Mata Najwa
Mantan Anggota JAD Buka-bukaan di Mata Najwa, Dilatih Fisik untuk Tempur hingga Polisi di Mata JAD
Seorang mantan anggota JAD buka-bukaan di acara Mata Najwa soal pengalamannya selama bergabung di organisasi jaringan teroris tersebut
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
Ketika ditanya oleh Najwa apakah selama berada di JAD memang diajarkan untuk menyerang yang berbeda seperti polisi, Gilang mengatakan bahwa polisi di mata JAD adalah Anshor Thogut.
"Musuh kita juga, cuma di jaringan saya, mungkin beda divisi ya, fokusnya untuk pemberangkatan ke Timur Tengah," katanya.
Gilang sendiri tidak sempat berangkat ke Timur Tengah karena keburu tertangkap.
Dia sempat tertangkap karena dalam proses mengirimkan uang ke Filipina.
"Waktu itu tugas saya sebagai kurir. Saya ditunjuk sama teman saya. Jadi saya diberi tugas untuk mengirimkan uang ke Filipina, nanti setelah itu baru dikirimkan saya ke Filipina atau ke Suriah," jelas Gilang.
Baca juga: Terbongkar di Mata Najwa, Lukman Bomber Gereja Katedral Makassar Dinikahkan Teroris, Didoktrin Istri
Baca juga: Polisi Tembak Mati Terduga Teroris, Eks Jubir FPI Munarman: Terlalu Murah Nyawa Manusia di Indonesia
Lantas, apakah saat ini Gilang masih berhubungan dengan anggota JAD lainnya?
"Sekarang sudah putus semua, karena ketika saya di LP dan mengambil ikrar setia untuk NKRI jaringan saya otomatis memusuhi saya, dianggap saya sudah musuh mereka," ungkapnya.
Gilang menyatakan saat ini dirinya sudah berada di garis lurus.
Ia tidak mau lagi terpengaruh dengan ajaran dan doktrinasi jaringan JAD. Kenapa?
"Ketika saya dulu bergabung mau ke Suriah tujuannya ingin menegakkan syariat, karena saya ingin keadilan ada di muka bumi ini, tapi ketika saya masuk di dalam (LP) justru mereka saling mengkafirkan, padahal kita satu organisasi, senasib. Saya mikir, kalau seperti ini di mana persatuannya," ungkap Gilang.
Tonton video selengkapnya:
IKUTI BERITA LAINNYA TENTANG MATA NAJWA
IKUTI BERITA LAINNYA TENTANG BOM BUNUH DIRI MAKASSAR
IKUTI BERITA LAINNYA TENTANG TEROR DI MABES POLRI
Editor: Syaiful Syafar