Virus Corona
Sembuh Tapi Tetap Ada Gejala, Kenali Lebih Jauh Long Covid-19 & Cirinya, Ada Kisah-kisah Mengejutkan
Istilah post Covid-19 syndrome atau long Covid-19 kini tengah ramai dibicarakan, khususnya di media sosial (medsos) Twitter.
- Detak jantung cepat atau berdebar kencang
- Kehilangan rasa atau bau
- Masalah memori, konsentrasi, dan tidur
- Ruam dan rambut rontok
Baca juga: FAKTA-FAKTA Vaksin AstraZeneca, Kata MUI soal Kandungan Enzim Tripsin Babi hingga Fungsi Sebenarnya
Baca juga: Gerak Cepat, Kemenkes Pakai Vaksin AstraZeneca, Digunakan Negara Muslim, MUI Beber Mengandung Babi
Menyerang yang pernah terkonfirmasi positif
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, long Covid dapat menyerang siapa saja yang pernah terkonfirmasi positif.
Hal ini sangat bergantung dari daya tahan tubuh seseorang dan derajat keparahan saat mengalami sakit Covid-19.
"Siapa pun yang pernah terinfeksi Covid-19 berpotensi mengalami long Covid," kata Wiku seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (12/3/2021).
Long Covid sendiri adalah gejala sakit berkepanjangan yang diderita pasien, meskipun tes Covid-19 menunjukkan hasil negatif.
Secara umum, penderita Covid-19 akan sembuh dalam waktu 2-6 minggu. Akan tetapi untuk sebagian orang sejumlah gejala masih akan dirasakan setelah beberapa minggu dinyatakan pulih.
Kerusakan organ akibat Covid-19 Meskipun Covid-19 dipandang sebagai penyakit yang menyerang paru-paru, penyakit ini juga dapat merusak banyak organ lain.
Kerusakan organ ini dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jangka panjang. Organ yang mungkin terpengaruh oleh Covid-19 adalah jantung, paru-paru, dan otak.
Virus corona juga dapat membuat sel darah lebih mungkin menggumpal. Bagian tubuh lain yang terkena pembekuan darah, termasuk paru-paru, hati, dan ginjal. Covid-19 juga dapat melemahkan pembuluh darah dan menyebabkannya bocor, sehingga berkontribusi pada potensi masalah jangka panjang pada hati dan ginjal.
Banyak yang masih belum diketahui tentang bagaimana Covid-19 akan memengaruhi orang dari waktu ke waktu.
Namun, para peneliti merekomendasikan agar dokter memantau dengan cermat orang-orang yang pernah menderita COVID-19 untuk melihat bagaimana organ mereka berfungsi setelah pemulihan.