Ini Sebabnya
Baca juga: Mata Najwa, Jansen Sitindaon Mati-Matian Bela AHY-SBY, Max Sopacua Beber Kongres Demokrat Abal-Abal
Faktor utama, menurutnya, adalah kepemimpinan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat yang belum mumpuni.
Faktor lainnya adalah penguasaan pimpinan Demokrat dalam satu keluarga, serta Demokrat kehilangan elan vital dan raison d’etre.
“Berbagai faktor lain ikut mengakselerasi konflik internal Demokrat menjadi konflik keluar partai, karena SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) memainkan kartu playing victim, menggoreng isu kudeta,” jelasnya mengomentari kisruh Partai Demokrat di Jakarta, Senin (1/3/2021).
Lebih lanjut dijelaskan Ninoy, pola dan strategi playing victim alias merasa dizalimi, yang dipraktikkan oleh SBY adalah dengan menyalahkan eksternal Demokrat.
Padahal, menurut Ninoy, isu adanya KLB disebabkan oleh kepemimpinan keroposnya kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan SBY.
“AHY dan SBY di Demokrat tidak memiliki elan vital sama sekali. Sehingga sejak dikuasai oleh Dinasti Cikeas, Demokrat tidak memiliki raison d’etre sebagai partai,” papar Ninoy.
Ninoy Karundeng mencontohkan, meskipun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dikuasai oleh trah Soekarno.
"Namun sosok Bung Karno sebagai pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan ideologi yang jelas serta sepak terjang Megawati yang membela wong cilik membuat PDIP tetap menjadi partai besar pascareformasi."
Sementara Demokrat dengan AHY dan pentolan partai termasuk SBY tidak mampu menarik dukungan publik.