Ibu Kota Negara

Gagasan Pemindahan Ibu Kota Negara dan Alasan Kalimantan Timur Dipilih Dibanding Wilayah Lainnya

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atau DPD RI, La Nyalla Mahmud Matalitti, sampaikan terkait gagasan pemindahan Ibu Kota Negara

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDUAN
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) La Nyalla Mahmud Matalitti, saat memberikan sambutan di IAIN Samarinda, Senin (6/4/2021) kemarin. 

Ketiga, lokasi itu berada dekat perkotaan yang sudah terlebih dahulu berkembang, yakni Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.

Keempat, telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap.

Kelima, hanya di lokasi tersebutlah terdapat lahan pemerintah seluas 180 ribu hektar.

Kendati demikian, ia membeberkan bahwa saat ini Pemerintah masih menunggu penyusunan Rancangan Ungdan-Undang ( RUU ) tentang Ibu Kota Negara Baru yang masih berproses di Parlemen.

"Serta menanti pembentukan Badan Otoritas Pembangunan Ibu Kota Baru," pungkasnya.

Ibu Kota Negara yang Bebas Banjir

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atau DPD RI beberkan kunci membangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur yang bebas banjir.

Lokasi calon Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur keberadaannya di daerah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. 

Untuk membangun Ibu Kota Negara RI di Kalimantan Timur, DPD RI menekankan pembangunan yang ramah lingkungan, memperhatikan konsep kelestarian alam demi terjaga dari bencana banjir.  

Baca juga: Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar ke Lokasi Calon Ibu Kota Negara, Bakal Menanam Mangrove Saliki

Baca juga: Menteri LHK Tinjau Lokasi Ibu Kota Negara di Kaltim, KLHS dan Rehabilitasi Lahan Berlanjut di 2021

Demikian diutarakan oleh Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti kepada Tribunnews.com.

Dia mengingatkan kepada pemerintah mengenai pembangunan ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Dia tegaskan, harus memperhatikan perspektif lingkungan dan potensi kebencanaan.

Sehingga ibu kota baru benar-benar bebas dari ancaman banjir.

Konsep smart city dan forest city atau the bush capital serta sekaligus dengan pemulihan dan perlindungan lingkungan harus menjadi ciri istimewa dan menjadi model percontohan perkotaan modern.

"Yang terpenting adalah bebas dari banjir," katanya kepada wartawan usai berkunjung ke Kesultanan Kukar Ing Martadinata, Kaltim, Senin (5/4/2021).

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved