Berita Nasional Terkini
Megawati Prihatin Risma Jadi Kurus dan Sering Nangis Saat Jadi Mensos 'Ternyata Makan Hati'
badan Risma kini jadi lebih kurus Bahkan mantan Wali Kota Surabaya itu kini disebutnya lebih sering menangis.
TRIBUNKALTIM.CO - Kondisi Menteri sosial Tri Rismaharini atau Risma sekarang menjadi perhatian Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum DPP PDIP itu menyebut badan Risma kini jadi lebih kurus
Bahkan mantan Wali Kota Surabaya itu kini disebutnya lebih sering menangis.
Hal itu terjadi semenjak dirinya jadi Menteri Sosial (Mensos)
Mengutip dari Tribunnews.com Megawati Soekarnoputri membeberkan curhat Menteri Sosial Tri Rismaharini kepada dirinya selama ini.
Risma, yang juga politisi PDIP ini, ternyata kerap bercerita mengenai tekanan yang dirasakan olehnya setelah diangkat menjadi menteri.
Bahkan Megawati melihat perawakan Risma lebih kurus setelah menjadi mensos.
Baca juga: PILPRES 2024: Anies Baswedan & Ganjar Paling Disukai Anak Muda, tak Ada Nama Risma, Posisi Prabowo?
Baca juga: Risma Blusukan ke Desa Orang Rimba, Rombongan Mensos Dimarahi Orang Rimba, Gegara Memotret Perempuan
Ternyata, menurut Megawati, Risma mengalami kesedihan melihat masyarakat yang tinggal di kolong jembatan.
"Mbak Risma saya lihat badannya kok sudah kurus, baru berapa lama jadi menteri. Ternyata makan hati dia karena melihat anak yang hidup di kolong jembatan," ucap Megawati dalam peluncuran buku 'Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam', yang disiarkan channel Youtube PDI-P, Rabu (24/3/2021).
Megawati mengungkapkan bahkan Risma kerap menangis kala bercerita mengenai masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Risma meminta saran kepada Megawati cara menangani masyarakat yang mengalami kesusahan.
"Kapan itu dia datang karena baru melihat orang hidup di kolong jembatan menangis. Ibunya kena HIV/AIDS, anaknya juga. Anaknya sekarat. Sudah gitu anaknya diperkosa. Nangis lah dia. Mesti gimana bu? Saya bilang itu tugas kamu. Kalau gitu kabeh gimana? Itulah tugas kita Mbak. Menyelamatkan anak bangsa ini," beber Megawati.
Selain masalah kemiskinan, kesedihan Risma juga dipicu oleh masalah kekerasan rumah tangga yang kerap dialami oleh perempuan.
"Mbak Risma setiap ke sini nangis. Setelah jadi Mensos, aduh bu bagaimana ya? Karena KDRT makin besar. Bapak-bapak, jangan kalau lagi sulit, yang digampar istrinya lah, anaknya lah," kata Megawati.
Bukan hanya Risma, kisah sama juga banyak disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga kepada Megawati.
"Saya dapat laporan dari Bu Risma, Bu Bintang, dimana akibat covid, dimana bapak makin ganas. Bukannya istri dipeluk-peluk," kata Megawati.
Baca juga: Sederet Faktor Elektabilitas Risma Ungguli Anies, Bertabur Prestasi hingga Pakai Konsep Jokowi
Baca juga: Lengkap, Hasil Survei Elektabilitas Terbaru Pilgub DKI Jakarta, Anies Disalip Risma, Ada Crazy Rich
Risma Blusukan ke Desa Orang Rimba, Rombongan Mensos Dimarahi Orang Rimba, Gegara Memotret Perempuan
Blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini kali ini di kampung Orang Rimba, tepatnya di Desa Jelutih, Kabupaten Batanghari Jambi.
Risma dan rombongan berada di sana pada Rabu (10/3/2021).
Risma pun datang menemui Orang Rimba di Desa Jelutih, Kabupaten Batanghari Jambi, Rabu (10/3/2021).
Namun, rombongan Mensos ini dimarahi perempuan Orang Rimba, karena memotret para perempuan Orang Rimba.
Tradisi Orang Rimba melarang para perempuan untuk difoto, baik saat sendiri maupun di tempat umum.
Tradisi ini membuat proses pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Orang Rimba di Jambi jadi terhambat.
Butuh lobi khusus agar perempuan Orang Rimba boleh difoto, dalam rangka perekaman data kependudukan tersebut.
