Berita Bontang Terkini
Kisah Pilu Janda Beranak 7 di Bontang jadi Buruh Pemecah Batu, Tinggal di Gubuk Kecil
Kisah pilu janda buruh pemecah batu. Tinggal sendiri di gubuk berukuran 3x3 meter selama 10 tahun terakhir
Penulis: Ismail Usman | Editor: Mathias Masan Ola
Hanya beberapa lantaran tak cukup uang untuk memulangkan semuanya.
Itupun tak bisa lama. Hanya beberapa hari saja. Lantaran dirinya tak mau anaknya larut dalam kesedihan melihat ibunya.
"Enggak lama. Sebentar aja. Paling dua malam. Kalau lama nanti kasihan anak saya. Takut dia sedih ngeliat kehidupan asli mamanya. Nanti bisa mengganggu pikiranya belajar di pesantren," tuturnya.
Untuk menambah penghasilan, Sakka pun perlahan merintis usaha.
Upah hasi kerjanya ia sisipkan sedikit demi sedikit untuk dijadikan modal.
Rumah kecilnya ai sulap jadi lapak jualan kopi dan minuman dingin.
Rencananya, Sakka ingin menyudahi pekerjaanya sebagai buruh pemecah batu.
Usianya yang tak muda lagi membuat fisiknya tak kuat seperti dulu.
Baca juga: NEWS VIDEO Buruh Bangunan Asal Banjarmasin ditemukan Tewas di Perumahan Green Palm Samarinda
"Mau jualan kopi aja mas. Tapi masih coba-coba. Kalau ternyata hasil bisa lebih banyak. Saya akan berhenti jadi buruh pemecah batu. Karena saya sudah mulai tua," kata Sakka.
Harapan Sakka satu-satu setelah tua nanti, salah satu anaknya usai lulus dari pesantren bisa mendapat pekerjaan layak agar bisa membahagiakan ibunya.
Ia tak ingin anaknya bernasib sama dengannya.
"Kalau tua nanti semoga anak-anak saya mau rawat saya. Harapannya lulus nanti bisa dapat pekerjaan layak dan tidak susah lagi seperti orangtuanya," tukasnya. (*)
Penulis: Ismail Usman | Editor: Mathias Masan Ola