Berita Nasional Terkini

Isyarat Megawati Bakal Lengser dari Ketua Umum PDIP, Sekjen Hasto Kristiyanto Ungkap Soal Kritik

Megawati Soekarnoputri menyinggung soal kemungkinan dirinya lengser dari jabatan Ketua Umum PDIP. 

(KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri 

"Regenerasi ini 'kan fungsi dasar partai politik selain rekrutmen, pendidikan politik, kaderisasi, bagaimana partai mengambil keputusan politik untuk rakyat, bagaimana komunikasi politik dijalankan dengan sebaik-baiknya," jelasnya.

Hasto menyebut mantan Presiden RI kelima itu menyadari suatu saat dirinya akan digantikan dari kursi ketua umum.

"Ibu Megawati juga menyadari bagaimana hukum alam, karena itulah partai sejak awal diminta menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya, menjadi wahana bagi hadirnya kepemimpinan yang ideologis," ungkap Hasto.

Menurut dia, kini PDIP fokus kepada mengembangkan kepemimpinan yang kuat dan menyiapkan calon pengganti melalui kongres keenam yang akan segera diselenggarakan.

"Seorang pemimpin dinilai berhasil ketika mempersiapkan suksesornya," tambah Hasto.

Baca juga: Megawati Prihatin Risma Jadi Kurus dan Sering Nangis Saat Jadi Mensos Ternyata Makan Hati

Baca juga: PERNAH Kritik Gatot Nurmantyo, Profil Wanto Sugito yang Baru Ditetapkan Megawati jadi Ketum Repdem

Lihat videonya mulai dari awal:

Politikus PDIP Berkelit saat Ditanya soal Perjanjian Batu Tulis antara Prabowo-Mega

Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira enggan menjawab tentang Perjanjian Batu Tulis yang pernah dibentuk antara PDIP dengan Partai Gerindra.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Senin (22/3/2021).

Diketahui perjanjian tersebut dibentuk Prabowo Subianto yang kala itu menjabat sebagai Ketua DPP Partai Gerindra dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dalam perjanjian itu terdapat tujuh poin kesepakatan yang menyebut Prabowo akan mendapat dukungan dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014.

Namun, Prabowo kemudian merasa dikhianati karena PDIP justru mengusung Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Ketika ditanya tentang hal itu, Andreas Hugo mengelak.

"Soal perjanjian, itu sebenarnya sudah masa lalu. Sampai sekarang juga tidak pernah ada pembicaraan," jawab Andreas Hugo Pareira.

Ia menyebut kedua belah pihak akan berfokus pada pilpres 2024 yang akan datang.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved