Berita Bontang Terkini
Angka Pengangguran di Bontang Naik Lagi, Disnaker Sebut Karena Pandemi Covid-19
Tren angka pengangguran di Bontang meningkat sepanjang tahun 2020 dibanding tahun 2019.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG-Tren angka pengangguran di Bontang meningkat sepanjang tahun 2020 dibanding tahun 2019.
Setidaknya dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang, persentase angka pengangguran tahun 2020 meningkat 9,46 persen.
Jika dibandingkan di tahun 2019 lalu, angkanya lebih kecil yakni 9,02 persen.
Baca juga: Ketua IDI Sarankan Pemkot Bontang tak Perlu Memperpanjang PPKM
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Bontang Minta Berikan Hak Setara bagi Perusahaan Muat Batubara di Pelabuhan Loktuan
Hal itupun diakui Usman, Kabid Produktivitas dan Penempatan Kerja, Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bontang.
Ia menuturkan, salah satu penyebab tren angka pengangguran meningkat lantaran pandemi Covid-19 yang berimbas pada semua sektor.
"Tahun lalu itukan saat parah-parah pandemi Covid-19 yang disusul kebijakan pembatasan sosial masyarakat," ujarnya, Jumat (12/03/2021).
Baca juga: Iseng Nongkrong di Selambai Lok Tuan Bontang, Sejumlah Pemuda Nyaris Menangkap Buaya Berukuran Besar
Baca juga: Polres Bontang Terapkan Tilang Elektronik, Pasang CCTV Pengenal Wajah di Tiga Lokasi
Akibatnya, banyak perusahaan melakukan pembatasan produksi mereka yang berimbas pada pengurangan karyawan.
"Perusahaan kendor aktivitas produksinya karena banyak pembatasan, mau tidak mau melakukan pengurangan," ungkap Usman.
Tak hanya itu, faktor meningkatnya jumlah penduduk juga berpengaruh terhadap presentase pengangguran.
Baca juga: Pemkot Bontang Bolehkan Pembelajaran Tatap Muka di Juli, Asalkan Tren Kasus Covid-19 Menurun
Baca juga: Asal Patuhi Prokes Covid-19, Pemkot Bontang Bolehkan Perayaan Isra Miraj di Masjid
"Itu fakta banyak yang masuk ke Bontang," bebernya.
Pihaknya pun saat ini tak bisa berbuat banyak. Bahkan, kegiatan pelatihanan bagi tenaga kerja saat ini belum dapat dilakukan kembali.
"Ya saat ini kita hanya bisa menunggu sembari mencari solusi," tutupnya.
Penulis: Ismail Usman/Editor: Samir Paturusi