Kisruh Partai Demokrat
Kisruh Partai Demokrat Jadi Kesempatan SBY Keluar dari Dinasti Partai, Pengamat: Tak Sekuat PDIP
Kongres Luar Biasa yang digelar pada Jumat (5/3/2021) kemarin, ternyata membuat kisruh yang terjadi di tubuh Partai Demokrat memasuki babak akhir
Masih kata Purwo, apabila Partai Demokrat benar-benar menjadi wadah demokrasi, menurutnya pembaharuan radikal seperti saat ini lah yang bisa menyelamatkan partai yang berdiri sejak 2001 itu.
"Syukur-syukur bisa menjadi basis konsolidasi ke depan. Jadi jebloknya Demokrat saat ini harus disyukuri. Karena kalau dekat dengan pemilu tidak bisa dibenahi," selorohnya.
Artinya, momen jebloknya Partai Demokrat saat ini menurut Purwo menjadi momen yang pas untuk arah demokrat ke depan.
"Kalau momennya untuk sakit hati, ya sakit hati tenan. Tapi kalau untuk memperbaiki krisis ini momen yang pas," terang Purwo.
Lalu bagaimana dengan kader-kader yang berada di daerah?
Menurut Purwo, momen jebloknya Demokrat saat ini justru menjadi peluang kader yang berada di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk bersuara.
Namun demikian, dirinya belum mengetahui sistem di Partai Demokrat seperti apa.
"Justru ini saatnya yang di bawah bersuara. Kalau Demokrat strukturnya mengakar ke bawah, dan justru suara di bawah itu harus berpikir ulang untuk konsolidasi. Karena pimpinan itu harusnya mewadahi bukan memonopoli," tegas dia.
Tak Sekuat PDIP
Variabel keretakan Partai Demokrat menurut Purwo lantaran laju pertumbuhan partai terlalu cepat sementara akar kepemimpinan tidak begitu kuat.
Baca juga: AHY Minta Jokowi tak Sahkan KLB Demokrat Moeldoko, Sebut Eks Panglima TNI Jauh dari Moral Politik
Baca juga: LENGKAP Profil Moeldoko Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB, Eks Panglima TNI Kalahkan Marzuki Alie
Sehingga apabila saat ini muncul kudeta terhadap ketua umum partai, itu sangat wajar terjadi.
Jika disajikan head to head dengan Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia ( PDIP), Partai Demokrat sangat tertinggal jauh dalam menyusun dinasti politik.
Salah satu faktornya antara lain kematangan SBY dengan putra mahkota Agus Harimurti Yudhoyono tak sebanding dengan Soekarno dan Megawati.
"Beda PDIP itu proses pematangan bu Mega yang dulunya no body menjadi somebody, jadi stronge women ada legalisir dari Soekarno. Nah, Demokrat ini akarnya gak sekuat PDIP. Karena variabel Soekarno itu kuat, jadi keturunannya bisa lebih tegar," tambahnya.
Baca juga: M Qodari Bongkar Kejanggalan AD/ART Demokrat, Dikunci Jadi Partai Tertutup Keluarga, SBY Berkuasa
Baca juga: Kisruh Partai Demokrat Memanas, SBY Nyesal Jadikan Moeldoko Panglima TNI, AHY dalam Masalah Besar
Sementara Partai Demokrat dengan belum sempurnanya akar variabel pimpinannya, mereka langsung tancap sementara institusinya belum kuat.