Kelompok Orang Rimba Sungai Terap misalnya, sampai melakukan rapat adat untuk memutuskan untuk membolehkan perempuan Orang Rimba difoto, untuk data perekaman kependudukan itu.
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Mensos Risma) pun datang menemui Orang Rimba di Desa Jelutih, Kabupaten Batanghari Jambi, Rabu (10/3/2021).
Mensos Risma khusus datang secara mendadak untuk melihat perekaman data kependudukan Orang Rimba.
"Awalnya mereka menolak. Adat melarang para perempuan difoto dan berinteraksi dengan orang luar," kata Manager Komunikasi Warsi Jambi Sukma Reni melalui pesan singkat, (15/3/2021).
Penolakan ini dengan alasan ada denda adat yang bakal diberlakukan apabila memfoto Orang Rimba tanpa izin.
Mensos Risma Datang Dadakan, Perempuan Orang Rimba Banyak yang Marah-marah...
Reni menceritakan saat kunjungan dadakan Mensos Risma ke lokasi sudong (rumah Orang Rimba), para perempuan banyak yang marah-marah, karena banyak orang yang mau mengambil foto.
"Kita jelaskan kepada para tamu yang datang. Bahwa aturannya tidak boleh mengambil foto perempuan rimba," kata Reni menjelaskan.
Tidak hanya itu, dalam proses perekaman KTP milik Orang Rimba itu berundingnya sangat alot.
Tiga tumenggung keberatan para perempuan diambil fotonya.
Reni bersama Direktur Jendral Catatan Sipil Kementraian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh pun menjelaskan pentingnya KTP.
Dengan adanya KTP, Orang Rimba bisa mengakses layanan publik berupa kesehatan, ekonomi dan pendidikan.
"Kita kasihan juga. Satu sisi menghormati kepercayaan dan tradisi Orang Rimba. Sisi lain, para perempuan itu banyak juga yang janda, jadi mereka juga berperan sebagai kepala keluarga," kata Reni.
Pada Perempuan Ada Dewa, jika Difoto akan Marah, yang Difoto Kena Musibah
Menurut kepercayaan Orang Rimba, pada perempuan terdapat dewa.
Apabila difoto, maka dewanya akan marah.
Sehingga perempuan yang difoto bersama kelompoknya akan terkena musibah seperti sakit sampai pada kematian.
"Kalau sakit itu dendanya puluhan kain. Tapi kalau sampai meninggal dunia, karena difoto dendanya berat, bisa 600 bidang kain," kata Reni lagi.
Untuk itu, Warsi sangat menjaga foto maupun gambar perempuan rimba. Jangan sampai tersebar luas ke publik.
Tumenggung Ngalembo, pimpinan Orang Rimba Terap mengucap terima kasih kepada pemerintah yang telah mengakui mereka sebagai warga negara, dengan memberikan Orang Rimba KTP.
"Kami senang. Dengan KTP, orang desa dapat bantuan, kami juga bisa dapat bantuan. Kami tidak berbeda lagi dengan warga lain," kata Ngalembo.
Semua perempuan dari kelompoknya, khusus untuk perekaman KTP boleh untuk difoto.
Padahal selama ini, kata Ngalembo perempuan Orang Rimba dibatasi berinteraksi dengan orang luar dan orang luar dilarang mengambil foto Orang Rimba tanpa izin.
Baca juga: KETAT Anies Baswedan & Risma Tarung Elektabilitas, Mensos Baru Jokowi Lampaui Gubernur DKI Jakarta
Baca juga: Risma Buka-bukaan Kondisi Keuangan Kemensos, Mengaku Kini Kekurangan Uang
Memotret Orang Rimba, Sama Halnya Mengubah Alam...
Menurut adat Orang Rimba, mengapa perempuan dilarang difoto, karena dewa-dewa itu banyak yang bersemayam pada perempuan.
Dengan memotret Orang Rimba sama dengan mengubah alam atau artinya mengambil yang hidup dari kehidupan.
"Dewo banyak tinggal di perempuan. Kalau difoto nanti dewo marah. Kalau marah perempuan itu bisa sakit atau sampe meninggal dunia," sebut Ngalembo.
Makanya aturan Orang Rimba dengan keras melarang orang luar menfoto Orang Rimba.
Hukuman terberat dalam menfoto Orang Rimba itu, (mati dibangun).
"Denda ini diberlakukan kalau sampai ada korban meninggal dunia. Itu dendanya 600 bidang kain. Itu pun harus melalui perundingan dulu," sebut Ngalembo.
(*)