Berita Nasional Terkini

Akhirnya Mendag Lutfi Pasang Badan, Minta Airlangga Hartarto Tak Disalahkan, Urai Alasan Impor Beras

Akhirnya Mendag Muhammad Lutfi pasang badan, minta Airlangga Hartarto tak disalahkan, urai alasan impor beras

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Ist Wartakota
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi 

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Perdagangan ( Mendag) Muhammad Lutfi akhirnya angkat bicara soal rencana Pemerintah impor 1 juta ton beras.

Diketahui, belakangan rencana ini mendapat kecaman dari berbagai pihak karena dinilai merugikan petani.

Nama Muhammad Lutfi dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pun disebut berada dibalik rencana impor beras tersebut.

Sebelumnya, Kepala Bulog Budi Waseso mengaku tak pernah mengusulkan impor beras.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi akhirnya buka suara terkait rencana impor 1 juta ton beras yang sempat membuat kegaduhan.

Lutfi mengakui, rencana tersebut memang berasal dari dirinya.

Baca juga: Dulu Tangkap Susno Duadji, Kini Budi Waseso Ungkap 2 Pembantu Jokowi Dalang di Balik Impor Beras

Baca juga: Pedagang Ikan Kering Pasar Yamaker Nunukan Akui Impor dari Malaysia, PSDKP Berikan Reaksi

Ia pun meminta publik tidak menyalahkan pihak lain lantaran memang dirinya yang memberikan instruksi agar Indonesia mengimpor beras.

“Jadi jangan salahkan Pak Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto), Pak Mentan (Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo), jangan salahkan Dirut Bulog (Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso). Salahkan saya, ” ungkap Lutfi dalam konferensi pers virtual lewat kanal Youtube Kementerian Perdagangan dikutip dari Kompas.tv, Sabtu (20/3/2021).

Lutfi punya alasan tersendiri mengapa Indonesia harus mengimpor beras saat ini.

Dia menjelaskan bahwa masa panen raya diselingi musim hujan, membuat banyak gabah basah.

Sedangkan ada standar di Bulog untuk menerima kualitas gabah dari petani.

"Saya ingin pastikan hari ini belum ada impor, tidak akan menghancurkan harga beras petani dan saya jamin tidak ada niatan pemerintah hancurkan harga petani. Yang ada sekarang gabah basah, gabah nggak bisa dibeli Bulog, petani berhadapan dengan pedagang, itu yang terjadi,"jelas Lutfi.

Lutfi menjelaskan seharusnya di Perum Bulog itu tersedia stok antara 1-1,5 juta ton beras setiap tahunnya.

"Stok Bulog kurang dari 1 juta ton. Jadi stok akhir Bulog yang kira-kira 800.000 ton dikurangi dengan stok impor 2018 yang 300.000 jadi stok Bulog hanya, mungkin tidak mencapai 500.000 ton. Ini adalah salah satu kondisi stok terendah dalam sejarah Bulog. Jadi, Anda tahu bagaimana rasa hati saya ngilunya," kata Lutfi

DPR tolak rencana impor beras

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved