Mata Najwa

Pendapat Pakar Soal All England di Mata Najwa Buat Suasana Panas, 'Harga Diri Bangsa dengan Uang'

Mata Najwa edisi Rabu (24/3/2021) tadi malam membahas soal permasalahan yang terjadi di dunia olahraga, dengan tema 'Ujian di Lapangan'

Youtube Najwa Shihab
Pendapat Pakar Soal All England di Mata Najwa Buat Suasana Panas, 'Harga Diri Bangsa dengan Uang' 

Namun perlakuan BWF justru membuat mereka bingung karena para pebulutangkis merasa tak diajak komunikasi dua arah.

Menurut dia, BWF sepertinya memutuskan sendiri.

"Kok BWF kayak ini," kata dia.

Apalagi pebulutangkis pulang dengan jalan kaki tanpa diberi izin menggunakan bus.

Selain itu mereka juga dilarang menggunakan lift.

"Sampai saat ini yang masih menjadi pertanyaan kenapa mereka melakukan seperti ini," kata dia.

Sementara itu, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari mengungkapkan, pihaknya akan melakukan gugatan sebagai bentuk tekanan ke BWF.

"Karena hingga hari ini belum mengaku yang salah dia (BFW), kalau maaf, setelah lebaran bisa maaf maafan," ucapnya dikutip dari tayangan Mata Najwa, Rabu (24/3/2021).

Lanjut Raja Sapta Oktohari menjelaskan, gugatan dilakukan juga berkaitan dengan kerugian, dan harus ada yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan tim bulutangkis Indonesia.

"Kaitannya dengan kerugian, dan apa yang telah dilakukan harus ada yang bertanggung jawan, tidak bisa hanya sembunyi pada regulasi Inggris," tegasnya.

"Bukan hanya minta maaf, harus jelas dulu, dimana salahnya, kenapa bisa, dan konsekuensinya seperti apa?" sambungnya.

Terkait dengan kejadian yang menimpa tim bulutangkis Indonesia, serta respon dari pihak terkait di Indonesia mengenai kejadian itu, Peneliti Hukum Olahraga, Eko Noer Kristiyanto, memberikan tanggapannya.

"Sesama anak bangsa, saya pun marah, prihatin, dan melihat gestur pejabat publik, seakan merasakan apa yang atlet rasakan, hal ini bagus dan baik," tuturnya.

"Tapi, hal yang baik ini kemudian harus ditindaklanjuti dengan cara yang benar, yang paling mengganggu pikiran saya, keinginan untuk menggugat ke arbitrase (Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga atau CAS). Tidak perlu, tapi tidak melarang," tegasnya.

Menurutnya ada hal yang lebih penting dibandingkan dengan melayangkan gugatan ke arbitrase, hal penting itu yakni permintaan maaf dari federasi bulutangkis internasional ke pemerintah Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved