Berita Nasional Terkini
Serangan Berlanjut, Demokrat Moeldoko Bongkar Koruptor Hambalang di Kubu AHY, Ada Dendam Nazaruddin?
Serangan berlanjut, Partai Demokrat Moeldoko bongkar koruptor Hambalang di Kubu AHY, ada dendam Nazaruddin?
TRIBUNKALTIM.CO - Kisruh Partai Demokrat antara kubu Kongres Luar Biasa atau KLB Deli Serdang dengan kubu Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) terus berlanjut.
Kini, kubu Moeldoko menjadikan kasus Hambalang sebagai senjata baru.
Sebelumnya, kubu KLB Deli Serdang menyorot keterlibatan putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yuddhoyono dalam pusara korupsi Hambalang.
Tak tinggal diam, kubu AHY menyebut serangan dengan isu Hambalang merupakan bagian dendam dari Nazaruddin.
Partai Demokrat kubu Moeldoko menyebut pelaku korupsi Hambalang masih belum ditangkap semua.
Juru bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad mengatakan, beberapa pelaku masih menghirup udara bebas dan kini bersembunyi di balik kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).
Baca juga: NEWS VIDEO Serangan Baru Demokrat Moeldoko ke AHY Cs Dinilai Lebih Mematikan
Baca juga: Bukan Dinasti Politik, Serangan Baru Demokrat Moeldoko ke AHY Cs Dinilai Lebih Mematikan, Kasus Lama
Hal itu disampaikannya dalam diskusi Chrosscheck by Medcom.id dengan tema 'Menusuk Jantung SBY! Kubu Moeldoko Menyerang Lewat Hambalang', Minggu (28/3/2021).
"Kasus Hambalang ini kan belum tuntas kalau kita lihat rekaman media," kata Rahmad.
Rahmad enggan menyebut nama kader Partai Demokrat kubu AHY yang terlibat kasus Hambalang.
Namun, dia menegaskan para kader itu masih menjadi duri di dalam partai.
Dia meminta semua kader Partai Demokrat yang terlibat untuk ditindak.
"Kita dorong tentu yang paling tahu itu penegak hukum, siapa saja yang masih bermasalah di Partai Demokrat itu kita dorong untuk diproses hukum," ucap Rahmad.
Lebih Lanjut, Rahmad mengatakan masyarakat harus tahu sejelas-jelasnya kader yang terlibat kasus korupsi Hambalang.
"Jangan seperti sekarang.
Kita mengaku partai ini demokratis, tapi didalamnya praktik otoriter, praktik autokrasi, kepemilikan keluarga," katanya.
Dendam Nazaruddin
Bakomstra DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Taufik Rendusara angkat bicara terkait konferensi pers yang digelar Partai Demokrat kubu Moeldoko di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021).
Awalnya Taufik menyoroti ucapan Max Sopacua yang menyebut pengungkapan kasus mega korupsi proyek Hambalang Sport Center sebagai penyebab Partai Demokrat hancur.
"Pintar itu ada batasnya bodoh itu tak bertepi. Kenapa demikian?
Karena mereka kumpul di sana seperti anak TK yang mau reunian.
Marzuki, Max, Nazar, Johni, pernah diperiksa KPK RI ( terkait Hambalang)," ujar Taufik dalam pernyataan yang diterima tribunnews.com, Sabtu (27/3/2021).
"Juga ingin mengingatkan di zaman mereka jadi pengurus dan pejabat partai Demokrat hancur berantakan karena kasus korupsi Hambalang," sambung Taufik.
Baca juga: Makin Seru, Kubu Moeldoko Sebut Nazaruddin Serbuk Pembersih Partai Demokrat, Kubu AHY Jadi Tertawa
Taufik mengatakan, Kongres Luar Biasa ( KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, yang diinisiasi Jhoni Allen Marbun Cs beberapa waktu lalu, dilandasi dendam Muhammad Nazaruddin dari balik jeruji besi.
Menurut Taufik, Nazaruddin menyimpan dendam kepada Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) lantaran tidak mendapatkan perlindungan saat terjerat kasus korupsi.
"KLB dagelan hanya soal dendam Nazaruddin dari balik jeruji.
Iya dendam, karena tidak dilindungi pak SBY selaku presiden dari partai Demokrat saat itu," ujar Taufik.
Taufik menegaskan bahwa SBY, semasa menjabat presiden RI, tidak pernah pandang bulu dalam memberantas korupsi.
"Pak SBY tak pandang bulu ketika menjadi presiden, semua pelaku korupsi masuk penjara.
Jangan samakan pak SBY dengan presiden lainnya yang suka melindungi koruptor," ujar Taufik.
"Korupsi kok minta dilindungi," imbuh Taufik.
Taufik kemudian mengomentari upaya para senior mengkudeta kepemimpinan AHY di Partai Demokrat.
"Para pembajak demokrasi itu tak lebih dari sekedar benalu.
Benalu jahat yang mematikan tradisi baik, menghempaskan kewarasan, menghina akal sehat & menghancurkan adab/tata krama," katanya.
Taufik berharap agar negara segera hadir dan menghentikan upaya pengambilalihan Partai Demokrat oleh Jhoni Allen Marbun Cs.
"Menghadapi mereka, negara mestinya hadir lebih dulu dengan cara memberangusnya," katanya.
"Selain itu, ketum partai Demokrat yang sah yaitu mas Agus Yudhoyono adalah Simbol Regenerasi Kepemimpinan Nasional.
Oleh karena itu tugas kita bersama menjaga dan merawat demokrasi hingga tiba sampai tujuan," sambung Taufik.
Analisa Pengamat Politik
Pengamat Politik Adi Prayitno menanggapi babak baru serangan kubu kontra-Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Adi menilai, serangan kubu Moeldoko yang menuding Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), belum tersentuh dalam kasus korupsi proyek Hambalang, adalah serangan yang lebih berbobot.
"Ini tidak lebih dari sekedar tawuran opini babak lanjut yang bobot kontennya lebih serius karena berkaitan dengan hukum," kata Adi, dikutip dari tayangan YouTube tvOne, Sabtu (27/3/2021).
Adi mengungkapkan, serangan sebelumnya dari kubu Moeldoko mudah dipatahkan.
Sebab, serangan itu hanya seputar kubu AHY dianggap tidak demokratis atau melanggengkan politik dinasti.
"Serangan-serangan itu gampang juga dipahatinnya seperti kubu Deli Serdang banyak yang bukan kader Partai Demokrat."
"Atau ketika ingin menyelamatkan Partai Demokrat, meski AHY baru dalam Partai tapi jawabannya bukan berarti Moeldoko."
"Karena dalam berbagai survei, Moeldoko elektabilitasnya kalah jauh dari AHY," ungkap Adi.
Baca juga: Ini Sikap KPK Usai Didesak Partai Demokrat Versi KLB Moeldoko, Max Sopacua Minta SBY & Ibas Bersaksi
Sementara, Adi menyebut, serangan baru kubu Moeldoko saat konferensi pers di Hambalang menegaskan kebobrokan Partai Demokrat.
Satu di antaranya kasus korupsi Hambalang yang menyeret banyak elit Partai Demokrat hingga membuat kadernya rontok secara perlahan.
Puncaknya, serangan kubu Moeldoko dianggap lebih tajam ketika menyeret nama Ibas dalam pusaran kasus tersebut.
"Saya menyebutnya serangan yang cukup tajam dimana kedepan ada begitu banyak borok-borok yang akan diungkap baik di kubu Deli Serdang atau kubu AHY."
"Ada hal baru yang ingin ditonjolkan teman-teman KLB, tidak hanya seputar politik dinasti."
"Tapi ada banyak orang yang terlibat dalam kasus korupsi tetapi tidak diungkap," jelas Adi.
(*)