Berita Nasional Terkini

Bukan Sinyal, Alasan Habib Rizieq Ngotot Hadir di Ruang Sidang Terbongkar, Perhatian Internasional

Bukan gangguan sinyal, alasan Habib Rizieq Shihab ngotot hadir di ruang sidang terbongkar, perhatian Internasional

Editor: Rafan Arif Dwinanto
KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Habib Rizieq Shihab 

TRIBUNKALTIM.CO - Sidang perdana Habib Rizieq Shihab terkait kasus kerumunan ditunda oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Dikabarkan, penyebab penundaan sidang adalah gangguan audio akibat sinyal yang lemah.

Diketahui, sidang dengan terdakwa Imam Besar Front Pembela Islam ( FPI) tersebut sempat ricuh.

Baik Habib Rizieq Shihab maupun kuasa hukumnya ngotot agar terdakwa dihadirkan langsung di ruang sidang, bukan virtual.

Terdakwa Rizieq Shihab mendesak majelis hakim menghadirkan dirinya dalam sidang berikutnya.

Dilansir dari TribunWow.com, hal itu tampak dalam sidang pertama kasus kerumunan di Petamburan dan Megamendung, seperti yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (16/3/2021).

Baca juga: Kuasa Hukum Habib Rizieq Mengamuk di Ruang Sidang, Singgung Soal Sandiwara

Baca juga: Usai Tunjuk-tunjuk Hakim, Begini Kondisi Kuasa Hukum Imam Besar FPI, Sidang Habib Rizieq Ricuh!

Diketahui sidang tersebut digelar secara virtual, dengan terdakwa tetap berada di Dittipidum Bareskrim Polri dan sidang diselenggarakan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur.

Rizieq dan tim pengacaranya lalu memprotes karena merasa pihak mereka dirugikan dengan sidang virtual.

"Kenapa saya minta dihadirkan? Karena sidang melalui online ini terlalu tergantung pada sinyal, sementara sinyal di sini kurang baik," jelas Rizieq Shihab melalui sambungan Zoom.

"Gambar terkadang terputus dan suara sering terputus. Saya tidak jelas mendengar apa yang disampaikan hakim di persidangan," lanjutnya.

Majelis Hakim yang dipimpin Hakim Suparman lalu menskors sidang.

Ia menyebut teknisi audio akan membenahi koneksi di masing-masing sambungan.

Menurut hakim, suaranya sendiri terdengar jelas.

Namun Rizieq terus memprotes dan menyebut tidak dapat mendengar suara dari PN Jakarta Timur.

Saat sidang diskors, Rizieq tampak berbincang dengan seorang petugas yang sedang membetulkan letak mikrofon.

"Makanya sidangnya terganggu. Kita protes, enggak bisa," ucap Rizieq.

"'Kan ada beberapa sidang tidak online," singgung mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) ini.

Setelah beberapa waktu tampak teknisi audio mondar-mandir, Rizieq kembali berbicara melalui mikrofon.

Ia mendesak agar dihadirkan dalam ruang sidang.

Rizieq merasa dirinya telah didiskriminasi karena ada beberapa sidang yang dilakukan secara tatap muka.

"Sebaiknya dihadirkan saja saya di persidangan. Faktanya ada beberapa persidangan yang menghadirkan terdakwa," kata Rizieq.

"Tidak perlu ada diskriminasi semacam ini. Saya tetap minta dihadirkan dalam gedung pengadilan, ruang sidang," tegasnya.

Setelah itu Rizieq kembali berbincang dengan petugas yang ada di dekatnya.

Ia mengungkap alasan lain ingin hadir di ruang sidang.

"'Kan kalau di gedung pengadilan berdebatnya dengan jaksa enak," ucapnya.

"Berdebat dengan jaksa enak," tambah ulama 55 tahun ini.

"Ini 'kan jadi sorotan nasional. Ini bukan sidang biasa," singgung Rizieq Shihab.

Baca juga: KABAR TERBARU Habib Rizieq Shihab di Tahanan, Terungkap Perlakuan Polisi saat Pendiri FPI Sakit

TP3 Bongkar Percobaan Pembunuhan ke Rizieq Shihab

TP3 mengklain bahwa pernyataan yang dilontrakan berdasarkan data, bukan pepesan kosong.

Setidaknya dari pernyataan tersebut belasan kali Habib Rizieq lolos dari percobaan pembunuhan, sebelum akhirnya ia mendekam di balik jeruji penjara.

Ketua TP3 Abdullah Hehamahua menyebut laporan tersebut akan dimasukkan dalam buku putih yang akan diberikan pada Presiden Joko Widodo.

Namun, ia tidak merinci siapa yang hendak melakukan percobaan pembunuhan itu.

"Berapa kali HRS ( Habib Rizieq) coba dibunuh.

Ada datanya, belasan.

Ya Anda tahulah siapa, di buku putih saya jelaskan," jelas Abdullah dalam diskusi virtual di YouTube Medcom.id, Minggu (14/3/2021).

Abdullah menilai bahwa konflik antara polisi dan enam anggota FPI sebenarnya adalah buntut dari permasalahan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ia mengklaim, saat itu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta karena peran Rizieq Shihab.

"Kalau mau lihat persoalannya itu bermula dari Pilkada DKI. Secara teoritis Ahok harus menang.

Tapi kalah, kenapa kalah?

Karena HRS dan 212 turun ke Masjid dan ke Mushola.

Dan di situ persoalan bermula," ungkap Abdullah.

Abdullah menambahkan, polisi seharusnya menggunakan seragam lengkap jika diperintahkan membuntuti Rizieq Shihab.

Namun yang terjadi, polisi tidak menggunakan seragam, sehingga enam laskar FPI melakukan perlawanan.

"Petugas kepolisian tidak menggunakan uniform lengkap, jika itu terjadi tengah malam, ada mobil dempet, zig-zag dalam pikiran kita itu pasti penjahat mau merampok, membegal dan seterusnya. Itu naluriah logis, andai kata mereka (polisi) menggunakan uniform resmi, saya akan salahkan FPI kenapa melawan," tuturnya.

Baca juga: Jokowi Keluarkan Perpres Soal Miras, Habib Rizieq Langsung Keluarkan Komentar Pedas

Sebagai informasi, TP3 juga akan menyerahkan buku putih berisi berbagai bukti penemuan terkait penembakan enam orang laskar FPI yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek Km 50, 7 Desember 2020 lalu.

TP3 juga meminta pemerintah untuk melakukan pengadilan kasus ini di Pengadilan HAM.

Abdullah menyebut bahwa tewasnya enam laskar FPI merupakan peristiwa pelanggaran HAM berat.

(*)

Ikuti Berita Habib Rizieq Shihab Lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved