Berita Kaltim Terkini

Usai Meresmikan IRI di Kantor Gubernur Kaltim, Din Syamsudin Beber Alasan Bentuk IRI di Wilayah Ini

Tokoh Muhammadiyah Din Syamsudin hadir di ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (9/4/2021) pagi.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO
Ketua Dewan Penasihat IRI Din Syamsudin bersama seluruh umat beragama di Kaltim sepakat dan membentuk Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Kaltim di ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (9/4/2021).  TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tokoh Muhammadiyah Din Syamsudin hadir di ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (9/4/2021) pagi.

Din yang juga menjabat penasihat Interfaith Rainforest Initiative (IRI) atau Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis ini meresmikan IRI wilayah Kaltim.

Ada empat provinsi yang masuk bagian IRI. Keempat provinsi itu adalah Kaltim, Papua, Papua Barat dan Riau.

Keempat provinsi itu ikut bergabung dalam IRI.

Baca juga: Ke Karni Ilyas, Din Syamsuddin Duga Permintaan Kritik Hanya Basa-Basi Jokowi, Indikatornya Dibongkar

Baca juga: Refly Harun Sarankan GAR ITB Sorot Dosen Sendiri Dibanding Beri Label Radikal ke Din Syamsuddin

Din Syamsudin memebeberkan kenapa Kaltim ditunjuk sebagai bagian dari IRI.

Tidak hanya memiliki hutan yang luas, Kaltim juga memiliki permasalahan di sektor Kehutanan.

"Kami menilai 4 provinsi ini, Kaltim, Papua, Papua Barat, dan Riau adalah provinsi-provinsi dengan hutan yang terluas dan terbanyak. Sekaligus juga masalah kehutanan. Khususnya kerusakan dan kebakaran hutan," ucapnya.

Menurutnya peran pemuka agama menjadi hal yang penting dalam menjaga lingkungan.

Sebab ia menilai deforestasi itu tidak hanya krisis lingkungan saja. 

Baca juga: Din Syamsudin Akan Resmikan Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis Wilayah Kaltim

Bahkan deforestasi ini dikarenakan krisis moral yang hanya mementingkan urusan duniawi.

"Jadi krisis lingkungan hidup termasuk kerusakan hutan, itu sejatinya krisis moral," ujar Din.

"Terutama antara manusia memandang alam hutan sebagai obyek belaka," sebutnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved