Ekonomi dan Bisnis
BEI Kaltim Gencar Sosialisasi Ajak Perusahaan Lokal untuk Gabung ke Pasar Modal Lewat IPO
Investor lokal berpengaruh terhadap ketahanan pasar modal, khususnya selama pandemi Covid-19.
Penulis: Heriani AM |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Investor lokal berpengaruh terhadap ketahanan pasar modal, khususnya selama pandemi Covid-19.
Inarno mengungkapkan, jumlah investor lokal bertambah selama pandemi hingga mencapai rasio 50:50 dengan investor asing.
Peningkatan jumlah investor lokal mampu membangkitkan lagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI yang sempat anjlok.
Baca juga: Bursa Efek Indonesia dan SRO Selenggarakan Inovasi Edukasi Digital BEI untuk Pasar Modal
Baca juga: BEI Luncurkan Empat Terobosan Baru Hari Ini, Hasil Sinergi Edukasi dengan Teknologi
Kepala Kantor Perwakilan Kalimantan Timur Dinda Ayu Amalia menyebut pihaknya terus gencar melakukan sosialisasi agar perusahaan lokal bergabung ke pasar modal lewat Initial Public Offering (IPO).
Dijelaskan Dinda, pada tahun lalu terdapat dua emiten dari Kalimantan Timur yang telah melantai ke Bursa Saham, alah satunya PT Transkon Jaya Tbk (TRJA) yang melantai pada Maret 2020.
Langkah itu dilakukan untuk memberikan pemahaman manfaat yang akan dirasakan saat perusahaan go public.
"Kami menggelar one on one meeting go public sebagai bentuk sosialisasi. Pun dengan mendukung perusahaan tercatat daerah, untuk mengenali perusahaan melalui IG IDX Kantor Perwakilan Kalimantan Timur," ujar Dinda, Rabu (17/3/2021).
Adapun materi yang disosialisasikan, di antaranya berbagai sumber alternatif pendanaan bagi perusahaan.
Salah satunya adalah dengan mengajak masyarakat atau publik untuk turut memiliki saham perusahaan (go public) melalui skema Initial Public Offering atau penawaran umum perdana saham.
Proses IPO dilakukan melalui pasar modal, dengan fasilitator perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dana yang dihimpun dari masyarakat melalui pasar modal tersebut, dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan perusahaan.
"Misalnya peningkatan modal kerja, membayar utang, investasi, kebutuhan akuisisi, dan lainnya," tuturnya.
Dengan menjadi perusahaan publik maka nilai ekuitas perusahaan akan meningkat sehingga perusahaan memiliki struktur pemodalan yang lebih optimal.
Sosialisasi itu dari keuntungan go public, persyaratan, alur, tata cara dan informasi perusahaan yang ingin go public.
Dalam melakukan sosialisasi terdapat beberapa perusahaan lokal Kaltim yang potensi untuk IPO.
Namun pihaknya enggan menyebutkan jumlah perusahaan dan sektor apa saja yang potensi untuk go public.
"Ada beberapa, tapi sebelum konfirmasi kami belum bisa menyebutkan namanya," ucapnya.
Penulis: Heriani | Editor: Rahmad Taufiq