Ramadhan 2021
Inflasi 3 Bulan Terakhir tak Sampai 1 Persen, BI Kaltim Minta Satgas Pangan Pantau Harga Sembako
Bank Indonesia wilayah Kalimantan Timur atau BI Kaltim, klaim wilayah Kaltim selama tiga bulan terakhir di tahun 2021.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Bank Indonesia wilayah Kalimantan Timur atau BI Kaltim, klaim wilayah Kaltim selama tiga bulan terakhir di tahun 2021 tidak mengalami inflasi begitu melonjak.
Demikian dibeberkan oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim Tutuk Cahyono kepada Tribunkaltim.co pada Senin (12/4/2021).
Dia mengatakan hal ini dikarenakan perekonomian di Kalimantan Timur cukup baik.
Baca Juga: Inflasi Kaltim Februari 2021 Tetap Terkendali, Harga Pangan Mengalami Peningkatan
Baca Juga: Kolaborasi TPID Kota Balikpapan dan Majelis Ulama Indonesia Menjaga Stabilitas Inflasi, Lahirkan UPI
Selain itu faktor stok bahan pangan dan kegiatan ekonomi Kalimantan Timur selama pandemi cukup baik.
Ia mencatat selama beberapa bulan terakhir inflasi di Kalimantan Timur di bawah satu persen.
"Jadi kita cukup selama ini inflasi Kita normal saja terakhir 0,2 secara total 0,57 di bawah satu persen Januari February Maret artinya normal lah," ucap Tutuk Cahyono.
Pihaknya pun meminta kepada pemerintah melalui Satgas Pangan untuk memantau serta menjaga para spekulan nakal.
Apalagi selama Ramadhan dan jelang Idul Fitri menjadi cara para spekulan bermain harga.
Jika terjadi lonjakan harga otomatis berpengaruh terhadap angka inflasi di Kalimantan Timur pada bulan April.
"Ketika terjadi gejolak saya langsung kontak Pak Nazrin (Kepala Biro Ekonomi Setdaprov Kaltim) dan semuanya (Satgas Pangan). Kita berharap pedagang juga berdagang secara normal tidak perlu nimbun nanti bermasalah ke belakangnya," ujarnya.
Baca Juga: Bank Indonesia Sebut Inflasi di Kota Balikpapan Cukup Melandai Sepanjang 2020
Baca Juga: Rakorda TPID, Bupati Kukar Edi Damansyah Sebut Jaga Inflasi, Ciptakan Ekonomi Berkesinambungan
Sementara itu ia menyarankan agar tidak membeli secara banyak atau panic buying. Istilaj panic buying itu membuat ketersediaan bahan pokok berkurang drastis di pasaran.