Berita PPU Terkini
Siap Perang, Ketua Lembaga Adat Paser PPU Sebut Narkoba sebagai Ancaman Besar Generasi Muda
Perang terhadap narkoba menjadi salah satu gerakan dari Lembaga Adat Paser (LAP) Penajam Paser Utara (PPU).
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM- Perang terhadap narkoba menjadi salah satu gerakan dari Lembaga Adat Paser (LAP) Penajam Paser Utara (PPU).
Organisasi yang fokus pada budaya dan adat istiadat tersebut menyatakan pihaknya juga rutin untuk menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak bersentuhan dengan barang haram tersebut.
Hal ini disampaikan langsung Ketua LAP PPU, Musa.
Baca juga: Pemkab PPU akan Bangun Terminal Tipe C, Lokasi Dipilih di Belakang Pasar Induk Penajam
Baca juga: Bantu Pelaku UMKM Desa, Pemerintah PPU Bentuk Klinik Konsultasi Desa
"Tidak ada toleransi terhadap Narkoba, ini juga jadi perhatian kita dan kita ikut memerangi barang haram itu," kata Musa, Jumat (16/4/2021).
Ia menaruh perhatian khusus, pasalnya permasalahan narkoba di PPU cukup memprihatinkan karena tidak hanya merambah kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas, namun juga telah menjerat kalangan di titik ekonomi ke bawah.
"Narkoba jadi ancaman besar untuk generasi kita, kami prihatin adanya keterlibatan anak di bawah umur dari infomasi yang kami himpun. Ini masalah serius dan semua harus berperan memerangi narkoba," ujar Musa saat ditemui di kediamannya.
Baca juga: Jaga Stabilitas Harga, TPID PPU Sidak Pasar dan Gelar High Level Meeting
Baca juga: Wujudkan Merdeka Sinyal di Kutai Timur, Wabup Kutim Gandeng Telkomsel Pasang Jaringan di 50 Desa
Tidak hanya itu, Musa juga menyampaikan, selain melanggar aturan negara, hal ini juga telah merusak budaya dan adat istiadat.
"Sekali lagi kepedulian kita sangat penting untuk mencegah peredaran narkoba di daerah yang kita cintai ini," kata dia.
Musa berharap kepada masyarakat PPU untuk dapat melaporkan jika ada dugaan penyalagunaan narkoba di Kabupaten PPU.
"Jika ada yang mencurigakan segera laporkan ke pihak yang berwajib. Peran kita semua sangatlah penting," ucap Musa.
Penulis: Dian Mulia Sari | Editor: Rahmad Taufiq